telkomsel halo

Net Neutrality Tak Bisa Ditolak

08:24:31 | 08 Dec 2014
Net Neutrality Tak Bisa Ditolak
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Penyedia jaringan tak bisa menolak Net Neutrality di era dimana pengguna haus akan konten atau content is a king.

Pendiri dan Chairman PT Internetindo Data Centra (IDC) Indonesia Johar Alam Rangkuti mengibaratkan konten adalah tujuan akhir dari pelanggan, sementara penyedia jaringan adalah jalan yang dilalui menuju tujuan akhir itu.

“Ibaratnya orang mau ke rumah sakit atau pusat perbelanjaan, dua tempat ini adalah konten. Nah, jalan yang dilalui menuju kedua tempat ini kan jalan umum.  Tak  ada yang bayar menggunakan jalan menuju rumah sakit atau Mall, serta tak ada yang mikirin uang buat bikin jalannya dari mana. Tapi marah-marah kalau jalannya berlubang,” ungkapnya kepada IndoTelko, belum lama ini.

Menurutnya, pengguna rela membayar mahal untuk menembus suatu konten layaknya mau membayar parkir mahal di Mall dan belanja gila-gilaan di sana. “Nah, dalam model seperti ini si pembuat jalan tak akan  bangkrut, tetapi  juga tak memliki profit besar seperti pemilik mall atau pemilik toko di mall. Kalau sekarang ada wacana operator minta bayaran ke pemilik konten itu aneh dan tidak masuk akal,” paparnya.

Diungkapkannya, di Indonesia 100% jaringan internet tersambung ke open IXP (Internet eXchange Point), hanya 10% dari 100% itu yang tersambung juga ke Indonesia Internet eXchange (IIX).

“Di Indonesia sebenarnya isu Net Neutrality belum menghangat dan semuanya bahagia alias tidak saling menghambat karena OpenIXP jauh dari jangkauan pemerintah. Coba deh nanti pemerintah bikin regulasi soal Internet Exchange dan interkoneksi internet,  pasti isuNet Neutrality jadi masalah juga di Indonesia,” pungkasnya.

Sebelumnya, Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI)  menolak penerapan Net Neutrality karena menginginkan adanya equal benefit dari penggunaan jaringan yang dibangun.

Penyedia jaringan dan regulator pun menilai wajar penolakan itu  agar operator bisa menjaga investasi dan competitive advantage dalam memenangkan persaingan.

Di kancah global, isu Net Neutrality kembali menggelora bulan lalu pasca Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengeluarkan pernyataan yang mendukung penerapan Net Neutrality. Obama mengkategorikan penyedia akses internet sebagai “Title II” atau sama dengan telepon.

Jika ini diterapkan operator akan dilarang membeda-bedakan kualitas akses dan tarif yang diberikan terhadap suatu konten dalam jaringannya. Konsep ini dikenal juga dengan net neutrality.

Kanselir Jerman Angela Merkel baru-baru ini menggulirkan ide menerapkan dua layer akses internet dimana satu untuk konten yang membutuhkan jaminan kualitas dan satunya lagi akses biasa.

GCG BUMN
Di Vietnam, regulator setempat tengah mengkaji membuat aturan dimana pemain Over The Top (OTT) global harus membangun server di sana dan berkerjasama dengan operator setempat.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories