JAKARTA (IndoTelko) - PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami kerugian Rp2,6 triliun pada semester 1 2024, atau turun 63,3% dibanding periode sama tahun 2023 yang menyentuh Rp7,161 triliun.
Alhasil, akumulasi rugi turun 1,4% dibanding akhir tahun 2023 menyentuh Rp211,6 triliun pada akhir Juni 2024.
Pendapatan bersih Rp7,7 triliun dalam 6 bulan pertama tahun 2024. Hasil itu tumbuh 13,2% dibanding periode sama tahun 2023 yang tercatat Rp6,8 triliun.
"Percepatan pertumbuhan di kuartal kedua kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market. Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga," kata Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, Selasa (30/7).
Langkah tersebut akan terus menjadi landasan pertumbuhan Perseroan. Seiring dengan upaya perseroan meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024.
“Di akhir tahun pertama jabatan saya sebagai Direktur Utama, Perseroan telah mencatatkan fundamental terkuat hingga saat ini, dan saya bangga dapat berperan dalam peningkatan tersebut. Saya bergabung dengan tim yang kuat, dan didukung talenta baru yang telah mendorong pertumbuhan lebih lanjut," imbuh Patrick.
Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo menjelaskan, pada kuartal kedua 2024, GoTo mencatatkan akselerasi pertumbuhan yang pesat dengan GTV inti mencapai Rp63,2 triliun, tumbuh 54% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara pendapatan bruto meningkat 39% secara tahunan. Sejak awal tahun, jumlah pelanggan Gojek Plus tumbuh dua kali lipat, di saat yang sama adopsi aplikasi GoPay dan produk pinjaman Perseroan juga terus meluas.
Hal tersebut, disertai dengan langkah strategis menyasar mass market, mendorong peningkatan jumlah pengguna bertransaksi bulanan (monthly transacting user) Grup GoTo sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya pada kuartal kedua 2024.
“Pertumbuhan ini tercapai, seiring pengurangan beban usaha dan perbaikan EBITDA yang disesuaikan yang dilaporkan secara year-on-year untuk delapan kuartal secara berturut-turut,” jelasnya.
Perseroan akan mengurangi modal dengan menarik kembali 10.264.665.616 saham Seri A hasil pembelian kembali pada tahun 2021 dan 2022, serta program greenshoe yang dilaksanakan terkait dengan IPO Perseroan.
“Langkah tersebut diharapkan akan menambah nilai bagi pemegang saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar,” tutupnya.(ak)