JAKARTA (IndoTelko) - Momen angka kembar di akhir tahun seperti 10.10, 11.11, dan 12.12 yang dikenal di TikTok sebagai Mega Sales selalu menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia untuk berbelanja. Hal ini sejalan dengan riset terbaru dari Kantar Profile bersama TikTok di tahun 2024 yang menunjukan bahwa 90% konsumen TikTok telah berbelanja selama periode Mega Sales pada tahun 2023 lalu, dan diperkirakan setengah dari konsumen TikTok di Indonesia akan kembali berbelanja pada Mega Sales tahun ini.
Menggabungkan strategi promosi yang kuat melalui konten yang tepat di TikTok, brand dapat memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan penjualan. Selaras dengan hasil riset konsumen oleh Accenture Song bersama TikTok di tahun 2023 yang mengungkapkan bahwa 60% pengguna TikTok secara aktif mencari konten untuk mendapatkan rekomendasi produk yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa konten memiliki peran lebih dari sekadar hiburan semata, tetapi juga mampu untuk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Diungkapkan Head of Business Marketing TikTok Indonesia, Sitaresti Astarini, konsumen saat ini menganggap konten sebagai faktor penting dalam berbelanja, yang mempengaruhi kebiasaan dan keputusan pembelian mereka saat mencari tren dan inspirasi.
"Mereka tidak hanya tertarik dengan konten video yang menghibur tetapi juga dengan konten yang dapat membantu dalam keputusan pembelian. Di TikTok, konten-konten brand yang menawarkan konten informatif & otentik, promosi menarik, pengalaman belanja yang seamless akan lebih disukai oleh konsumen," ujarnya.
Untuk memaksimalkan kampanye saat periode Mega Sales 2024, TikTok memperkenalkan beragam karakter atau persona konsumen berdasarkan kebiasaan dan perilaku mereka saat menikmati konten di TikTok. Dengan demikian, brand dapat menciptakan konten video yang kreatif dan relevan sesuai dengan setiap persona, sehingga pada akhirnya bisa menginspirasi jutaan konsumen TikTok di Indonesia dan memengaruhi keputusan belanja mereka.
Untuk lebih mengenal perilaku konsumen, berikut adalah empat persona di TikTok yang perlu diperhatikan oleh brand :
Bargain Hunters (pemburu diskon), persona yang tertarik pada diskon besar dan promo menarik di mana 77% dari tipe ini akan langsung membeli atau memasukkan produk ke wishlist saat melihat penawaran menarik tersebut.
Inspirational Hunters (pencari inspirasi), persona yang aktif mencari tren dan inspirasi, di mana 95% dari persona ini melakukan riset lebih lanjut sebelum memutuskan untuk membeli barang yang telah mereka temukan di TikTok.
Effortless Shoppers (pembeli praktis), menyukai kemudahan berbelanja tanpa harus berpindah aplikasi dengan data menunjukkan bahwa sebanyak 89% dari persona ini menikmati pengalaman belanja yang mulus di TikTok.
Purposeful Shoppers (pembeli berdasarkan tujuan), persona ini mencari brand yang dinilai sejalan dengan prinsip pribadi mereka, di mana 95% dari mereka mencoba menemukan produk yang menarik dan sesuai dengan nilai mereka di TikTok.
Setelah memahami persona konsumen, brand dapat memanfaatkan ekosistem kreatif TikTok untuk membangun strategi pemasaran yang efektif dalam menyambut momen Mega Sales mendatang. Sebagai contoh, Herborist, brand lokal dengan produk kecantikan yang mengandung ekstrak bahan alami untuk kecantikan tubuh, telah memanfaatkan ragam fitur kreatif dan solusi pengembangan bisnis di TikTok yang mampu menjangkau konsumen di setiap tahap perjalanan belanja mereka mulai dari penemuan produk, pertimbangan, munculnya niat beli, dan melakukan pembelian.
Herborist memanfaatkan ekosistem kreatif di TikTok untuk membangun branding yang kuat melalui konten video edukatif dan menarik, serta melakukan sesi LIVE secara rutin. Strategi yang sama juga diterapkan ketika momen Mega Sales, saat minat belanja konsumen sedang tinggi, sehingga berdampak pada peningkatkan jangkauan audiens, visibilitas brand, dan interaksi dengan konsumen.
Sementara, E-Commerce Assistant Manager Herborist, Yolanda Tuasela, menambahkan, berbagai strategi di TikTok telah membantunya dalam meningkatkan efektivitas promosi selama momen Big Sales dan Mega Sales. "Seperti saat Ramadan kemarin, kami berhasil meningkatkan penjualan hingga 3,8% meskipun biaya iklan yang dibelanjakan lebih sedikit. Selain berdampak positif pada penjualan, kampanye lain di TikTok juga mampu memperluas jangkauan produk Herborist ke seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Berkolaborasi dengan kreator TikTok juga menjadi strategi yang sering dilakukan brand untuk memaksimalkan hasil kampanye yang lebih kreatif dan tepat sasaran. Salah satu kreator dengan ciri khas seputar tips lifehacks, Hanssen Benjamin, menunjukkan bagaimana memanfaatkan ekosistem kreatif TikTok dapat menciptakan konten iklan yang inovatif dan menghibur.
Untuk memantau tren terkini, Hanssen menggunakan Creator Search Insight untuk menemukan topik dan konten yang sedang populer, membantu dalam menyesuaikan materi dengan preferensi audiens. Selain itu, TikTok Creative Center memungkinkan Hanssen untuk melihat iklan-iklan yang banyak dilihat, lagu-lagu dan tagar yang populer, serta produk-produk yang banyak disukai untuk menambah referensi.
Aplikasi CapCut juga menunjang Hanssen dalam menyunting video dengan fitur yang mudah digunakan untuk menghasilkan video yang dinamis dan menarik sehingga dapat menjangkau audiens lebih luas dan meningkatkan engagement. Hanssen menjelaskan, "Bagi saya ada tiga kata kunci untuk membuat konten promosi brand yang efektif: singkat, padat, dan jelas. Konten juga harus memiliki hook yang khas dan menarik serta call-to-action yang jelas. Selain itu, alih-alih hanya mempromosikan produk secara hardsell, pentingnya membangun hubungan emosional dengan konsumen yang dituju." Dengan pendekatan ini, Hanssen tidak hanya mempertahankan gaya khasnya dalam membuat video yang menarik dan cepat, tetapi juga memastikan bahwa pesan brand dapat diterima dengan baik oleh audiens TikTok. (mas)