JAKARTA (IndoTelko) - Memasuki era perkembangan teknologi yang semakin dibutuhkan untuk menopang bisnis perusahaan dalam melakukan transformasi digital, setiap perusahaan dituntut untuk beradaptasi dengan perkembangan tersebut agar proses bisnis dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Data dari Gartner di tahun 2024, hasil analisa diprediksi akan terjadi pertumbuhan demand market pada layanan TI (IT Services) sebesar 11,8%, perangkat lunak (Software) tumbuh sebesar 13,8%, layanan komunikasi (Communication Services) tumbuh 4.4% dan Perangkat (Device) tumbuh sebesar 4.6%. Telkomsigma sebagai perusahaan penyedia layanan teknologi & informasi (IT) melihat potensi pertumbuhan bisnis tersebut menjadi saling berkaitan dengan tren teknologi saat ini.
Berdasarkan data tersebut, peran teknologi bukan hanya sebagai pendukung bisnis industri, namun sebagai roda penggerak dan optimalisasi pertumbuhan bisnis melalui digitalisasi pada bisnis operasional dan layanan pelanggan.
Dikatakan Direktur Delivery & Operation Telkomsigma, I Wayan Sukerta, cloud masih menjadi pilihan utama dan sebagai digital enabler bagi industri untuk lebih fokus dalam mempercepat pertumbuhan bisnis. "Diperkokoh dengan kapabilitas dan kapasitas platform teknologi infrastruktur cloud terkini, serta kemudahan layanan dalam memenuhi kebutuhan industri sehingga berbagai inovasi dapat dikombinasikan untuk menyesuaikan kebutuhan perusahaan dalam memberikan layanan yang memanjakan pengalaman pengguna di masyarakat," katanya.
Ditambahkannya, cloud Telkomsigma saat ini telah mendukung digitalisasi lebih dari 200 perusahaan diberbagai segmen industri diantaranya industri komunikasi, layanan keuangan perbankan, pemerintah, manufaktur, dan layanan profesional.
Selanjutnya Telkomsigma akan melakukan shifting bisnis model, sehingga bukan hanya solusi dan layanan teknis saja, namun juga layanan konsultatif dengan penyediaan IT expertise yang tersertifikasi.
“Saat ini lebih dari 700 IT expertise resources yang siap memberikan service excellent dengan pengembangan metode penerapan customer zero, yang di dalamnya termasuk dalam penerapan program zero downtime 24/7 kepada setiap customer. Ini merupakan langkah strategis dalam melakukan pendekatan untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan secara nyata,” jelasnya.
Tak hanya itu, teknologi kecerdasan buatan (AI) dan Generatif AI (GenAI) akan menjadi salah satu primadona di tengah maraknya perkembangan digital. Bing by Microsoft merupakan salah satu inovasi yang mengubah pengguna untuk berinteraksi dengan konten digital dengan mudah melalui teknologi AI DALL-E 3.
Oleh karena itu, dengan berkembangnya teknologi AI dan GenAI, membuat setiap perusahaan harus lebih masif dan agile dalam mengadopsi teknologi ini agar dapat diimplementasikan secara etis, adil dan aman. Hal ini mencakup penerapan kebijakan dan praktik yang meminimalkan risiko, meningkatkan kepercayaan pengguna dan melindungi keamanan sistem secara keseluruhan.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi GenAI, tentu harus diikuti dengan antisipasi terkait keamanan data dari serangan siber yang hingga kini masih belum reda. Tingginya penggunaan platform digital dan minimnya literasi masyarakat saat menjelajah di dunia maya menjadi salah satu pemicu terjadinya serangan siber di Indonesia.
Menurut Cyber Security Incident Response Team (CSIRT) Telkomsigma, melihat data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di sepanjang tahun 2023 Indonesia masih mendapatkan 279,84 juta serangan siber. Malware masih menjadi jenis serangan siber yang banyak terjadi di Indonesia, dan serangan ini bukan hanya berasal dari dalam negeri tapi juga mancanegara. Maka, saat ini perusahaan fokus melakukan beberapa aksi, melalui kolaborasi dengan Badan
Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mensosialisasikan penanganan serangan siber ke berbagai industri dan meningkatkan kapabilitas serta kualitas teknologi yang diperkuat dengan sertifikasi ISO 27001:2016.
Selanjutnya sebagai salah satu penggerak digitalisasi di Indonesia, Telkomsigma terus berupaya untuk memberikan layanan IT terbaik yang mengedepankan kedaulatan keamanan data masyarakat. Sehingga dapat merealisasikan rencana dalam mendukung kesiapan ekosistem digital ekonomi dan Indonesia emas 2045. (mas)