Tren penjualan UMKM di Ramadhan dan Lebaran ala TikTok

Ilustrasi (dok)

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - TikTik baru-baru ini menggelar program tahunan #MajuBarengTikTok dengan tema spesial "Ramadan Bareng TikTok". Program ini memberikan pelatihan gratis bagi UMKM untuk memaksimalkan potensi bisnis mereka selama bulan Ramadan hingga Lebaran melalui platform TikTok.

TikTok menyorot beberapa tren yang bisa dimanfaatkan oleh para UMKM untuk meningkatkan bisnisnya selama momen Ramadan dan Lebaran. Berdasarkan studi TikTok bersama Toluna, ada beberapa strategi yang dapat diadopsi oleh UMKM :

1. Mempersiapkan kebutuhan Ramadan lebih awal

UMKM dapat mulai merancang kampanye sekitar satu bulan hingga satu minggu sebelum Ramadan, dengan fokus pada storytelling dan shoppertainment agar dapat membantu membangun kesadaran brand lebih awal.

2. Memenangkan momen puncak Ramadan

Mengetahui bahwa 1 dari 3 pengguna mulai mempersiapkan Lebaran dua minggu sebelum hari raya, UMKM dapat memanfaatkan solusi full-funnel TikTok, seperti TikTok for Business, untuk menarik perhatian selama momen penting menjelang Lebaran.

3. Merayakan Lebaran dengan promosi spesial

Pada periode ini, 46% pengguna aktif mencari konten belanja dan promosi spesial Lebaran. UMKM bisa memanfaatkan momen ini dengan membuat kampanye kreatif yang menarik perhatian dan memberikan penawaran spesial.

4. Menjaga relevansi pasca-Ramadan

Setelah Lebaran, 1 dari 2 pengguna melanjutkan belanja mereka. UMKM perlu menyesuaikan strategi untuk tetap relevan dengan preferensi konsumen yang berlanjut pasca-Ramadan, memastikan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Dikatakan Public Policy and Government Relations, TikTok Indonesia, Marshiella Pandji, melalui Ramadan Bareng TikTok, pihaknya bertujuan membantu pelaku UMKM dapat memahami tren konsumen dan menyusun strategi pemasaran digital yang lebih efektif. Setelah mengikuti sesi pembekalan, para pelaku usaha dapat memanfaatkan ekosistem TikTok dalam menyusun kampanye kreatif, mulai dari membangun brand awareness hingga menjaga loyalitas pelanggan yang mereka ingin jangkau.

"Harapannya, program #MajuBarengTikTok dapat mempercepat digitalisasi UMKM untuk mendukung upaya pemerintah dalam mendorong 50% UMKM bertransformasi digital pada 2025," ujarnya.

Pada gelaran "Ramadan Bareng TikTok", sebanyak 600 peserta UMKM mengikuti berbagai sesi bermanfaat dan praktikal, termasuk mendengar wawasan dan kisah inspiratif dari kolaborator dan para UMKM yang sukses di Ramadan tahun lalu.

Salah satu pelaku UMKM yang ikut serta adalah Beeru, yang menghadirkan produk sehat pengganti gula, berhasil mencatat penjualan hingga tiga kali lipat selama Ramadan 2024 dengan mengikuti kampanye Ramadan Ekstra Seru di TikTok.

Diungkapkan Beeru Nutritionist & Brand Associate, Ruth Ayu Adityaputri,

pihaknya percaya kunci pola hidup sehat adalah keseimbangan dan kebahagiaan. Melalui TikTok, Beeru lebih mudah menjangkau dan mengedukasi ragam produknya, termasuk Beeru Stevia yang merupakan pemanis alami pengganti gula, berbagi konten edukatif berbasis riset, dan membangun komunitas yang mendukung gaya hidup sehat. "TikTok telah membantu Beeru tumbuh secara signifkan, menjadikan platform ini sarana yang tepat untuk memberdayakan UMKM," katanya.

Sementara itu, Apelicious, UMKM asal Malang yang menyediakan keripik buah dan sayur alami, meningkatkan volume penjualan hingga 40% setelah meningkatkan anggaran iklan di TikTok sebesar 20% selama Ramadan tahun lalu.

Keberhasilan kedua UMKM ini tidak terlepas dari strategi kreatif mereka dalam memanfaatkan tren Ramadan dan Lebaran di TikTok. Beeru, misalnya, mengganti kemasan produknya dengan edisi Idul Fitri dan konsisten membuat konten bertemakan Ramadan. Sedangkan Apelicious memilih fokus pada platform digital setelah mengalami kesulitan di toko offline, sehingga produk mereka semakin dikenal luas.

"Berawal dari usaha rumahan di Malang, Apelicious kini dapat turut serta memberikan peluang bagi mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, termasuk yang sudah lanjut usia, agar tetap bisa bekerja sesuai kemampuan mereka. Hal ini tidak terlepas dari kehadiran platform seperti TikTok, yang memungkinkan bisnis kami berkembang pesat dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat sekitar, khususnya di Jawa Timur," terang Apelicious Owner, Noor Lisa Amalia.

Sedangkan, Tata Kelola Ahli Madya, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM RI, Iwan Ungsi menjelaskan, pihaknya selalu mendukung kemajuan UMKM di Indonesia. Dengan bimbingan yang tepat, ia berharap UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga naik kelas, lebih berdaya saing, dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian. Program TikTok Ads Credit ini sangat membantu dalam menyampaikan edukasi kepada UMKM.

"Kami memanfaatkannya untuk menghadirkan konten informatif yang relevan bagi para pelaku usaha, termasuk UMKM. Melalui berbagai video edukatif di TikTok, seperti panduan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui ponsel, manfaat NIB, dan lainnya, kami berharap UMKM serta masyarakat dapat semakin memahami dan memanfaatkan peluang usaha dengan lebih baik,” tambahnya.

Melalui #MajuBarengTikTok, TikTok konsisten berupaya mendukung lebih banyak UMKM seperti Beeru dan Apelicious. Sejak diumumkan di TikTok Southeast Asia Impact Forum 2023, total kredit iklan yang diberikan pada tahun 2024 telah meningkat lebih dari enam kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kredit iklan ini disalurkan ke 10 lembaga pemerintah, badan usaha milik negara, mitra industri, dan LSM untuk meningkatkan distribusi konten edukasi untuk UMKM, membantu mereka memanfaatkan peluang bisnis saat adanya momentum seperti Ramadan. (mas)