JAKARTA (IndoTelko) - Era ekonomi digital diyakini akan menimbulkan disrupsi dan banjir data yang dihasilkan sehingga diperlukan pengolahan data maksimal.
Inilah salah satu alasan dibentuknya Asosiasi Big Data Indonesia atau Association of Big Data Indonesia (ABDI) dimana fokusnya pada membangun ekosistem Industri Supply Chain Data di Indonesia yang Bermanfaat, Aman, Sejahtera, Berdaya Saing, Saling Interopability, dan Sustainable.
Pendiri dari ABDI kala diumumkan Jumat (2/9) di antaranya MediaTrac, 8-11, Teradata, MarPlus, Micronics Group, Cloudera, Data Driven Asia, Komite.ID, ShopITE, dan komunitas IdBigData.
Supply chain dan stakeholder dari ABDI meliputi perusahaan di bidang bisnis intelijen, data analytics, data mining, data warehousing, data scientist/engineer, data infrastructure, regulator, BUMN, dan asosiasi terkait. Dr Rudi Rusdiah sebagai ketua umum dan sekretaris I Saryana Sudirapradja, sekretaris II Winarto, Bendahara Tom Malik, dan jajaran Wakil Ketua dari organisasi ini.
"Keberadaan data semakin strategis dan menjadi komoditas masa depan menggantikan komoditas energi seperti minyak pada era industrial revolusi. Ini karena data meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan yang dapat memanfaatkan data analytics untuk menghasilkan insight (pengertian-pengetahuan) dan aksi," kata Rudi kemarin.
Dijelaskannya, ABDI akan turut berpartisipasi dalam bidang pembuatan draf regulasi dan peraturan terkait dengan data sebagai komoditas strategis. "Ke depan, DPR dan pemerintah sedang menggodok RUU Konvergensi antara UU ITE dan UU Telekomunikasi yang sangat penting dan strategis bagi industri big data. Kami ingin menjadi mitra dalam menggodok regulasi itu," tutupnya.(wn)