JAKARTA (IndoTelko) - Smartfren Telecom dan Global Pay Indonesia menjajal pasar uang elektronik dengan melansir aplikasi mobile wallet Uangku.
"Saat ini Uangku sudah bekerja sama dengan lebih dari 300 online shop yang sudah di kurasi secara ketat sehingga pengguna dapat belanja dengan tenang dan aman," ungkap Direktur Keuangan Uangku Mario Gaw dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/3)
Dikatakannya, aplikasi mobile wallet terpercaya yang memberikan pengalaman bertransaksi online yang lebih mudah dan aman bagi penjual dan pembeli dengan garansi keamanan. Jika pesanan tidak dikirim oleh penjual dalam 7 hari maka pembayaran akan di kembalikan ke pembeli 100%, sehingga bebas penipuan. Layanan ini juga bervisi untuk memberikan akses belanja online bagi masyarakat yang tidak mempunyai rekening bank yang saat ini jumlahnya lebih dari 160 juta melalui akses top-up tunai yang terus dikembangkan kemitraannya dengan toko-toko ritel.
Selain keamanan, Uangku juga memudahkan transaksi jual beli online melalui fitur Konfirmasi Otomatis, sehingga pembeli tidak perlu lagi mengirimkan bukti transfer dan penjual dapat mengelola administrasi bisnisnya dengan lebih mudah. Mobile wallet ini dapat digunakan juga untuk berbagai transaksi keuangan seperti belanja online, beli pulsa, bayar tagihan, transfer uang dan transaksi finansial lainnya. Pengguna pun tidak perlu memiliki rekening bank karena transaksi cukup dengan menggunakan nomor ponsel pengguna.
“Uangku hadir sebagai yang pertama dan satu-satunya mobile wallet yang memberikan garansi uang kembali 100% untuk transaksi social commerce. Kehadiran Uangku dapat menjadi solusi untuk bertransaksi aman dan mudah di social commerce yang selama ini memang di gemari namun beresiko tinggi dan proses yang panjang. Kami juga berharap dapat membantu masyarakat untuk lebih pintar dalam berbelanja,” ujarnya.
Ditambahkannya, dari sisi pemilik online shop sendiri, Uangku memiliki visi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penjualan melalui sistem teknologi otomatis yang dimilikinya. Uangku juga berharap dapat membantu para pemilik online shop untuk mengembangkan bisnisnya dengan menjangkau konsumen-konsumen baru yang selama ini tak terjangkau karena tidak mempunyai akses bank.
“Diharapkan para online shop ini dapat bertumbuh dan ikut bersaing dengan e-commerce kedepannya, sehingga tidak hanya eCommerce besar saja yang bisa sukses jualan online tapi para UKM lokal karya generasi muda juga dapat sukses dan bersaing di kancah nasional. Karena walaupun sudah banyak eCommerce dan marketplace yang memfasilitasi kemudahan berjualan, transaksi yang terjadi melalui media sosial masih paling banyak. Bahkan secara market share, 80% transaksi online datang dari channel social commerce,” lanjut Mario.
Di Indonesia, industri online shop terus mengalami perkembangan pesat ditandai dengan tingginya jumlahnya pengguna smartphone serta pengakses internet di Indonesia.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 132,7 juta orang dengan 62% atau 82,2 juta orang diantaranya aktif mencari informasi produk dan bertransaksi jual-beli online. Pembayaran melalui transfer rekening ataupun Cash On Delivery (COD) pun masih mendominasi sistem pembayaran belanja online di Indonesia.
Sayangnya, tingginya jumlah transaksi online tidak diimbangi dengan sistem keamanan berbelanja yang mumpuni. Berdasarkan hasil survey Kaspersky Lab di 26 negara, Indonesia merupakan negara dengan korban penipuan online terbesar di dunia dengan 26% konsumen pernah menjadi korban.(tp)