JAKARTA (IndoTelko) – Pemain Financial Technology (Fintech) diprediksi tetap akan mempertahankan gaya pemasaran yang agresif untuk memperluas pasarnya di tahun 2018.
“Bagi sebagian kalangan melihat gaya pemasaran dari Fintech itu seperti “bakar uang” dimana banyak subsidi digelontorkan agar terjadi eksekusi ke layanan. Tapi kennyataan itu memang dibutuhkan oleh Fintech karena layanannya baru dan butuh edukasi ke pengguna,” ungkap VP Consumer Product PT Nusa Satu inti Artha (Doku), Ricky Richmond Aldien, kala mengikuti sebuah diskusi belum lama ini.
Dikatakannya, masyarakat di Indonesia masih senang dengan segala sesuatu berbau promosi untuk mencoba sesuatu yang baru.
“Pengalaman kami begitu ada aksi promosi, trafik dan transaksi naik berlipat. Misal, ketika ada promosi naiknya empat kali, promosi berhenti tinggal dua kali. Kita tinggal jaga yang ada ini setia menggunakan berulang kali. Kalau mau agresif ya promosi terus,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pengguna Fintech banyak berasal dari kalangan muda yang sebenarnya menjadi nasabah masa depan dari perbankan.
“Jadi, sebenarnya Fintech dan bank itu bukan bersaing. Sinergi keduanya lebih tepat. Fintech kan harus taruh float money di bank, dan lainnya. Jadi, jangan lihat Fintech ini sebagai pesaing, tetapi bersama-sama membangun inklusi keuangan nasional,” pungkasnya.(wn)