Layanan 5G di IKN terus dikebut

JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mengawal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang didukung dengan konektivitas digital mumpuni.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan kehadiran Perusahaan Listrik Negara (PLN) Hub menjadi kunci layanan teknologi telekomunikasi terbaru, termasuk jaringan 5G.

"PLN Hub sebagai pusat infrastruktur kelistrikan di IKN menjadi penting. Kita sudah dorong investasi jaringan telekomunikasi 5G, tapi ini kan banyak hal karena investasi infrastruktur telekomunikasi sangat mahal ya," jelasnya.

Dia menekankan peran strategis PLN Hub dalam mendukung pengembangan jaringan telekomunikasi 5G sebagai salah satu infrastruktur konektivitas digital di IKN.

"Pasokan listrik yang stabil dan handal dari PLN Hub akan memastikan jaringan 5G dapat beroperasi secara optimal, menghadirkan konektivitas digital di IKN,” tandasnya.

Menurutnya, teknologi 5G bukan hanya tentang kecepatan internet yang tinggi, tetapi juga membuka peluang meningkatkan kualitas layanan publik Pemerintah.

“Jaringan 5G akan memungkinkan aplikasi dalam Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) bisa diterapkan,” tuturnya.

Diingatkannya, kolaborasi antara PLN dan operator telekomunikasi menjadi kunci keberhasilan implementasi konektivitas digital di IKN.

"Persiapan kita ya nanti kita terus, ini kan Telkom sudah narik infrastrukturnya. Nanti sesuai dengan perkembangan IKN juga akan terus ditambah kapasitasnya,” ujarnya.

Pembangunan PLN Hub di IKN menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menghadirkan konektivitas digital terbaik bagi masyarakat. "Apalagi PLN punya Icon Plus yang juga mensupport infrastruktur telekomunikasi," tegasnya.

Sebelumnya, Kominfo mengumumkan akan melakukan lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz pada Juni 2024.

Tambahan spektrum frekuensi tersebut akan membuat operator seluler dapat meningkatkan kualitas layanan, begitu juga kecepatan internet kepada para pelanggannya. Selain itu, koneksi 5G yang sesungguhnya akan kian dirasakan pengguna.

Sebagai informasi, frekuensi 700 MHz yang sebelumnya dipakai untuk penyiaran analog, kini menghasilkan digital dividen 112 MHz setelah diterapkannya penghentian siaran TV analog dan dialihkan TV digital atau dikenal dengan Analog Switch Off (ASO). Dari 112 MHz itu, 2 x 45 MHz atau 90 MHz dialokasikan untuk layanan telekomunikasi.

Adapun, frekuensi 26 GHz yang rencana akan dilelang oleh Kominfo ini memiliki lebar pita 2,7 GHz. Dari keempat operator seluler yang beroperasi, semuanya menyatakan minat mengikuti lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz.(wn)