JAKARTA (IndoTelko) - Xurya bersama dengan Huawei Indonesia dan JJ-Lapp Indonesia secara resmi menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk mendukung percepatan adopsi energi terbarukan (EBT) di Indonesia.
Dalam kolaborasi strategi ini, kedepannya ketiga pihak berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan kapasitas PLTS terpasang di berbagai wilayah di Indonesia serta mengadakan pelatihan sumber daya manusia di sektor PLTS.
“Kami berkomitmen untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai net-zero emission (NZE) pada tahun 2060 khususnya dengan terus mendorong adopsi PLTS di Indonesia. Kolaborasi antara Xurya, Huawei Indonesia, dan JJ-Lapp Indonesia ini akan menggabungkan keahlian dan sumber daya masing-masing pihak dalam mengatasi tantangan apapun dalam percepatan pengembangan proyek PLTS yang berkelanjutan,” kata Vice President Operations Xurya Philip Effendy.
Dilansir dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total kapasitas PLTS (ground-mounted, terapung, dan atap) yang telah terpasang di tahun 2023 kemarin mencapai 573,8MW, di mana besaran jumlah PLTS atap sebanyak 140 megawatt (MW). Angka tersebut tentunya masih sangat jauh dari target yang telah ditentukan untuk tahun 2025 mendatang, yakni sebesar 3,6 gigawatt (GW).
Head of Department of Digital Power Business Unit Huawei Indonesia Jin Song mengatakan Huawei mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan teknologi listrik, untuk memaksimalkan efisiensi daya dan digitalisasi industri daya.
"Indonesia sangat kaya dalam potensi energi surya, dibandingkan dengan sumber energi angin atau air. Dengan memanfaatkan sumber energi surya yang berlimpah ini, kita dapat mendukung transisi energi Indonesia guna menyumbangkan lebih banyak lagi energi hijau, serta mendorong transformasi industri sehingga tercipta lebih banyak peluang kerja dan SDM yang kompeten, guna mewujudkan manfaat yang sangat besar bagi bangsa Indonesia," katanya.
Untuk itu, Huawei sangat terbuka untuk kerja sama dengan semua pihak terkait, terutama mitra strategis Huawei untuk bersama-sama memberikan kontribusi dalam perjalanan transformasi energi ini.”
Selain itu, Head of Department Renewable Energy, JJ-Lapp Indonesia Raja Hotmarasi menambahkan bentuk kerja sama ini merupakan salah satu peran aktif dalam mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia dan mengurangi emisi karbon, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi industri, masyarakat, dan lingkungan secara keseluruhan.
Ketiga pihak setuju bahwa dalam mengejar target bauran energi pada tahun 2025 mendatang, keterlibatan dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) akan menjadi faktor penting agar adopsi energi terbarukan di Indonesia dapat berjalan sesuai rencana.
Sebagai solusi, Program Solar Academy merupakan salah satu kolaborasi yang tercantum dalam surat perjanjian kerja sama tersebut. Program ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan profesional yang kompeten di sektor PLTS dan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai tujuan net zero emission di tahun 2060 mendatang.
“Sebagai salah satu perusahaan Indonesia yang memiliki 100% tenaga kerja lokal, Xurya berharap program edukasi yang sedang digarap oleh kami bertiga dapat membantu membangun daya saing dan keterampilan SDM lokal di bidang PLTS serta mengurangi ketergantungan industri strategis (energi) kepada tenaga ahli asing,” tutup Philip.(ak)