JAKARTA (IndoTelko) - Terus meningkatnya ancaman ransomware yang memicu kewaspadaan perusahaan dan pemerintahan di seluruh dunia mendorong PT Mega Buana Teknologi (MBT) untuk terus meningkatkan kemitraan strategisnya dengan berbagai vendor teknologi global, termasuk salah satunya NetApp, perusahaan penyedia layanan data berbasis cloud untuk bersama-sama membantu perusahaan di Indonesia mengantisipasi serangan ransomware.
Sepanjang tahun 2023 banyaknya insiden keamanan siber oleh ransomware tidak sedikit terjadi sehingga menjadi fenomena yang ‘menakutkan’, khususnya di sektor jasa keuangan. Mengutip laporan dari Edit Prima, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata, Deputi IV Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) 14 November 2023 lalu, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ramsomware.
Ada beberapa kasus yang cukup menggemparkan masyarakat antara lain : insiden serangan lockbit 3.0 yang menimpa salah satu bank di Indonesia pada pertengahan Mei 2023 dan sistem layanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengalami gangguan sistem akibat infiltrasi ransomware di Oktober 2023.
Serangan ransomware seringkali mengakibatkan perusahaan harus menutup sebagian besar infrastruktur digital mereka untuk waktu yang lama. Hal ini bisa menyebabkan data menjadi rusak dan hilang, memaksa perusahaan untuk melakukan pembangunan ulang sistem dan basis data mereka.
Menurut survei Uptime Intelligence Annual Outages Analysis 2023, serangan ransomware menduduki posisi keempat sebagai penyebab gangguan publik yang signifikan. Dari sisi kerugian, Gartner juga melaporkan bahwa perusahaan dari berbagai ukuran di seluruh dunia harus menanggung biaya operasional rata-rata sebesar US$970.000 per tahun apabila sistem mereka tidak beroperasi (downtime), yang bisa disebabkan oleh serangan ransomware maupun alasan lainnya.
Terkait hal ini, MBT sebagai anak perusahaan CTI Group dan perusahaan penyedia solusi infrastruktur TI di Indonesia, berkomitmen untuk memberdayakan bisnis saat ini dengan menawarkan solusi high availability dan perlindungan data yang dapat diskalakan. Solusi dengan high availability menjadi sangat penting untuk mengantisipasi masalah downtime.
MBT telah menjadi mitra strategis berbagai vendor teknologi global, salah satunya adalah NetApp, perusahaan penyedia layanan data berbasis cloud. Kini, solusi NetApp All Flash SAN Array (ASA) terintegrasi ke dalam portofolio komprehensif MBT, untuk memenuhi kebutuhan bisnis seperti meningkatnya kompleksitas IT, anggaran yang terbatas, urgensi yang meningkat seputar keberlanjutan (business continuity), dan pertumbuhan ancaman siber yang terus eksponensial.
NetApp ASA adalah sistem penyimpanan flash terbaru yang dirancang khusus untuk ‘jaringan area penyimpanan’ (Storage Area Networks/SAN). Sistem ini menjamin kinerja, skalabilitas, ketersediaan data yang canggih, dan memenuhi kebutuhan aplikasi bisnis penting serta basis data. Mereka dilengkapi dengan perlindungan data terintegrasi dan konektivitas hybrid cloud, memastikan penyimpanan data yang aman yang dapat diperluas dengan lancar ke platform cloud utama seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud Platform (GCP). Selain itu, NetApp ASA juga memberikan jaminan ketersediaan data yang luar biasa sebesar 99,9999% dan jaminan pemulihan ransomware.
Dikatakan Presiden Direktur MBT, Yuwono Pranata, dalam dunia bisnis yang cepat berubah saat ini, infrastruktur IT harus bisa beradaptasi dengan cepat tanpa mengganggu beban kerja yang kritikal. Di tengah banyaknya data perusahaan, sistem IT harus dilengkapi dengan strategi keamanan siber untuk melindungi data dari ancaman seperti ransomware, baik saat data berpindah maupun saat disimpan. "Dengan NetApp ASA, kami mengambil langkah proaktif untuk tidak hanya menjaga keamanan data tapi juga menjaga kelangsungan bisnis bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia,” ujarnya.
MBT menawarkan solusi NetApp ASA yang didukung oleh profesional IT berpengalaman dan bersertifikat untuk memastikan perusahaan mendapatkan layanan komprehensif berkualitas tertinggi dalam memodernisasi infrastruktur IT mereka, termasuk dalam implementasi, mengelola, manajemen, dan evaluasi. (mas)