telkomsel halo

Telkom gandeng NEC untuk proyek Indonesia Global Gateway

15:31:46 | 08 Sep 2016
Telkom gandeng NEC untuk proyek Indonesia Global Gateway
Peta kabel laut IGG (dok)
TOKYO (IndoTelko) - NEC Corporation (NEC) mengumumkan penandatanganan kontrak dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) dalam proyek pengembangan Sistem Kabel Gateway Global Indonesia (Indonesia Global Gateway Cable System (IGG).

IGG adalah sebuah sistem kabel optik bawah laut yang akan menghubungkan pulau Sumatra, Batam, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi dengan Singapura. (Baca: Kabel laut IGG)

Infrastruktur ini terdiri dari kabel berkecepatan 100 Gigabit per detik (Gbps) x 80 panjang gelombang atau wavelength (wl) x 4 pasang serat atau fiber pair (fp) optik, sepanjang lebih kurang 5.300 kilometer, yang akan menghubungkan kota-kota besar di Indonesia seperti Dumai, Batam, Jakarta, Madura, Bali, Makassar, Balikpapan, Takaran dan Manado, dengan Singapura.

Setelah proyek IGG rampung pada awal tahun 2018, sistem kabel ini tidak hanya akan meningkatkan konektivitas antar kota-kota besar di Indonesia, tetapi juga menyediakan sambungan langsung antara dua sistem kabel bawah laut internasional, yaitu satu dari Eropa dengan titik ujung di Dumai, dan satu lagi dari pantai barat Amerika Serikat dengan titik ujung di Manado.

"NEC sangat bangga kembali dipilih oleh Telkom sebagai supplier sistem kabel bawah laut serat optik dengan kecepatan 100Gb/s IGG, yang akan menghubungkan sembilan kota besar di Indonesia dengan Singapura, dan juga dua sistem kabel bawah laut internasional di Dumai dan Manado.  Sejak proyek pertama sistem kabel bawah laut serat optik yang diluncurkan oleh. Telkom pada tahun 1991, NEC terus berperan dalam peningkatan konektivitas jaringan di Indonesia. Dengan Papua Cable System (SMPCS) sebagai proyek teranyar, NEC sangat bangga, dapat kembali tampil menorehkan peran dalam sejarah IGG," ujar General Manager, Submarine Network Division NEC Corporation Toru Kawauchi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/9).

GCG BUMN
Sementara itu, dikutip dari Asia Nikkei nilai kontrak dari kerjasama itu diperkirakan sekitar 20 miliar yen atau setara US $ 196 juta. Pasar kabel bawah laut secara global sendiri dikuasai oleh tiga pemain besar yakni NEC, perusahaan Amerika TE SubCom dan Alcatel-Lucent asal Perancis.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories