JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan beauty-tech terdepan Social Bella hari ini resmi meluncurkan lini bisnis baru, yakni Insight Factory by SOCO yang akan fokus menyajikan insight dan laporan terkini di industri kecantikan yang ditujukan untuk membantu para pelaku industri kecantikan dalam mengambil keputusan strategis.
Insight Factory by SOCO merilis laporan perilaku konsumen dan tren industri kecantikan di Indonesia secara komprehensif, dengan tajuk Beauty Consumer Behavior and Trend Report dari Insight Factory by SOCO.
Co-Founder & CEO Social Bella, Christopher Madiam menjelaskan Insight Factory by SOCO memungkinkan pelaku industri mengakses data intelligence yang selama ini menjadi secret sauce Sociolla dalam menghadirkan pengalaman kecantikan terbaik dan relevan untuk beauty enthusiast.
"Melalui big data lebih dari 6 juta SOCO member diolah oleh tim riset yang handal sebagai laporan yang mencerminkan kondisi sebenarnya industri kecantikan Indonesia yang terus tumbuh secara resilien. Kami berharap laporan ini dapat menjadi referensi utama bagi pelaku industri dalam mengambil keputusan strategis dan bersama-sama mengakselerasi kemajuan sektor kecantikan," katanya.
Beauty Consumer Behavior and Trend Report dari Insight Factory by SOCO menyoroti peningkatan literasi konsumen Indonesia yang signifikan dalam berbelanja produk kecantikan. Sebanyak 77% konsumen kecantikan membaca ulasan sebelum melakukan pembelian. Konsumen pun semakin cerdas dan selektif dalam memilih produk, dengan meningkatnya pengetahuan tentang kandungan dan efektivitas produk. Gen Z, khususnya, lebih berpengetahuan dan spesifik dalam mencari tahu mengenai kandungan dan bahan aktif produk. Hal ini terlihat dari bahan-bahan produk yang paling banyak dicari selama 2023, yakni diantaranya centella, rice, salicylic acid, snail mucin, dan niacinamide.
VP Data Management & Business Intelligence Social Bella, Amanda Melissa menjelaskan literasi kecantikan di Indonesia meningkat pesat berkat kemudahan akses informasi yang semakin luas di dunia digital, terutama melalui media sosial. Hal ini telah mendorong brand dan pelaku industri lainnya untuk menjadi lebih kreatif, inovatif, dan relevan dengan preferensi beauty enthusiast yang semakin cerdas.
Tren kecantikan makin condong ke arah inovasi yang lebih tinggi, seperti hybrid makeup yang juga dapat merawat kulit, pre-juvenation skincare untuk pre-peremajaan kulit, ataupun produk khusus untuk kulit sensitif. Sementara itu, konsep skinification atau rutinitas perawatan menyeluruh mulai dari wajah, tubuh hingga rambut, mulai berkembang di Indonesia, sehingga mendorong kemajuan dalam kategori produk perawatan tubuh dan rambut. Dengan tumbuhnya peminat, produk perawatan tubuh dengan bahan aktif maupun produk perawatan kulit kepala mulai makin banyak diluncurkan di Indonesia.
Lebih lanjut, Beauty Consumer Behavior and Trend Report juga menyoroti perbedaan cara spending generasi Milenial dan Gen Z dalam berbelanja produk kecantikan. Hampir setengah dari total responden Gen Z (48%) mengeluarkan kurang dari Rp150 ribu per transaksi, sedangkan hanya sekitar sepertiga dari responden Milenial (34%) yang mengeluarkan jumlah yang sama. Sebanyak 28% dari Milenial mengeluarkan lebih dari Rp300 ribu per transaksi, sementara untuk Gen Z tercatat sebanyak 17%.
Milenial bersedia mengeluarkan budget lebih untuk membeli produk yang menawarkan nilai tambah (added value), baik dari kualitas produk ataupun prinsip tertentu yang diusung dari brand. Di sisi lain, Gen Z lebih informatif dan eksploratif terhadap tren dan inovasi produk terbaru, sehingga tak heran Gen Z mampu mendorong pertumbuhan paling pesat di seluruh kategori produk kecantikan, baik perawatan kulit, makeup, parfum, perawatan tubuh, dan rambut.
Gen Z memimpin secara signifikan dalam pertumbuhan penjualan produk yang trending dibandingkan Milenial selama 2023. Di kategori perawatan tubuh, pembelian body sunscreen oleh Gen Z tumbuh sebesar 175% dibandingkan 106% pada Milenial. Untuk acne pimple patch, pertumbuhan pembelian Gen Z mencapai 69% dibandingkan 33% pada Milenial. Dalam kategori perawatan rambut, pembelian produk hair mist oleh Gen Z meningkat sebesar 227%, lebih tinggi dibandingkan Milenial yang sebesar 113%. Di kategori wewangian, pembelian parfum oleh Gen Z meningkat 304% dibandingkan 160% pada Milenial. Sementara pada kategori makeup, pembelian cushion oleh Gen Z meningkat sebesar 105%, sedangkan Milenial sebesar 59%.
Berdasarkan analisis terhadap perilaku berbelanja lebih dari 6 juta konsumen Sociolla yang terdaftar sebagai SOCO member, laporan ini menemukan bahwa baik Milenial dan Gen Z lebih menikmati integrasi pengalaman online dan offline, sehingga mendorong penguatan tren omnichannel shopping di kalangan pecinta kecantikan. Omni shopper berbelanja lebih banyak dan lebih sering dibandingkan dengan pembeli yang berbelanja secara offline atau online saja, sehingga pendapatan dari omni shopping pun tercatat dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari transaksi offline atau online.
Kinerja memuaskan dari omni shopping ini dicapai di tengah peningkatan signifikan pada jumlah offline shopper di Sociolla, dengan segmen Milenial naik sebesar 17% dan Gen Z sebesar 13% pada 2023 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Ini sekaligus membuktikan keberhasilan strategi omnichannel terintegrasi di sektor kecantikan, seperti yang diterapkan oleh Sociolla melalui konsep Shop the way you like, yang menghadirkan pengalaman berbelanja yang seamless dan menyenangkan bagi omni shopper.
Beauty Report dari Insight Factory by SOCO disusun berdasarkan analisis terhadap big data dari Beauty Super App SOCO, diperkaya dengan survei konsumen, analisis tren kecantikan, dan publikasi eksternal yang relevan. Di SOCO, pengguna memiliki beauty profile, memilih dan membeli produk, serta membaca dan menulis review. Seluruh insight ini menjadi landasan bagi Insight Factory by SOCO dalam menghadirkan analisis perilaku beauty enthusiast dan tren industri kecantikan dengan akurat dan relevan.(wn)