JAKARTA (IndoTelko) - Julo saat ini berada di jalur yang tepat untuk menyalurkan lebih dari US$650 juta pada tahun 2024.
Dalam empat bulan pertama tahun 2024, total penyaluran pinjaman JULO melonjak 87,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, melebihi US$189 juta.
Sebagai gambaran, perusahaan telah berhasil menyalurkan lebih dari US$1 miliar secara total sejak didirikan pada tahun 2016, dengan tonggak pencapaian hampir US$500 juta yang disalurkan pada tahun 2023 - meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Perusahaan ini juga mengalami lonjakan dalam basis penggunanya, menarik lebih dari 2 juta pengguna, menandai peningkatan 58% pada tahun 2023.
Didukung oleh AC Ventures, JULO saat ini telah menghasilkan laba sebelum pajak dan diharapkan akan menghasilkan laba penuh pada akhir tahun. Dengan memanfaatkan model bisnis yang telah terbukti dan pertumbuhan yang kuat, JULO siap untuk berevolusi menjadi bank baru yang berfokus pada dampak, yang didedikasikan untuk melayani pasar Indonesia yang sebagian besar belum terlayani dan memajukan inklusi keuangan di wilayah ini.
Inti dari keberhasilannya hingga saat ini, perusahaan telah memelopori produk pembiayaan konsumen yang inovatif yang memanfaatkan data perilaku yang komprehensif untuk penjaminan kredit yang canggih. Strategi ini telah memungkinkan JULO untuk mengembangkan dan menawarkan produk kartu kredit virtual yang dirancang khusus untuk masyarakat berpenghasilan menengah di Indonesia, memberikan akses kredit yang belum pernah ada sebelumnya kepada jutaan orang dan mendorong pemberdayaan ekonomi di seluruh Indonesia.
Pencapaian pertumbuhan terbaru perusahaan juga mencakup peningkatan pendapatan sebesar 73% pada tahun 2023 dan tingkat retensi 75%+ per kohort yang luar biasa, yang secara dramatis mengurangi biaya akuisisi pinjaman dan meningkatkan efisiensi operasional.
Pertumbuhan JULO didukung oleh kemitraan dengan lembaga-lembaga keuangan terkemuka, termasuk perusahaan-perusahaan global seperti Credit Saison dan juga perusahaan-perusahaan lokal seperti Bank Sampoerna dan Superbank, untuk memberdayakan penyaluran kredit kepada segmen masyarakat berpenghasilan menengah di Indonesia.
"Sentimen investor dapat berfluktuasi, mencerminkan siklus ekonomi dan investasi yang lebih luas. Terlepas dari volatilitas ini, permintaan akan perusahaan jasa keuangan yang bertanggung jawab dan berfokus pada inklusi keuangan di Indonesia tetap tinggi. Di JULO, kami berkomitmen untuk menjadi entitas yang memberikan dampak. Sekarang, lebih dari sebelumnya, ada minat investor yang jelas terhadap bisnis seperti kami yang tidak hanya memberikan dampak sosial yang substansial, tetapi juga menghasilkan keuntungan finansial yang solid bagi para investor kami," kata Presiden Grup Julo Ankur Mehrotra.
Segmen pasar menengah di Indonesia memiliki peluang sekitar US$100 miliar. Perusahaan baru-baru ini meluncurkan produk non-kredit, seperti asuransi, pada tahun 2023 dan akan terus mengembangkan penawaran-penawaran barunya.
"Kami sangat optimis dengan prospek makroekonomi jangka panjang Indonesia dan potensi industri jasa keuangan yang berkelanjutan, mengingat Indonesia memiliki rasio utang rumah tangga terhadap PDB yang paling rendah di antara negara-negara ASEAN. Meskipun menghadapi berbagai krisis dan tantangan yang tidak terduga, JULO telah berhasil menavigasi pasar selama lebih dari tujuh tahun dan sekarang berkembang lebih dari sebelumnya. Kami berkomitmen untuk membangun bisnis yang akan melampaui generasi ke generasi," katanya.(ak)