JAKARTA (IndoTelko) – Online marketplace untuk Peer to business (P2B) lending dan investasi (crowdfunding) Crowdo mengumumkan bahwa mereka telah mengembalikan dana investor dengan keuntungan lebih dari 21% per tahunnya.
Pengembalian ini dihasilkan dari lebih dari 3.500 pinjaman yang terdaftar di platform Crowdo, yang mana mayoritasnya berasal dari Indonesia.
Selain itu, Crowdo juga mengumumkan komitmennya untuk meningkatkan kesadaran dan mengedukasi komunitas investor tentang keuntungan dari P2B Lending serta bagaimana mengetahui dan menavigasi risiko dari peminjaman dana pada tahap awal kerja sama terjadi.
Crowdo mengemukakan bahwa acara strategis seperti saat ini yang sedang dilaksanakan bersama Britcham Indonesia tentang “Alternatif Investasi dan Kerjasama di Era Digital”, akan menjadi kunci untuk menggali dan memperluas basis investor sasarannya.
"Kami sangat senang untuk mengumumkan bahwa kami telah memberikan hasil yang sangat baik untuk para investor kami
dalam rentang waktu yang singkat. Kami percaya hal ini melambangkan kualitas kesepakatan yang terjadi di platform Crowdo serta ketekunan dalam bekerja yang dilakukan oleh tim kami. Kami yakin platform digital dan penggunaan teknologi canggih seperti artificial intelligence (AI) membantu perjalanan para investor di dalam platform menjadi seefisien mungkin sambil memberikan informasi sehingga para investor dapat mengambil keputusan yang tepat terkait investasi mereka," kata CEO Crowdo Leo Shimada, dalam keterangannya, kemarin.
General Manager Crowdo Indonesia, Cally Alexandra, menambahkan Crowdo telah sangat sukses menciptakan salah satu komunitas investasi sangat berskala internasional dan sangat beragam di industri P2B.
"Sudah 40% dari investasi kami berasal dari luar Indonesia, seperti dari Eropa Barat dan Asia Timur. Saya sangat percaya bahwa acara strategis seperti yang diadakan bersama Britcham hari ini akan menjadi bagian integral dalam membangun komunitas investor berskala besar dan beragam yang tidak hanya ingin menghasilkan keuntungan finansial namun dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia melalui pendanaan UKM,” katanya.
CEO dari British Chamber of Commerce di Indonesia (BRITCHAM) Chris Wren menambahkan ruang untuk FinTech di negara berpenduduk 250 juta orang sangatlah besar.
"Akses menuju bank di negara ini sangat sulit dan itu adalah tantangan yang nyata untuk para pelaku eCommerce untuk
mendapatkan peluang. Solusi teknologi membutuhkan akses yang aman, contohnya untuk peritel. Selain itu, pendekatan Crowdo terhadap pendanaan proyek memungkinkan jumlah yang lebih besar untuk terlibat dalam sektor ini baik sebagai investor, dan pemilik bisnis inovatif kecil. Kami menyambut baik alternatif Crowdo,” katanya.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Jakarta (BEJ), investor domestik di pasar modal menunjukkan hasil yang positif, yaitu meningkat cukup signifikan pada tahun 2017, yakni dari 36% pada tahun-tahun sebelumnya menjadi 52%.
Selain itu, menurut Badan Koordinator dan Penanaman Modal, selama Q1 2017, realisasi PMDN mencapai Rp 68,8 triliun, atau naik 36,4 persen dari Rp 50,4 triliun pada periode yang sama di tahun 2016.
Dengan adanya P2B lending platform di Indonesia, diharapkan akan memicu banyaknya investor lain untuk berinvestasi dan semakin banyaknya kerjasama yang terjadi antara para investor dan pengusaha lokal. Sehingga, bisnis dari pengusaha lokal akan terus maju dan membawa dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Saat ini Crowdo telah mendapatkan izin dari Otoritas jasa Keuangan (OJK).(wn)