Erajaya Group dan kemendikbudristek hadirkan Erajaya Vocational Day

Foto : Ilustrasi

JAKARTA (IndoTelko) - Erajaya Group terus menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi dalam peningkatan kompetensi vokasi untuk siap memasuki dunia kerja, terutama di sektor ritel. Hal ini diwujudkan melalui pelaksanaan Erajaya Vocational Day, yang kali ini bertajuk Shaping the Future Retail Generation dan diselenggarakan di Convention Hall SME Tower, Gedung Smesco, Jakarta.

Berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), acara ini hadir dengan beberapa agenda, yakni Penandatanganan PKS Erajaya dan Satuan Pendidikan Vokasi Tahap II, Talkshow HerVocational, Pop-Up Store Erajaya Group, Stand Karya SMK, serta Hiring Corner. Pelaksanaan Erajaya Vocational Day ini diresmikan oleh Jimmy Perangin Angin selaku Chief Human Capital, Legal, GA dan CSR Erajaya Group dan Kiki Yuliati selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi dari Kemendikbudristek.

Dikatakan Chief Human Capital, Legal, GA dan CSR Erajaya Group,

Jimmy Perangin Angin, sebagai salah satu pemimpin industri ritel di Indonesia, Erajaya Group terus berkomitmen pada pelaksanaan praktik bisnis yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Salah satunya dengan mendukung perkembangan pendidikan vokasi yang ia percayai akan menciptakan sumber daya manusia yang terampil, unggul, serta mempersiapkan generasi penerus dunia ritel.

"Hal ini diwujudkan melalui kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dari Kemendikbudristek yang telah terjalin sejak 2019. Melalui Erajaya Vocational Day ini, kami akan menyajikan pengalaman kolaboratif dan sinergi antara industri, satuan pendidikan, tenaga pendidik, peserta didik, hingga lulusan vokasi yang diharapkan bisa memberikan ilmu dan pemahaman baru yang berdampak positif bagi kemajuan pendidikan vokasi dan bisnis ritel di Indonesia,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Erajaya Group juga melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Satuan Pendidikan Vokasi (SPV) Tahap II. Sebanyak 27 SPV menandatangani PKS yang diwakili oleh Dadang Sudibyo selaku Head of Employee & Industrial Relations PT Erajaya Swasembada Tbk dan perwakilan kepala sekolah atau dekan perwakilan SPV. Penandatanganan PKS Tahap II ini melibatkan total 80 SPV di seluruh Indonesia yang bekerja sama dengan Erajaya selama 3 (tiga) tahun mendatang, dengan lingkup seperti penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi serta sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, penyediaan pendidik tamu dari dunia usaha dan dunia industri, praktik kerja lapangan, penelitian terapan bersama, hingga rekrutmen kerja lapangan.

Selain penandatanganan PKS, acara ini diramaikan dengan hadirnya talkshow HerVocational yang membahas dua sudut pandang dari sisi bisnis ritel dan praktisi pendidikan yaitu:

Jimmy menambahkan, penggabungan perspektif dari sisi bisnis dan praktisi ini akan memberikan sudut pandang baru dan lengkap yang akan bermanfaat bagi kita semua untuk mewujudkan generasi yang unggul dan memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan di masa kini. "Kami harap acara ini menjadi wadah untuk berbagi dan merancang strategi ke depannya sebagai bekal dalam pembelajaran peserta didik vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri, khususnya ritel,” katanya.

Kegiatan ini disambut baik oleh Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, yang menilai sinergi ini sesuai dengan transformasi pendidikan dan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Kemendikbudristek pun saat ini telah mencanangkan program SMK-PK atau SMK Pusat Keunggulan, melalui dua mekanisme, yaitu SMK PK Reguler dan SMK PK Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD). SMK PK SPD dikembangkan dengan tujuan mengajak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk menjadi co-creator pendidikan vokasi di SMK.

“Mitra industri diharapkan bukan hanya menyediakan anggaran, tetapi lebih penting lagi yaitu turut mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing industri, ikut mendidik dan mengajar sebagai praktisi mengajar, memberi kesempatan pelatihan bagi guru, memfasilitasi kesempatan magang terstruktur di industri sehingga lulusan SMK kelak akan kompeten sesuai harapan industri,” ujar Kiki.

Kemendikbudristek juga terus berupaya meningkatkan fokus pengembangan dan intervensi pada peningkatan relevansi, salah satunya melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka di jenjang perguruan tinggi yang mendorong mahasiswa belajar di luar kampus. Mereka pun didorong untuk belajar dari DUDI dan masyarakat. Pengalaman belajar tersebut diyakini akan mempercepat peningkatan relevansi kompetensi lulusan pendidikan vokasi.

“Kami meyakini bahwa dengan secara sistematis dan produktif melibatkan DUDI sebagai mitra yang berperan sebagai co-creator pendidikan vokasi, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan vokasi yang unggul, yang mampu mendukung penuh berbagai aktivitas ekonomi dan masyarakat,” kata Dirjen Kiki. (mas)