eFishery dan BRPBAP3 Maros tanam 1.500 mangrove

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, eFishery bersama Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berkontribusi dalam proyek Carbon Capture and Storage (CCS) dengan menanam 1.500 mangrove di Unit Instalasi Tambak Silvofishery Marana, Maros, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi strategis dalam rangka Hari laut Sedunia ini, bertujuan untuk mengembangkan kegiatan reforestasi dan proteksi yang berkaitan langsung dengan budidaya udang di wilayah Maros.

Dengan pertumbuhan eFishery selama 10 tahun terakhir, eFishery, melalui eFishery Foundation, berkomitmen untuk terus mendukung pembudidaya dan komunitas pembudidaya melalui berbagai fokus area keberlanjutan yang akan mulai diterapkan secara menyeluruh di 2024 hingga sepuluh tahun ke depan sesuai dengan prinsip Environment, Sosial, Governance (ESG).

Fokus area keberlanjutan ini diterapkan untuk memastikan eFishery terus bertumbuh bersama dengan pembudidaya dan memberikan dampak besar dalam berbagai aspek mulai dari budidaya, akses keuangan, pangsa pasar, lingkungan, kesehatan, pendidikan dan aspek terkait peningkatan kualitas hidup komunitas pembudidaya. Untuk aspek lingkungan eFishery saat ini berfokus pada ekosistem mangrove, dan menargetkan reforestasi dan konservasi seluas 100,000 hektar area mangrove hingga 2030 di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Sustainability Sr. Manager eFishery, Trini Yuni Pratiwi, eFishery berkomitmen untuk selalu menerapkan program berprinsip ESG dalam setiap langkahnya, termasuk salah satunya dalam pelestarian lingkungan. Melalui kolaborasi bersama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, eFishery yakin dapat mendorong terwujudnya ekosistem mangrove yang lestari, karena banyak masyarakat khususnya di pesisir yang bergantung pada mangrove.

"Semoga, kegiatan pelestarian lingkungan yang eFishery lakukan dapat terus memberikan kontribusi positif terhadap aspek lingkungan dan sosial. Kami percaya lingkungan yang lestari dapat mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik," ujarnya.

Sementara, Kepala BRPBAP3 Maros, Dr. A. Indra Jaya Asaad, S.Pi., M.Sc menyampaikan apresiasi aksi nyata yang dilakukan eFishery untuk lingkungan, dalam hal ini reforestasi mangrove. Urgensi untuk merestorasi hutan mangrove sangat tinggi, dikarenakan banyak kerusakan, baik faktor alam maupun manusia yang berdampak pada kelestarian mangrove.

"Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan untuk lingkungan. Semoga kegiatan ini juga dapat menjadi contoh sehingga semakin banyak pelaku usaha yang tergerak untuk melestarikan lingkungan," katanya.

Ekosistem mangrove adalah salah satu ekosistem yang paling produktif di bumi, dan melayani banyak kritis fungsi, seperti area pembibitan yang berharga untuk ikan dan invertebrata. Ekosistem mangrove yang sehat mendukung produktivitas perikanan. Selain spesies yang penting secara komersial, hutan bakau juga pelabuhan sejumlah spesies terancam dan hampir punah. Mangrove menjaga kualitas air dan kejernihan, menyaring polutan dan menjebak sedimen yang berasal dari daratan, serta menyimpan sejumlah besar karbon. Sejalan dengan fokus eFishery untuk memperkuat sektor akuakultur secara berkelanjutan dan menyeluruh.

Trini menambahkan, ke depannya, pihaknya akan terus berupaya untuk memperluas kegiatan ini ke daerah lain, terutama daerah yang menjadi bagian dari ekosistem eFishery. Sejak awal, eFishery berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi mereka yang tergabung dalam ekosistem, baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. "Kami juga membuka peluang kolaborasi guna memperluas jangkauan penerapan program ESG bagi semua pihak, dan kami yakin bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama," tegasnya.

Sebelumnya, aksi nyata pelestarian ekosistem mangrove telah eFishery lakukan dengan menanam 1.000 bibit pohon mangrove di Ekowisata Bale Mangrove, Desa Wisata Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan penanaman 1.000 mangrove ini melibatkan 200 orang tenaga sukarela (volunteer) yang terdiri dari karyawan eFishery, komunitas, aparat dan pelajar setempat. Program penanaman 1.000 mangrove merupakan bagian dari inisiatif eFishery Foundation, yang bertujuan untuk menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir. (mas)