JAKARTA (IndoTelko) - Ericsson telah menerbitkan Laporan ConsumerLab terbaru yang mengungkapkan hasil survei persepsi konsumen terhadap Fixed Wireless Access (FWA) 5G.
Dalam sebuah studi global pertama yang mencakup 19 negara, 370 juta rumah tangga, dan mewakili 1,2 miliar penduduk, Ericsson ConsumerLab mengungkapkan temuan penting. Studi ini memberikan gambaran yang lengkap dan beragam tentang bagaimana pilihan dan pandangan konsumen terhadap FWA sebagai pilihan internet rumah tangga yang sedang berkembang.
Laporan ini menginformasikan alat yang dibutuhkan penyedia layanan untuk menangkap pertumbuhan FWA 5G dan merekomendasikan strategi positioning berbasis nilai, kinerja, dan penyesuaian untuk menangkap segmen rumah tangga yang berbeda dan mendorong adopsi FWA secara efektif.
Salah satu temuan utama menunjukkan bahwa ada pergeseran pelanggan ke FWA dibandingkan dengan jenis konektivitas lainnya. Laporan ini menunjukan bahwa tujuh dari 10 rumah tangga yang menggunakan FWA 5G memilih teknologi ini sebagai pengganti tetap untuk konektivitas yang digunakan sebelumnya. Kemudahan ditekankan sebagai salah satu keunggulan utama FWA, menunjukkan bahwa FWA mengungguli solusi kabel dalam hal fleksibilitas, penyesuaian, dan kemudahan instalasi.
Minat terhadap FWA di Indonesia terbilang tinggi, terdapat hampir 3 dari setiap 5 rumah tangga yang menyatakan ketertarikannya terhadap teknologi ini. Lebih lanjut, setengah dari rumah tangga, bersedia meningkatkan biaya bulanan untuk mengakses layanan FWA 5G.
Studi ini juga menunjukkan bahwa rumah tangga menyatakan kepuasannya menggunakan FWA 5G dengan pengalaman layanan (termasuk waktu pengiriman, ketentuan kontrak, kualitas peralatan, dan level biaya) dibandingkan dengan pelanggan fiber optik. Namun, dalam hal kinerja jaringan (seperti kecepatan, jangkauan dalam ruangan, keamanan, dan kapasitas), tingkat kepuasan pengguna FWA 5G setara dengan pengguna fiber optik.
Data menunjukkan bahwa FWA lebih unggul dari solusi berkabel dalam hal fleksibilitas, penyesuaian dan kemudahan instalasi. Temuan ini menggarisbawahi potensi permintaan FWA untuk memenuhi kebutuhan Indonesia sebagai negara kepulauan. Hal ini sangat diperlukan terutama di daerah pedesaan dan wilayah kepulauan di mana solusi kabel tradisional mungkin tidak dapat dilakukan.
FWA menawarkan sebuah kemudahan dengan kemampuan nirkabel dan investasi awal yang minimum. Keunggulan ini cocok untuk mengatasi masalah aksesibilitas dan memperluas cakupan ke daerah yang kurang terlayani untuk adopsi yang luas di pasar Indonesia.
Selain pemahaman tentang kondisi 4G dan 5G FWA dari perspektif rumah tangga, laporan ini mengungkapkan poin data tentang preferensi dalam memilih FWA dan hambatan yang menghalangi rumah tangga untuk memilih jenis konektivitas ini. Namun di Indonesia, satu dari setiap dua rumah tangga bersedia untuk menaikkan biaya bulanan mereka lebih dari 10% demi mendapatkan layanan FWA 5G. Hal ini menunjukkan kesiapan investasi yang signifikan dari konsumen Indonesia untuk mendapatkan opsi konektivitas yang lebih canggih.
Laporan ini mengidentifikasi enam segmen rumah tangga yang berbeda, masing-masing dengan tingkat minat dan kebutuhan yang berbeda-beda terhadap FWA. Segmen-segmen ini, termasuk pemburu harga, pencari paket bundling, peminat kapasitas tinggi, peminat konektivitas tinggi, pencari kemudahan, dan pengguna aktif seluler. Dengan demikian, laporan ini menawarkan wawasan berharga bagi penyedia layanan yang menargetkan preferensi konsumen yang berbeda.
Head of Fixed Wireless Access, Ericsson Networks John Yazlle, mengatakan saat ini FWA merupakan kasus penggunaan 5G terbesar setelah mobile broadband dalam hal penyerapan, dengan koneksi di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh hampir tiga kali lipat menjadi 330 juta pada akhir tahun 2029.
Pertumbuhan ini menghasilkan pendapatan tahunan penyedia layanan sebesar 75 miliar dolar AS. Hasil studi ini memvalidasi preferensi rumah tangga untuk broadband berkecepatan tinggi dan kemudahan yang mendukung adopsi FWA 5G.
"Adanya teknologi dan jaringan 5G merupakan momen yang tepat untuk menangkap peluang besar dan menjangkau lebih dari satu miliar rumah tangga dan perusahaan yang belum terlayani secara global," katanya.
Di Indonesia, tahun lalu Ericsson berkolaborasi dengan Telkomsel dan Qualcomm untuk menggelar uji coba FWA 5G menggunakan spektrum frekuensi baru 3,5 GHz dan 26 GHz yang telah mendapatkan izin untuk keperluan uji coba dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. Melalui kolaborasi ini, Telkomsel, Ericsson, dan Qualcomm bertujuan menghadirkan kapasitas 5G yang lebih optimal dengan fitur latensi rendah serta memperluas jangkauan jaringan 5G, yang mencakup wilayah pedesaan yang terpencil hingga area perkotaan padat penduduk.
Head of Ericsson Indonesia Krishna Patil, mengatakan temuan Ericsson ConsumerLab menegaskan pentingnya Fixed Wireless Access (FWA) sebagai solusi yang lebih efisien, karena tidak memerlukan kabel fisik dan pembangunan infrastruktur yang besar.
"Kami percaya teknologi ini dapat mendukung upaya pemerintah untuk menyediakan koneksi internet ke wilayah terpencil dan pedesaan. Sebagai pemimpin ICT global, Ericsson berkomitmen menyediakan teknologi terkini, termasuk jaringan FWA untuk mendukung pertumbuhan infrastruktur digital Indonesia," katanya.(id)