JAKARTA (IndoTelko) - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) diprediksi tetap akan merugi menutup tahun 2023.
Hal ini jika merujuk ke kinerja perseroan hingga kuartal III-2023 yang masih terus merugi.
Dalam keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia, Smartfren membukukan rugi periode berjalan Rp 599,65 miliar per akhir kuartal III-2023 berbanding terbalik di kuartal III-2022, mencetak laba periode berjalan Rp 1,64 triliun.
Perseroan mencatat pendapatan usaha Rp 8,62 triliun hingga akhir kuartal III-2023. Angkanya meningkat 4% dari Rp 8,28 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
Sementara jumlah beban usaha Rp 8,31 triliun. Naik dari Rp 7,85 triliun di Januari-September 2022. Laba usaha perseroan jadi Rp 319,18 miliar di 9 bulan 2023, turun dari Rp 436,54 miliar.
Sejumlah aksi korporasi telah dilakukan Smartfren di 2023, diantaranya melalui anak usahanya PT Smartel menjual aset data center senilai Rp544,20 miliar kepada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA).
Perseroan menandatangani perjanjian jual beli pengalihan aset data center kepada PT SMPlus Sentra Data Persada, anak usaha DSSA pada 19 Desember 2023. Transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi, namun bukan transaksi benturan kepentingan.
SMPlus merupakan anak usaha DSSA yang berfokus menjadikan bisnis data center sebagai kegiatan bisnis utama sehingga diharapkan dapat menghasilkan efisiensi yang lebih baik. SMPlus juga mengambil peluang bisnis di sektor ini untuk mengembangkan layanan pusat data yang handal di Indonesia.
Berdasarkan prospektus, properti data center yang dialihkan Smartfren belokasi di Tangerang, Bogor, Cirebon, Semarang, Solo, Jember, Malang, Jambi, Padang, Aceh, Batam, Banjarmasin, Makassar, dan Manado.
Aksi ini akan menjadi babak baru perseroan dalam strategi pengurangan beban utang dan tambahan modal.(ak)