JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil meraih laba sebesar Rp1,11 triliun hingga kuartal III-2023 turun 8,54% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp1,22 triliun.
TBIG berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp4,953 triliun dan Rp4,286 triliun untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023. Jika triwulan ketiga ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp6,692 triliun dan Rp5,770 triliun.
TBIG memiliki 41.572 penyewaan dan 22.292 sites telekomunikasi per 30 September 2023. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 22.175 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.455, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,87x.
"Di sembilan bulan pertama 2023, kami telah menambahkan 2.260 penyewaan ke dalam portofolio kami yang terdiri dari 524 sites telekomunikasi dan 1.736 kolokasi. Dikarenakan rekonfigurasi jaringan IOH yang sedang berlangsung dan tidak diperbarui sewa beberapa penyewaan IOH yang akan berakhir, penambahan sewa bersih Grup tersebut lebih rendah selama sembilan bulan tahun 2023," komentar CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong.
Per 30 September 2023, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp27.606 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp4.870 miliar. Dengan saldo kas yang mencapai Rp802 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp26.804 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp4.068 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal ketiga 2023 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.
"Kami terus memperkuat dan mendiversifikasi sumber pendanaan utang kami. Selain Fasilitas Pinjaman Revolving dengan komitmen dan Program Obligasi VI sebesar IDR 20 triliun, kami juga memiliki lebih dari IDR 5 triliun dalam pinjaman Bilateral IDR dalam negeri. Struktur utang kami tetap kokoh - dengan harga yang kompetitif, sepenuhnya terlindungi, dan ketersediaan fasilitas yang belum dicairkan," komentar CFO Tower Bersama Helmy Yusman Santoso.
Aksi korporasi lainnya yang dilakukan Tower Bersama jelang tutup 2023 adalah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2023 (Obligasi TBIG VI Tahap II) dalam program obligasi baru senilai Rp20 triliun.
Total penerbitan Obligasi TBIG VI Tahap II sebesar Rp1.513,1 miliar dengan tingkat bunga tetap 6,75% untuk tenor 370 hari. Obligasi TBIG VI Tahap II adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG dan memiliki pembayaran bunga setiap kuartal. Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari Entitas Anak Perseroan, khususnya Fasilitas Pinjaman Revolving US$325 juta dari Credit Facilities yang ada.
Obligasi TBIG VI Tahap II akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 Desember 2023.
Per 30 September 2023, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp27.606 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp4.870 miliar. Dengan saldo kas yang mencapai Rp802 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp26.804 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp4.068 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal ketiga 2023 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.
"Struktur utang kami tetap kokoh - dengan harga yang kompetitif, sepenuhnya terlindungi, dan ketersediaan fasilitas yang belum dicairkan. Kami berharap dapat terus mengakses pasar obligasi Rupiah melalui program Rp20 triliun yang berlaku hingga Juli 2025," komentar Helmy Yusman Santoso.(wn)