JAKARTA (IndoTelko) - Monnai, layanan penyedia infrastruktur consumer insights untuk institusi finansial yang berbasis di Amerika Serikat, memperluas ekspansi pasarnya ke Indonesia untuk menjadi sumber utama pembuat keputusan para perusahaan fintech.
Sejak beroperasi tahun 2021, Monnai mengalami pertumbuhan yang sangat kuat dengan menjadi penggerak utama bagi beberapa penyedia pinjaman digital terbesar, lembaga keuangan, dan pemain fintech di Amerika Serikat, India, dan Asia Tenggara.
Hingga pada Maret 2023 lalu, Monnai berhasil menutup pendanaan Seri-A senilai US$6.5 juta yang dipimpin oleh Tiger Global, dan investor lain seperti Better Tomorrow Ventures dan 500 Global.
Di Indonesia, Monnai mulai beroperasi secara resmi pada Agustus 2023 di bawah entitias PT. Monnai Teknologi Indonesia, dipimpin oleh Riza Kristanto, selaku Country Director.
Riza, bergabung dengan Monnai pada bulan April 2023, dengan jam terbang yang tinggi sebagai business leader berpengalaman dalam ekosistem penilaian kredit dan pinjaman. Sebelumnya, Riza menjabat sebagai Senior Vice President PEFINDO Biro Kredit (idScore), salah satu provider layanan finansial terkemuka di Indonesia dan biro kredit terbesar.
"Keunggulan Monnai dalam kemampuan memanfaatkan teknologi global dan data hyper lokal membuat pelanggan dapat mengumpulkan data risiko dan kredit yang luas untuk pasar hyper lokal. Di Indonesia dan seperti di berbagai negara lainnya, tantangan terbesar adalah untuk mendapatkan akses terhadap insight dan Analisa yang dapat membantu pengambilan keputusan di berbagai silo dan kasus penggunaan untuk meningkatkan inklusi keuangan," kata Country Director Monnai Indonesia Riza Kristanto.
Platform Monnai mengintegrasikan rangkaian lengkap produk, mulai dari risk engine, data keuangan, insight lokasi, hingga solusi kepatuhan dan verifikasi untuk perbankan dan perusahaan fintech agar dapat menarik lebih banyak pengguna dan menciptakan solusi pinjaman yang menguntungkan.
Dengan infrastuktur yang adaptif, Monnai menawarkan 4 modul pengambilan keputusan utama: Know Your Customer (KYC), risiko kepercayaan dan penipuan, keputusan kredit, dan optimisasi penagihan melalui satu API. Infrastruktur yang dihasilkan memanfaatkan lebih dari 350 kontekstual insight, termasuk pembayaran, komunikasi, perangkat, identitas dan lain-lain.
Monnai mengembangkan teknologi unik yang memungkinkan agregasi, normalisasi dan kontekstualisasi data dengan kode rendah atau tanpa kode, melintasi silo dan batas, untuk menghasilkan analitik yang lebih baik serta pengolahan data alternatif yang lebih cepat untuk para pelanggan.
Di era yang didominasi oleh teknologi digital saat ini, terdapat kebutuhan yang mendasar akan infrastruktur yang efisien. Berbagai bisnis telah mengembangkan kapabilitas yang kuat dalam penggunaan data sebagai bagian dari proses pembuatan keputusan.
Tantangannya adalah bagaimana mendapatkan akses terhadap insights yang akan membantu pengambilan keputusan-keputusan ini di berbagai silo, serta mengaplikasikannya dengan sesuai.
Di sinilah Monnai mengambil peranan sebagai penyedia insights yang kredibel untuk membuat keputusan bagi bisnis seluruh pelanggan dan di seluruh masa transaksi. Kami telah melihat pesatnya dampak dari teknologi kami pada mitra strategis kami di Indonesia. Kami sangat bersemangat untuk berinvestasi lebih lanjut dan memperluas pangsa pasar kami di Indonesia, sebagai bagian dari misi kami dalam menjadi penyedia teknologi yang mendorong perkembangan dan inklusi pasar keuangan yang kuat," ujar CEO dan Co-Founder Monnai Pierre Demarche.
Menurut CPO dan Co-Founder Monnai Ravish Patel, pasar seperti Indonesia merupakan tantangan tersendiri bagi pemain fintech. Meskipun terdapat pertumbuhan eksponensial data digital, namun penggabungan sumber data sangat kompleks, terpisah dan masih bersifat probabilitas sehingga cukup menyulitkan untuk menggunakan data tersebut secara efisien tanpa pengeluaran yang besar dari sisi teknis.
"Dengan Monnai, fintech dapat terhubung dengan mudah melalui satu API Tunggal, menciptakan nilai yang signifikan dalam model pengambilan keputusan konsumen mereka. Ini akan menghasilkan output yang lebih baik bagi mereka, dengan tingkat persetujuan yang lebih tinggi, peningkatan nilai pelanggan, dan pengurangan biaya operasional," katanya. (wn)