JAKARTA (IndoTelko) - Axiata Group Bhd sebagai pemilik PT XL Axiata Tbk (EXCL) menargetkan merger antara XL dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bisa dituntaskan sebelum tutup tahun ini.
"Kita inginnya aksi korporasi ini bisa tuntas tahun ini," ungkap Group Chief Financial Officer Axiata Nik Rizal Kamil, kemarin.
Dijelaskannya, proses uji tuntas biasanya memakan waktu rata-rata 3 bulan, atau bisa lebih cepat. Dalam tahap due diligence, XL Axiata dan Smartfen melihat semua aspek, mulai dari komersial, finansial, hingga teknologi seperti menara dan spektrum.
"Proses (due diligence) baru saja dimulai. Biasanya akan selesai rata-rata 3 bulan," ujar Nik.
Selama uji tuntas, mereka juga paralel menyiapkan dokumen dan proses negosiasi dengan regulasi yang ada di Indonesia. Artinya, rampungnya merger didasari dua faktor, yakni due diligence dan negosiasi yang dilakukan secara paralel.
Aksi korporasi ini menjadi yang terbesar kedua setelah merger antara PT Indosat Tbk. dan Hutchison 3 Indonesia menjadi Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH).
Dia berharap agar pihak pemerintah kini sudah siap mengawal proses merger sehingga penggabungan XL Axiata dan Smartfren bisa berjalan lebih cepat.
"Seperti IOH 13-14 bulan untuk regulatory. Itu yang terbesar pertama, kita ini kasus yang kedua. Kita berharap regulasi lebih familier dengan apa yang perlu dilihat dan diketahui dan didiskusikan dengan kepentingan Axiata dan Sinarmas," ujar Nik.
Kolaborasi antara XL dan Smartfren nantinya bisa menjadi kompetitor bagi Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison yang memiliki spektrum lebih dari 150 MHz.
Jika XL Axiata dengan kepemilikan frekuensi sekitar 90 MHz dan Smartfren sekitar 60 MHz bergabung, tentunya jumlah spektrum yang dikuasai berimbang dengan kompetitornya.
Saat ini, pangsa pasar IOH mencapai sekitar 20% dari pasar dan hampir 60% adalah pangsa pasar Telkomsel. Sedangkan XL Axiata hanya sekitar 17%, begitu pun dengan FREN sekitar 10%. Jika XL dan Smartfren digabungkan, pangsa pasar menjadi 27%.(ak)