JAKARTA (IndoTelko) - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menjalin kerjasama dengan BUMN penjaminan kredit mikro terbesar di Indonesia, Perum Jamkrindo, untuk menggenjot investasi di Fintech Lending.
Jamkrindo merupakan BUMN yang diberikan mandat khusus oleh Pemerintah untuk menjamin kredit dan pembiayaan, serta transaksi finansial khususnya di segmen SME dan mikro, segmen yang menjadi fokus pembiayaan Amartha.
Kerjasama ini menjadi strategis, mengingat Amartha merupakan perusahaan teknologi keuangan (fintech) pertama di Indonesia yang bekerjasama dengan perusahaan penjaminan keredit.
Selain memberi keamanan lebih bagi investor Amartha, kerjasama ini pun diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik untuk bertransaksi melalui platform peer to peer lending (P2P) di Indonesia.
“Kerjasama dengan Amartha merupakan peluang yang sangat bagus karena Jamkrindo ingin senantiasa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, khususnya teknologi yang dapat memberi manfaat pada masyarakat unbanked,” kata Direktur Bisnis Jamkrindo Bakti Prasetyo dalam keterangannya, kemarin.
Menurutnya, masyarakat unbanked sebenarnya memiliki kemampuan membayar yang tinggi, namun tidak terjangkau dan perlu diedukasi soal kedisiplinannya. Pendekatan Amartha yang berbasis kelompok menjadi solusinya. “Mitigasi risiko yang baik ini membuat kami semakin yakin untuk bekerjasama dengan Amartha,” tambah Bakti.
Founder & CEO Amartha Andi Taufan menjelaskan kerjasama ini merupakan milestone yang akan memacu Amartha untuk tumbuh dan melayani lebih banyak masyarakat unbanked di Indonesia.
“Selama ini kita tahu, mereka sulit mendapatkan pinjaman karena tidak memiliki kelayakan kredit. Dan untuk itulah Amartha hadir mempertemukan mereka dengan investor yang mau berinvestasi sekaligus memberikan dampak sosial. Dengan penjaminan kredit ini maka investor akan semakin percaya dan tidak khawatir untuk menyalurkan dananya melalui Amartha,” katanya.
Diharapkannya, dengan menjadi pionir dalam skema penjaminan kredit, Amartha turut mendorong suburnya ekosistem fintech di Indonesia. Hal ini diharapkan akan meningkatkan minat publik dalam berinvestasi pada usaha mikro melalui fintech lending.
“Saat ini masyarakat sudah tidak perlu khawatir lagi berinvestasi melalui platform fintech lending. Dengan skema penjaminan seperti ini, Jamkrindo dan Amartha telah menciptakan sebuah standar baru bagi industri fintech lending di Indonesia. Menciptakan ekosistem yang aman dan terpercaya, didukung BUMN terbesar di bidangnya, untuk mencapai inklusi keuangan dan kesejahteraan yang lebih merata” ujar Taufan.
Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech Hendrikus Passagi mengakui fintech harusnya tidak hanya meningkatkan kemudahan dan kecepatan dalam hal akses pendanaan UMKM, namun juga bisa meningkatkan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi.
“Kerjasama Amartha dengan Jamkrindo merupakan langkah berharga dalam mendorong terciptanya ekosistem ekonomi digital Indonesia, yang sekaligus mampu meningkatkan rasa nyaman dan aman, baik bagi para lender maupun borrower sebagai pengguna platform,” jelas Hendrikus.
Amartha sendiri merupakan satu-satunya platform P2P di Indonesia yang menyalurkan pendanaanya pada masyarakat prasejahtera dan unbanked di pelosok Indonesia, sehingga membantu menciptakan inklusi keuangan dan literasi keuangan.
Menggunakan pendekatan pendampingan dan pembiayaan berbasis kelompok yang dilengkapi dengan sistem tanggung renteng, Amartha mampu menjaga tingkat gagal bayar 0% sepanjang lebih dari tujuh tahun beroperasi. Melalui kerjasama dengan Jamkrindo ini, Amartha ingin memastikan bahwa risiko investasi di Amartha telah dikelola dengan sangat baik dengan proteksi berlapis, mulai dari ikatan sosial (social collateral) hingga penjaminan kredit jika terjadi gagal bayar.
Kapabilitas Perum Jamkrindo sendiri memang sudah tidak diragukan lagi. Jamkrindo mengklaim, jika nilai ekuitasnya mencapai Rp 14 triliun, selain itu Jamkrindo merupakan perusahaan penjamin kredit terbesar di Indonesia dengan total nilai penjaminan lebih dari Rp 270 triliun dan 8 juta kredit.(wn)