60% pengguna Reku adalah generasi millenial dan Gen Z

JAKARTA (IndoTelko) - Baru-baru ini, OJK memperkirakan nilai transaksi investasi kripto di Indonesia akan mencapai Rp1.000 triliun, meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan nilai transaksi pada awal tahun 2024 yakni Rp301,75 triliun. Proyeksi tersebut menggambarkan keyakinan OJK terhadap masa depan industri kripto yang inklusif di Indonesia.

Dikatakan Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum Aspakrindo-ABI, Robby, dengan semakin meningkatnya jumlah investor kripto di Indonesia, target peningkatan transaksi itu sangat memungkinkan untuk tercapai.

“Adopsi aset kripto di Indonesia konsisten meningkat setiap bulannya, mencapai 20,24 juta investor pada Juni 2024 lalu. Bahkan, saat ini jumlah investor kripto juga dapat bersaing dengan investor saham, instrumen yang hadir jauh lebih lama dari aset kripto. Ini menandakan bukan hanya peningkatan minat, namun juga adopsi aset kripto,” katanya.

Ditambahkannya, pertumbuhan positif ini salah satunya didorong oleh sejumlah golongan seperti Gen Z dan millenials. “Mayoritas investor kripto didominasi oleh generasi muda, sebab aset kripto menawarkan kemudahan akses, transparansi, dan fleksibilitas. Mereka bisa berinvestasi kripto mulai dari Rp5.000 seperti di Reku. Selain itu, transparansi aset kripto juga memungkinkan generasi muda bisa melakukan pengiriman dan penarikan transaksi melalui wallet masing-masing. Pengalaman ini yang sukar ditemukan pada instrumen investasi lainnya. Kemudian, aset kripto juga dapat dimanfaatkan oleh seluruh jenis investor, baik jangka pendek dan panjang,” jelasnya.

Golongan Gen Z dan milenial juga menempati salah satu porsi terbesar pengguna Reku. “60 persen pengguna Reku merupakan generasi millenial dan Gen Z. Hal tersebut semakin menunjukkan besarnya ketertarikan dan partisipasi generasi ini terhadap aset kripto. Terlepas volatilitas harga, faktor ini justru menjadi aspek yang menarik untuk trading jangka pendek dan memperoleh potensi return yang optimal,” ujarnya.

Selain adopsi Gen Z dan milenial, regulasi turut menjadi faktor yang berpotensi mendorong transaksi kripto. Menurut Robby, Regulasi aset kripto di Indonesia dapat dikatakan sudah lengkap, dengan dukungan Bursa Kripto, Kliring, Kustodi dan Bappebti yang berperan dalam melindungi keamanan investor. Ini bukan hanya membuat investor merasa aman namun juga nyaman berinvestasi. Ia berharap, kedepannya regulasi aset kripto bisa terus berlangsung secara win-win bagi seluruh stakeholders, baik investor, pedagang aset kripto lokal maupun global.

Sementara, Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, optimisme terkait peningkatan transaksi kripto di Indonesia yang juga sejalan dengan semakin menariknya ekosistem kripto yang turut didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin advance.

“Proyek-proyek baru yang mengusung inovasi menarik, khususnya terkait infrastruktur teknologi terdesentralisasi, menjadi enabler untuk menciptakan pengalaman baru yang semakin immersive di berbagai sektor di ekosistem terdesentralisasi,” ujarnya.

Tidak sedikit proyek kripto di tahun 2024 ini yang telah memperkenalkan fitur-fitur dan pengalaman baru yang semakin beragam dan ramah pengguna, menyediakan pengalaman investasi, hiburan, sosial, yang segar dan berbeda. “Fokus pengembang aplikasi dan teknologi terdesentralisasi kini telah berada pada aspek kemudahan penggunaan untuk kalangan pengguna yang lebih luas. Keberhasilan upaya-upaya tersebut akan berpotensi menarik minat masyarakat dari kalangan yang lebih luas terhadap teknologi terdesentralisasi serta aset kripto,” tambahnya.

Sektor AI, yang saat ini sedang banyak menjadi sorotan jelang rilis laporan laba Nvidia pada 28 Agustus ini, dengan token seperti FET yang membukukan kenaikan harga lebih dari 50% dalam satu pekan terakhir, menjadi salah satu inisiatif pengembangan teknologi yang sedang banyak diperhatikan oleh investor.

Menurutnya, AI berpotensi menjadi katalis yang akan cukup kuat sebab teknologi yang ada dapat diintegrasikan ke berbagai aplikasi dan jaringan blockchain, membuatnya memiliki potensi pasar yang luas. "Manfaat AI dalam kehidupan sehari-hari seperti integrasinya dengan fitur-fitur populer pada smartphone misalnya, membuat sektor ini lebih dekat dan dikenal oleh masyarakat secara umum. Hal ini membuat sektor ini berpotensi mendapatkan perhatian yang besar,” katanya.

Dalam beberapa bulan ke belakang, performa sektor AI memang relatif fluktuatif, yang tidak jarang terkorelasi dengan sentimen yang berkembang terkait Nvidia. Dalam satu pekan terakhir misalnya, sentimen positif terhadap peningkatan laba Nvidia telah membuat AI menjadi naratif dengan performa tertinggi kedua setelah Ordinals.

“Kemajuan teknologi, selain menjanjikan potensi adopsi dan ekosistem produk atau layanan yang semakin menarik dan populer, juga turut menurunkan barrier of entry dan learning curve untuk para pengembang sehingga membuat ekosistem kripto memiliki pilihan yang semakin beragam bagi para pengguna dan investor.

Perkembangan tersebut merupakan kemajuan yang patut diapresiasi, yang akan membuat pasar kripto semakin demokratis dan terbuka yang besar kemungkinan dapat menarik lebih banyak investor ke pasar kripto kedepannya,” pungkas Fahmi.

Untuk merespon potensi tersebut, Reku terus memperluas pilihan aset kripto bagi pengguna. “Reku rutin menambahkan aset kripto baru di setiap minggunya, yang tetap memprioritaskan faktor keamanan dan fundamental melalui due diligence ketat oleh tim Researcher Reku. Saat ini, terdapat hampir 200 aset kripto terdaftar di Reku yang memungkinkan investor untuk diversifikasi dengan bijak. Sebab Reku mendampingi pengguna dengan menyediakan analisa pasar yang di-update harian dan dapat diakses melalui aplikasi maupun website untuk memudahkan dalam mengambil keputusan,” jelasnya. (mas)