JAKARTA (IndoTelko) - ITSEC Asia telah berpartisipasi dalam Rapat Kerja Teknologi Informari (RAKER TI) 2024, sebuah rapat tahunan yang diselenggarakan pada 12-14 Juni 2024 di Nusa Dua, Bali, oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS). Dalam acara yang bertemakan “Penerapan Artificial Intelligent dan Pengamanan Infrastruktur Informasi Vital untuk Mendukung Pencapaian Target Hulu Migas” ini, ITSEC Asia berkesempatan untuk berbagi informasi terkait lanskap keamanan siber dalam infrastruktur Informasi Vital di Indonesia.
Raker tersebut membahas mengenai isu-isu terkini dari inovasi serta perkembangan Artificial Intelligence dan infrastruktur informasi vital seperti OT dan IT, serta penerapannya sebagai elemen dan instrumen penting bagi kelancaran dan keberhasilan sistem operasional hulu migas.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Lumban Gaol, menyoroti bagaimana Raker TI 2024 merupakan momen penting bagi ITSEC Asia untuk membangun hubungan dan menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan di dalam industri minyak dan gas. "Kami senang bisa menjadi bagian dari Raker TI 2024, dimana kami berkesempatan untuk bertukar pengetahuan terkait infrastruktur keamanan siber dan pengelolaan operasional teknologi informasi di dalam industri, terutama industri migas," ujarnya.
Di era digital ini, pengamanan Infrastruktur Informasi Vital menjadi sangat penting. Potensi serangan siber yang bisa mengganggu operasional hulu migas harus dihadapi dengan langkah-langkah keamanan yang kuat. Semua fasilitas dan data yang dikelola oleh SKK Migas merupakan aset vital negara. Oleh karena itu, SKK Migas perlu menjalin kerja sama dalam menciptakan infrastruktur keamanan siber yang kuat untuk proses operasionalnya.
Infrastruktur Informasi Vital (IIV) sendiri mengacu pada sistem elektronik yang memanfaatkan teknologi informasi atau teknologi operasional, baik yang berdiri sendiri maupun yang saling bergantung dengan sistem elektronik lainnya, untuk mendukung sektor-sektor strategis. Setiap gangguan atau kerusakan pada infrastruktur ini dapat berdampak serius pada kepentingan umum, pelayanan publik, pertahanan dan keamanan, bahkan perekonomian nasional.
Saat ini Teknologi Informasi dan Teknologi Operasional telah berjalan berdampingan, diperlukan keseimbangan dalam penerapan sistem keamanan siber pada kedua sistem tersebut. Keamanan sistem OT telah menjadi komponen kunci dalam melindungi proses operasional, keamanan, serta keselamatan lingkungan industri dan infrastruktur vital. Industri di sektor-sektor seperti manufaktur, produksi makanan, minyak dan gas, pertambangan, kimia, petrokimia, dan pembangkit listrik harus memusatkan perhatian pada keamanan siber Teknologi Operasional (OT) untuk melindungi aset, sistem, dan proses teknologi operasional dari ancaman serangan siber.
Ruang lingkup OT dan IT yang sudah semakin terhubung seiring dengan meningkatnya tuntutan akan produktivitas suatu industri turut mendorong peningkatan potensi ancaman siber. Potensi serangan siber yang dapat terjadi terhadap OT dapat meliputi serangan langsung terhadap sistem terhadap perangkat industri seperti gardu listrik dan mesin produksi, peretasan terhadap jaringan supply chain, hingga serangan social engineering terhadap para pekerja di fasilitas infrastruktur vital seperti pertambangan, kilang minyak, hingga pembangkit listrik.
ITSEC mendemonstrasikan kemampuan layanan dan solusi keamanan cyber komprehensif yang dimilikinya, termasuk Layanan Konsultasi, Integrasi Solusi Keamanan, Layanan Keamanan Terkelola, serta solusi dan layanan keamanan siber lainnya. Pengunjung berkesempatan untuk mempelajari secara luas mengenai bagaimana ITSEC Asia menjalankan proyek keamanan cyber berkualitas tinggi di berbagai industri, termasuk keuangan, telekomunikasi, energi, transportasi, manufaktur, dan infrastruktur vital.
Di kesempatan tersebut, GM Security Solution PT ITSEC Asia Tbk, Atik Pilihanto ikut memberikan pemaparan terkait "Ketahanan Siber Teknologi Operasional". Dalam sesi pemaparannya, Atik Pilihanto memberikan penjelasan mengenai lanskap keamanan teknologi operasional, peraturan dan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah terkait perlindungan Infrastruktur Informasi Vital, hingga fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya, mulai dari serangan siber terhadap sistem OT berbagai perusahaan di dunia, hingga strategi mitigasi terbaik menurut ITSEC Asia.
Dijelaskannya, cepat atau lambat, sistem OT bagi industri infrastruktur vital perlu mengedepankan sistem keamanan siber yang jauh lebih baik. “Perlu saya sampaikan mengenai pentingnya keamanan siber bagi perusahaan yang bergerak dalam industri infrastruktur vital, terutama bagi industri minyak dan gas. Dampak dari serangan siber bisa sangat merugikan, tidak hanya dari sisi keuangan, tetapi juga terkait gangguan operasional yang menyangkut berbagai pihak. Menginvestasikan strategi dan perencanaan keamanan siber yang kuat tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi merupakan keharusan strategis untuk memastikan ketahanan dan keberlanjutan operasi industri-industri tersebut di lanskap digital saat ini,” jelasnya.
Joseph menyatakan bahwa partisipasi ITSEC Asia dalam acara ini mencerminkan upaya perusahaan untuk terus berkembang menghadapi fenomena cyber yang berkembang dalam lanskap ancaman keamanan cyber pada Infrastruktur Informasi Vital di Indonesia. "Partisipasi kami dalam acara ini mencerminkan komitmen kami untuk mendorong menciptakan ekosistem keamanan siber dalam berbagai industri di Indonesia, serta menyediakan solusi keamanan inovatif kepada klien kami yang beroperasi di berbagai sektor," ujarnya. (mas)