JAKARTA (IndoTelko) Jika tak ada hambatan, pada pertengahan Februari ini PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak usahanya Telkomsat akan meluncurkan satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) di Florida, Amerika Serikat.
Ini adalah satelit ke-11 milik Telkom dan nantinya akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT).
Jika satelit ini nanti berhasil menempati orbit dan beroperasi (Ready For Service/RFS) sesuai jadwal pada April mendatang, maka Telkom melalui Telkomsat mengoperasikan tiga satelit aktif di tiga slot orbit berbeda.
Ketiganya adalah satelit Merah Putih di slot orbit 108 BT, satelit Telkom-3S di slot orbit 118 BT, dan Merah Putih 2 di slot orbit 113 BT.
Telkom bisa mengelola slot orbit 113 BT pasca gagalnya satelit Nusantara Dua diluncurkan di Xichang Satellite Launch Center (XLSC) China pada 9 April 2020.
Pasca insiden, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memutuskan PT Telkom Satelit Indonesia alias Telkomsat sebagai pengguna baru filling satelit Indonesia di slot orbit 113 derajat BT.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengungkapkan satelit Merah Putih 2 akan diluncurkan langsung dari Cape Canaveral, Florida dengan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Wahana peluncur milik Elon Musk ini juga yang meluncurkan satelit Merah Putih beberapa tahun lalu.
"Saat ini Satelit Merah Putih 2 sudah berada di Cape Canaveral dan siap untuk diluncurkan dalam waktu dekat," katanya.
Satelit Merah Putih 2 mengandalkan platform Spacebus 4000B2 dengan usia desain 15 tahun. Pembangunannya sendiri melibatkan Thales Alenia Space.
Perusahaan ini juga yang membangun satelit Telkom3S dan Merah Putih. Pembanguna satelit Merah Putih 2 diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 3,8 triliun.
Nantinya, Thales Alenia Space juga bertanggung jawab terhadap fase early orbital positioning phase (LEOP) dan in-orbit tests (IOT). Thales Alenia Space akan mendukung penuh pengendalian ground control dan akan melatih tim engineer Telkomsat selama berjalannya perjanjian kerja sama ini. Dukungan lainnya juga akan diberikan oleh Thales Alenia Space sepanjang masa pakai satelit.
Untuk pendanaan dilakukan melalui ekuitas Telkomsat sebesar 50% dan pinjaman sebesar 50%. Sebagian pinjaman akan berasal dari shareholder dan sebagian lainnya dari pihak ketiga.
Dengan kapasitas hingga 32Gbps, Satelit Merah Putih 2 membawa transponder aktif yang terdiri dari frekuensi C-band dan Ku-band, yang akan menjangkau seluruh area Indonesia. Satelit HTS Telkom memiliki berat dry mass atau massa kering seberat 1.707 kilogram.
Berbeda dengan satelit Telkom sebelumnya yang memiliki satu cakupan area di bumi (beam coverage) yang berukuran besar (single wide beam), satelit Merah Putih memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam). Sehingga menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut.
Sebagai satelit Geostasionary Earth Orbit (GEO) nantinya Merah Putih 2 akan berada di ketinggian mencapai 36.000 km dari bumi. Salah satu kelebihan satelit di orbit GEO adalah memiliki periode waktu mengitari bumi yang sama dengan waktu rotasi bumi, sehingga cukup 1 satelit untuk melayani 1 lokasi di bumi secara kontinu, bahkan cukup hanya 3 satelit dengan cakupan global untuk dapat melayani seluruh lokasi di Bumi.
Tak hanya membawa misi untuk konektivitas bangsa dan membawa nama baik Indonesia, keberadaan Satelit Merah Putih 2 dapat memperkuat Telkomsat dan TelkomGroup menjadi pemain besar industri satelit di Indonesia.
Sebuah keberuntungan bagi IndoTelko yang kembali menjadi saksi sejarah nantinya dalam peluncuran satelit milik Telkom ini.
Sebelumnya, media ini menyaksikan langsung peristiwa peluncuran untuk satelit Tekom 3S pada 14 Februari 2017 dari Kourou, French Guiana dan Telkom Merah Putih di Florida, AS, pada Agustus 2018.(id)