Gen Z dan Milenial punya tren liburan tersendri

JAKARTA (IndoTelko) - Berlibur dapat memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk beristirahat dari kesibukan serta rutinitas harian. Guna memahami tren terkini dalam dunia pariwisata, Jakpat melakukan survei terhadap 1.448 responden yang berbagi rencana liburan mereka untuk enam bulan ke depan.

Rencana Liburan

Sebanyak 36% responden berencana untuk berlibur ke luar kota, terutama Milenial. Sebanyak 26% responden lainnya memilih liburan dalam kota tanpa menginap. Di sisi lain, 38% Gen Z belum memiliki rencana liburan untuk periode tersebut.

Milenial cenderung merencanakan liburan bersama keluarga atau pasangan mereka, sedangkan Gen Z lebih memilih untuk berlibur dengan teman-teman. Sebanyak 64% responden berencana untuk menikmati liburan singkat selama satu hingga tiga hari. Berdasarkan kelas ekonomi, kelompok kelas atas cenderung merencanakan liburan lebih lama, seperti empat hingga tujuh hari.

Destinasi

Menghilangkan stres menjadi alasan berlibur bagi 66% responden. Jika diperinci, Milenial dan perempuan lebih tertarik wisata kuliner, sedangkan Gen Z dan laki-laki lebih fokus mencari pengalaman baru dan waktu untuk diri sendiri (me time).

Saat memilih lokasi wisata, tiga dari lima responden mempertimbangkan biaya. Milenial cenderung memperhatikan aktivitas yang bisa dilakukan, lokasi, dan variasi kuliner yang tersedia. Di sisi lain, Gen Z lebih memprioritaskan aspek keamanan dan tempat-tempat dengan spot foto menarik.

Research Lead Jakpat, Septiana Widi Sugiastuti menyoroti ketertarikan masyarakat dalam berwisata sambil melakukan kegiatan yang mendukung kesehatan fisik dan mental

“Berkembangnya wellness tourism dapat memberikan peluang bagi industri pariwisata dengan mengembangkan paket wisata kesehatan atau program wellness. Ini bisa dipasarkan sebagai cara untuk menyegarkan tubuh dan pikiran, khususnya untuk kalangan pekerja urban yang mencari destinasi pelepas penat,” ujarnya.

Oleh-oleh

Sebanyak 63% responden menyiapkan dana untuk membeli oleh-oleh, terutama di antara mereka yang sudah memiliki anak. Jenis oleh-oleh yang paling digemari adalah makanan khas daerah, yang dipilih oleh 87% responden. Souvenir seperti gantungan kunci, tempelan magnet, dan miniatur, menjadi pilihan kedua terbanyak dengan persentase 57%.

Sebesar 84% responden membeli buah tangan di toko pusat oleh-oleh, sementara 1 dari 2 responden membelinya di lokasi wisata. Septiana juga merekomendasikan kepada pemilik tempat wisata untuk memanfaatkan platform e-commerce guna mempermudah proses pembelian oleh-oleh.

“Fitur pemesanan online bisa dipromosikan di lokasi wisata agar wisatawan dapat melakukan pemesanan dengan lebih praktis. Selain itu, media sosial dapat digunakan untuk menunjukkan proses pembuatan makanan, kisah di balik produk, dan cerita budaya yang terkait. Hal ini akan membuat oleh-oleh tersebut lebih menarik dan dapat membangun loyalitas konsumen. Kolaborasi dengan influencer lokal juga dapat menjadi strategi yang efektif,” tambahnya. (mas)