Pengguna Geotab sudah tembus empat juta

JAKARTA (IndoTelko) - - Geotab, perusahaan yang bergerak di segmen solusi transportasi terkoneksi (connected transportation), berhasil mencapai jumlah pelanggan sebanyak empat juta di seluruh dunia.

Pencapaian ini menggarisbawahi pesatnya permintaan analisis data (data intelligence) bermutu tinggi, khususnya sebagai katalis dalam pengambilan keputusan mutakhir yang menggerakkan transformasi di sektor transportasi Asia Tenggara.

Analisis data Geotab sangat berperan meningkatkan kinerja, keselamatan kerja, dan aspek keberlanjutan dari armada kendaraan niaga milik perusahaan kecil hingga besar, termasuk perusahaan yang tercantum dalam daftar "Fortune 500" dan pemerintah di setiap jenjang di Asia Tenggara.

Geotab telah berpengalaman selama 23 tahun dan mencapai jumlah pelanggan sebanyak tiga juta pada 2022. Hanya satu tahun berselang, Geotab berhasil menambahkan satu juta pelanggan pada 2023. Hal ini mencerminkan pesatnya permintaan analisis data guna mendukung modernisasi dan manajemen armada kendaraan niaga di Asia Tenggara. Ekosistem Geotab kini mencakup 700+ mitra, inovasi berkelanjutan, dan kolaborasi bersama pelanggan di bidang-bidang baru, seperti pengembangan kecerdasan buatan (AI). Ekosistem tersebut terus menciptakan berbagai peluang pertumbuhan di Asia Tenggara.

"Dua puluh tiga tahun lalu, kami masih merupakan perusahaan yang dikelola dua orang dari gudang di rumah saya. Ketika mengenang kembali perjalanan dan pertumbuhan yang luar biasa dalam 15 bulan terakhir, potensi yang kami saksikan di industri selama bertahun-tahun lalu kini telah terbukti," kata CEO, Geotab Neil Cawse.

Dikatakannya, armada kendaraan niaga dituntut untuk meningkatkan profitabilitas, mengurangi emisi, memprioritaskan keselamatan berkendara, dan menemukan solusi yang hemat biaya. "Kami menyadari, Anda tidak dapat mengelola sebuah hal yang tidak dapat diukur. Itu sebabnya, data dan teknologi berperan vital bagi berbagai perusahaan, sama seperti kendaraan yang digunakannya," katanya.

Diungkapkannya, sejak mencapai tiga juta pelanggan pada Agustus lalu, kendaraan yang terkoneksi dengan Geotab telah menempuh lebih dari 89 miliar kilometer; sekitar 594 kali perjalanan menuju matahari. Seluruh jarak tempuh tersebut menghasilkan data yang sangat masif. "Maka, kami mampu menyajikan analisis yang lebih bermanfaat bagi pelanggan. Kami menginformasikan potensi kerusakan mesin kendaraan sebelum terjadi, atau kemungkinan insiden kecelakaan. Kami menggunakan AI generatif guna mempersingkat jangka waktu analisis. Lewat inovasi ini, kami meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, serta mendatangkan hasil yang lebih bermanfaat," lanjut Cawse.

Setelah jumlah kendaraan yang terkoneksi dengan Geotab semakin banyak, meliputi berbagai merek, model, dan sektor di Asia Tenggara, kuantitas data yang dianalisis Geotab pun bertambah banyak. Ekspansi ini mendukung Geotab sebagai tolok ukur akurasi yang lebih baik, serta membangun model machine learning (ML) yang lebih optimal. Hal tersebut menghasilkan analisis yang lebih baik bagi seluruh pelanggan di Asia Tenggara. Berkat teknologi AI dan ML, pelanggan di Asia Tenggara dapat bertransisi dari analisis data yang bersifat reaktif menjadi analisis prediktif dan menyusun tolok ukur industri, memperoleh nilai tambah yang lebih besar dari investasi pada solusi transportasi terkoneksi.

"Dari awalnya dikelola dua orang di sebuah gudang hingga mencapai empat juta pelanggan di seluruh dunia, kami telah menyaksikan besarnya potensi analisis data dalam menentukan masa depan sektor transportasi di Asia Tenggara. Permintaan atas data kendaraan terkoneksi membuktikan peran penting teknologi ini dalam modernisasi armada kendaraan niaga, keselamatan berkendara, dan inisiatif keberlanjutan. Setelah menganalisis perjalanan yang ditempuh lebih dari 89 miliar kilometer, kami tidak hanya mengukur, namun juga meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis, mengurangi emisi, dan memprioritaskan keselamatan berkendara. Di era transformasi data, Geotab menjadi kompas yang memandu armada kendaraan niaga di Asia Tenggara menuju masa depan yang lebih cerah dan terkoneksi," kata Associate Vice President Sales, Asia Pasifik David Brown.(wn)