JAKARTA (IndoTelko) - Menciptakan akses sistem pembayaran dan layanan keuangan digital yang inklusif, berarti melibatkan dan menciptakan kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2024, DANA Indonesia meneruskan komitmen inklusivitas ini dengan merangkul UMKM milik perempuan penyandang disabilitas, untuk memberikan edukasi kewirausahaan dan sosialisasi perangkat pemindai statis QRIS berbasis suara, yaitu soundbox.
Hal ini bagian dari komitmen berkelanjutan DANA, yang telah memfokuskan diri untuk menyasar kelompok rentan seperti UMKM penyandang disabilitas, pada tahun 2023 lalu. Sebab, hanya sekitar 20 persen dari total populasi penyandang disabilitas di Indonesia yang dapat berpartisipasi dalam dunia kerja, dengan mayoritas berada di sektor informal yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Padahal, lebih dari 81 persen diantaranya adalah wirausahawan. DANA sadar bahwa diperlukan adanya intervensi langsung dari layanan teknologi finansial untuk menjembatani sekaligus menjawab tantangan tersebut.
Dikatakan Chief of People & Corporate Strategy DANA Indonesia,
Debora Bangun, sejak akhir tahun 2023 lalu, DANA telah mengukuhkan komitmennya dalam merangkul penyandang disabilitas. Tentunya, hal ini sejalan dengan dukungan DANA dalam mewujudkan target inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024 berdasarkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), yang mana dalam dokumen tersebut penyandang disabilitas merupakan salah satu segmen masyarakat yang menjadi prioritas.
"Lewat sosialisasi hari ini, kami berupaya mempertemukan teman-teman penyandang disabilitas, dengan para mentor handal yang akan memaparkan tentang kesempatan kemandirian ekonomi bagi penyandang disabilitas dan seluk beluk pembayaran digital dalam mengoptimalkan usaha," ujarnya.
Guna memastikan keselarasan kebutuhan UMKM perempuan penyandang disabilitas saat ini, DANA ikut melibatkan dua mitra strategisnya yaitu Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Sebanyak 30 peserta UMKM penyandang disabilitas, mendapatkan materi mengenai penerapan pemasaran secara digital dan seluk beluk menavigasi kewirausahaan, hingga pemanfaatan transaksi pembayaran digital untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi usaha yang berkelanjutan.
Melengkapi edukasi mengenai kewirausahaan dan pembayaran digital, DANA sekaligus menggunakan kesempatan ini untuk mensosialisasikan perangkat soundbox. Soundbox merupakan pemindai pembayaran statis QRIS yang disertai dengan suara untuk menginformasikan transaksi berhasil beserta nominalnya, dan diharapkan dapat menjadi solusi tambahan dan inklusif bagi banyak usaha di berbagai skala yang hendak mendigitalisasi usahanya, tak terkecuali pelaku usaha perempuan penyandang disabilitas.
Melalui benaman suara yang dihasilkan soundbox, pelaku usaha dan pembeli dapat bersama-sama merasakan kemudahan, keamanan dan kenyamanan bertransaksi digital. Pelaku usaha juga bahkan bisa meminimalisir risiko yang muncul dari penyalahgunaan transaksi digital. Dengan mendengarkan suara yang dihasilkan soundbox, pelaku usaha dan pembeli dapat bersama-sama membangun kepercayaan akan keberhasilan transaksi yang dilakukan.
Langkah nyata yang diinisiasi DANA Indonesia untuk memberikan solusi tambahan bagi UMKM lewat soundbox, menjadi salah satu upaya baru untuk menyukseskan perluasan implementasi QRIS.
Sementara, Asisten Deputi Keuangan Inklusif Keuangan Syariah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Erdiriyo mengungkapkan pentingnya inovasi dari industri teknologi keuangan untuk mendorong adopsi transaksi digital.
"Kami sangat mengapresiasi inisiatif DANA pada implementasi program DisBerdaya, yang secara langsung menyasar ke tiga segmen sekaligus yang menjadi fokus pemerintah dalam mewujudkan keuangan inklusif di Indonesia, yaitu perempuan, difabel, dan UMKM. Karena saat ini, kami juga mencari teknologi yang tepat untuk digunakan oleh teman-teman difabel mengakses layanan keuangan. Kami juga ingin program DisBerdaya, menjadi task force agar kerja sama multisektor dapat menjadi hajat nasional untuk mendorong akselerasi ekonomi digital Indonesia kedepannya," katanya.
Pun Ketua Umum Perempuan Tangguh Indonesia, Myra Winarko menyebutkan bahwa kesenjangan yang dialami penyandang disabilitas selama ini menjadi penghambat bagi mereka untuk berkarya. "Maka dari itu, segala inisiatif baik tentunya akan berjalan baik saat dilakukan bersama dengan pihak-pihak yang memiliki visi yang sama. Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan DANA yang senantiasa memberikan dukungan bagi UMKM disabilitas," katanya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Revita Alfi ikut menceritakan bagaimana masa pandemi ikut mendorong terjadinya kolaborasi lintas sektor sehingga mampu menghubungkan antara layanan keuangan digital dengan teman-teman disabilitas.
"Kami melihat bahwa tren menggunakan teknologi digital dapat memudahkan dan berpengaruh dalam meningkatkan literasi finansial untuk kalangan disabilitas. Beruntungnya, kami berkesempatan untuk membantu teman-teman disabilitas melalui kolaborasi lintas sektor sehingga mampu menghubungkan antara layanan keuangan digital dengan teman-teman disabilitas, beberapa diantaranya melalui pelatihan dan advokasi yang melibatkan lembaga pemerintah serta lembaga keuangan. Dengan begitu, harapannya ke depan teman-teman disabilitas dapat secara mandiri meningkatkan kemampuannya dalam mengelola keuangan bahkan bisnis UMKM nya," jelasnya.
Sederet rangkaian acara ‘DisBerdaya: Merangkul UMKM Disabilitas untuk Siap Berdaya’, merupakan upaya DANA untuk senantiasa mendorong upaya Pemerintah Indonesia serta mendorong potensi UMKM penyandang disabilitas agar lebih mandiri dan mengerti keuangan. (mas)