JAKARTA (IndoTelko) - Cloudera, perusahaan data untuk enterprise AI tepercaya, hari ini mengumumkan hasil surveinya, Data Architecture and Strategy in the AI Era. Dilaksanakan oleh Foundry Media untuk Cloudera, survei ini dilakukan kepada lebih dari 600 pemimpin data dan pembuat keputusan senior di bidang IT, mengenai arsitektur data modern dan bagaimana bangkitnya kecerdasan buatan (AI) berdampak terhadap strategi data. Yang paling utama adalah survei ini mendapati bahwa 90% pemimpin IT yakin bahwa menyatukan data lifecycle pada satu platform sangat penting untuk kebutuhan analitik dan AI.
Perkembangan Generative AI menandai pentingnya data yang tepercaya karena insight AI sangat bergantung pada data yang diberikan. Namun, survei ini menemukan bahwa responden menghadapi masalah dalam perjalanan AI mereka karena kualitas dan ketersediaan data (36% vs 35% di Asia Pasifik), tantangan skalabilitas dan penerapan (36% vs 38% di Asia Pasifik), integrasi dengan sistem yang sudah ada (35% vs 33% di Asia Pasifik), manajemen yang berubah-ubah (34% vs 36% di Asia Pasifik), dan transparansi model (34% vs 31% di Asia Pasifik). Ini menunjukkan bahwa meskipun banyak perusahaan yang berinvestasi di AI, ada hambatan data mendasar yang harus diatasi.
Menurut Chief Strategy Officer Cloudera, Abhas Ricky, saat makin banyak enterprise yang ingin mentransformasi bisnis mereka, terutama untuk mengembangkan solusi digital dan AI ready bagi pelanggan, mereka memilih strategi hybrid dan multi-cloud, yang menjadikan ‘data sprawl dan architectural overruns’ di seluruh LOB, unit fungsional, aplikasi bisnis, dan tim praktisi.
"Agar mereka bisa memanfaatkan kemampuan AI secara efektif perusahaan harus mendesain dan menerapkan arsitektur dan platform data yang terstandarisasi dan berpusat pada use case, yang memungkinkan tim-tim yang berbeda untuk memanfaatkan "semua data mereka" dimanapun data tersebut berada," ujarnya.
Beberapa penting lainnya dari survei ini mencatat, ada tiga persyaratan mendasar bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan AI secara efektif, antara lain :
1. Arsitektur data modern yang berdasarkan strategi bisnis
Kunci untuk arsitektur data modern adalah platform data tunggal yang bekerja secara mulus di seluruh public cloud dan on-premise. Berbicara mengenai manfaat dari arsitektur data modern, respon yang paling popular adalah menyederhanakan proses data/analitik (40% vs 43% di Asia Pasifik), diikuti dengan meraih fleksibilitas dalam mengatasi semua jenis data (38% vs 42% di Asia Pasifik).
2. Manajemen data terpadu
Perusahaan saat ini membutuhkan teknologi pengelolaan cloud yang fleksibel dan scalable yang menyediakan tools untuk mengubah informasi menjadi insight. Terkait faktor-faktor yang menghambat pengelolaan data end-to-end yang dibutuhkan untuk pengembangan model AI, 62% responden mengatakan bahwa volume dan kompleksitas data (vs 59% untuk Asia Pasifik), 56% mengatakan keamanan data (vs 59% untuk Asia Pasifik) dan 52% mengatakan tata kelola dan kepatuhan (vs 55% untuk Asia Pasifik).
3. Platform data yang serba guna dan aman
Dari sudut pandang jangka panjang, pendekatan hybrid data yang mencakup penerapan di on premises dan di public cloud adalah strategi data dan analitik yang terpilih 93% responden setuju bahwa "kemampuan multi cloud/hybrid untuk data dan analitik adalah kunci bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan." (sama-sama 93% untuk Asia Pasifik).
Ditambahkan Abhas, pada dasarnya, enterprise ingin mendapatkan hasil terbaik dari strategi data mereka dan mendorong inisiatif AI dengan harga yang menguntungkan.
"Perusahaan yang ingin memaksimalkan hasil dari data mereka harus dengan cepat membangun dan menerapkan platform dan arsitektur AI modern yang mendukung misi tersebut. Cloudera berkomitmen untuk membantu pelanggan mengatasi tantangan data dan AI yang terberat sekalipun, selaku satu-satunya platform data hybrid, multi-cloud untuk data di mana saja," jelasnya. (mas)