JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia membutuhkan inovasi baru dalam penerapan internet of things (IoT).
“Negara kita butuh inovasi, inovasi itu bisa dengan produk baru atau produk yang sudah ada, tapi caranya yang baru,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada pembukaan Hackacthon Republic of Internet of Things 2017 di Bandung Digital Valley, Bandung, seperti disiarkan laman Kominfo.
Dikatakannya, umumnya produk dan output hackaton tetap, namun caranya yang berubah. “Caranya lebih cepat, lebih efisien. Itu pola pikirnya yang harus kita ubah,” katanya.
Diharapkannya, peserta Hackathon juga memiliki pola pikir yang sama. “Saya harap semangat teman-teman juga demikian. Dari 30 proposal yang ada ini saya yakin memiliki pola pikir yang sama,” kata Rudiantara.
Kepada 30 tim hacklethes yang mengikuti kompetisi tersebut, Menteri Rudiantara menyebut ada dua bidang yang menjadi fokus pemerintah di bidang internet of things.
“Saya mau kasih clue, kalau mengembangkan IoT terkait bidang pemerintahan, ada dua fokus besar. Satu, pendidikan. Dua, kesehatan,” jelasnya.
Menurutnya, besarnya anggaran negara yang dikucurkan untuk dua bidang tersebut menjadi peluang bagi terciptanya inovasi di bidang IoT. “Jadi kalau ingin ambil bagian dari proses pemerintahan, fokuslah pada dua hal tersebut, pendidikan dan kesehatan. Banyak aplikasi yang harus dikembangkan di sana,” tegasnya.
Hackathon merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Republic of Internet of Things (RIoT) 2017, hasil kerjasama antara Kemkominfo dengan penggerak IoT Makestro dan MyIoTC dari Malaysia. Terdapat 30 tim hacklethes yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, di antaranya Bima, Malang, dan Surabaya.
Ada 14 kategori yang dipertandingkan yaitu pertanian, pertahanan dan keamanan, transportasi, alam, kesehatan, pendidikan, smart city, smart living, olahraga, maritim, engagement, aksesibilitas, fintech dan eCommerce, serta industrial IoT.(wn)