JAKARTA (IndoTelko) - PT. Indodana Multi Finance (Indodana Finance), sebagai bagian dari Cermati Fintech Group, dengan bangga berpartisipasi dalam acara Power Lunch yang diselenggarakan oleh GDP Venture. Acara bertajuk "Dunia Baru Fintech: Praktis atau Berbahaya?" ini menghadirkan para pakar industri untuk membahas perkembangan financial technology serta perannya dalam menciptakan ekosistem keuangan yang lebih aman, inklusif, dan bertanggung jawab di Indonesia.
Pada momen ini, Indodana Finance menekankan pentingnya literasi dan inklusi keuangan yang menjadi fondasi bagi penggunaan layanan BNPL (Buy Now Pay Later) secara bertanggung jawab.
Direktur PT Indodana Multi Finance, Iwan Dewanto menjelaskan bahwa, meskipun pertumbuhan layanan BNPL sangat pesat, pemahaman dan inklusi keuangan yang baik tetap menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan industri BNPL yang sehat.
"Kami percaya bahwa seiring dengan pesatnya pertumbuhan BNPL, edukasi tentang pengelolaan keuangan menjadi semakin penting. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan para pengguna, salah satunya melalui informasi simulasi pinjaman dan akses ke Ringkasan Informasi dan Layanan (RIPLAY)," ujarnya.
Simulasi ini memungkinkan pengguna untuk memproyeksikan jumlah cicilan dan bunga sebelum melakukan pembelian, sementara RIPLAY memberikan panduan yang jelas tentang syarat dan ketentuan pembiayaan, memastikan transparansi dan keterbukaan dalam setiap transaksi.
Sejalan dengan komitmen Cermati Fintech Group dalam menciptakan teknologi finansial yang inklusif, Indodana Finance telah mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning di seluruh ekosistemnya. Teknologi ini tidak hanya membantu mengotomatisasi berbagai proses, tetapi juga memainkan peran penting dalam personalisasi layanan dan penilaian risiko kredit.
Ditambahkannya, dengan AI, pihaknya dapat memahami pola perilaku pengguna dan menyesuaikan layanan sesuai kebutuhan mereka, sementara Machine Learning meningkatkan akurasi dalam proses credit scoring. "Hal ini penting untuk memastikan bahwa layanan BNPL hanya diberikan kepada pengguna yang memenuhi syarat finansial dan mempunyai kemampuan dalam melakukan pembayaran angsurannya sampai dengan jangka waktu pelunasannya," katanya.
Teknologi ini memungkinkan Indodana Finance untuk menjangkau segmen underbanked, yang mencakup 67% populasi Indonesia, memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah dan luas bahkan di luar pusat-pusat ekonomi utama untuk turut meningkatkan penetrasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Indodana Finance juga menekankan pentingnya tanggung jawab finansial dalam penggunaan BNPL. Layanan ini memberikan fleksibilitas bagi masyarakat, namun harus digunakan dengan bijak. Iwan menegaskan bahwa BNPL bukan sekadar alat pembiayaan instan, melainkan sarana untuk membantu pengguna dalam melakukan pengelolaan keuangan dengan lebih baik.
Dijelaskannya, Indodana selalu mendorong pengguna untuk memahami kemampuan finansial mereka sebelum memanfaatkan layanan ini. Mengatur anggaran pribadi dan mempertimbangkan cicilan sesuai kemampuan adalah hal yang penting untuk menjaga keberlanjutan finansial yang sehat.
Dalam menjaga kualitas kredit tetap sehat, Indodana Finance secara konsisten menerapkan proses credit scoring yang bersifat prudent dan selektif. Selain hal tersebut diatas secara industri, berdasarkan data dari OJK rasio Non Performing Finance (NPF) BNPL per Agustus 2024, tetap terkendali di angka 2,52% , jauh di bawah batas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5%. Hal ini membuktikan bahwa meskipun ada tantangan, industri BNPL masih mampu mengelola mitigasi risiko keuangan dengan baik untuk tetap menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, penting untuk dipahami bahwa layanan BNPL dapat memberikan manfaat yang signifikan untuk pengguna, terutama ketika digunakan dengan pengertian yang baik tentang manajemen keuangan yang sehat. Melalui pendekatan yang berbasis teknologi dan edukasi, Indodana Finance berkomitmen untuk tidak hanya memberikan kemudahan dalam bertransaksi, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan inklusi dan literasi keuangan bagi setiap pengguna. (mas)