JAKARTA (IndoTelko) - Pandemi telah mengubah gaya hidup masyarakat secara masif, muncul beragam kebiasaan baru yang menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat lewat inovasi teknologi. Salah satunya adalah pengunaan chatbot yaitu sebuah teknologi artificial intelligence atau AI yang dikembangkan untuk bisa melayani konsumen secara real time lewat fitur chatting. Kata.ai sebagai perusahaan AI yang fokus dalam pengembangan teknologi AICX (artificial intelligence customer experience) menilai peran teknologi ini kedepannya akan menjadi solusi krusial terhadap masalah operasional bisnis khususnya di bidang customer experience.
“Dewasa ini keputusan konsumen sebelum memilih suatu produk atau jasa ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah performa customer service. Kami menemukan 80% pertanyaan umum dari konsumen dapat dijawab oleh teknologi chatbot. Implikasinya adalah sebuah bisnis dapat beroperasi semakin efektif dan efisien dengan kombinasi teknologi chatbot bersama kemampuan manusia dalam melayani konsumen,” kata CEO & Co-Founder Kata.ai Irzan Raditya.
Seiring teknologi yang berkembang pesat, kini chatbot akrab ditemukan masyarakat di dalam keseharian salah satunya lewat fitur chatting. Berdasarkan riset dari PwC, pada tahun 2030 kontribusi sebesar 45% dari produk domestik bruto global akan datang dari peningkatan daya tarik produk yang didorong oleh minat pasar yang tinggi.
Hal ini didasari oleh penerapan AI yang masif akan mendorong variasi produk, peningkatan personalisasi kebutuhan konsumen serta daya tarik promosi yang semakin terjangkau. Sedangkan di negara-negara berkembang Asia termasuk Indonesia, total produk domestik bruto akan meningkat sebesar 10.4% dari adopsi teknologi AI di berbagai industri.
Diperlukan sebuah persiapan yang matang sebelum suatu bisnis dikatakan siap menggunakan teknologi artificial intelligence. Agar eksekusi teknologi mampu menjadi solusi tepat guna serta memberikan dampak positif, berikut beberapa hal yang harus dihindari sebelum memutuskan menggunakan teknologi AI.
Penerapan teknologi AI selalu bermuara dari masalah yang ingin diatasi di dalam proses bisnis. Masalah tersebut bisa datang dari bermacam faktor yang berkaitan dengan proses bisnis. Sebuah perusahaan harus mengetahui permasalahan dasar yang ingin dituntaskan dengan menggunakan teknologi automasi sehingga AI dapat didesain secara spesifik untuk mengatasi problematika bisnis yang dihadapi.
Tujuan yang jelas akan berpengaruh dalam penerapan teknologi AI yang didasarkan pada proses bisnis yang ingin diperbaiki ataupun dikembangkan. Artificial intelligence sangat bergantung terhadap situasi dan kondisi bisnis dimana kecerdasan buatan ini diciptakan berdasarkan tujuan spesifik dari setiap permasalahan bisnis yang berjalan. Dengan memiliki tujuan yang jelas, penyedia jasa system integration atau technology solution akan mengetahui bagaimana cara mempersiapkan produk yang sesuai dengan kebutuhan suatu bisnis serta mampu meningkatkan produktivitas atau bahkan efisiensi di dalam kegiatan operasional bisnis.
Teknologi AI tidak mampu berjalan sendiri tanpa data yang siap diolah lebih lanjut. Sebelum menerapkan AI pada kegiatan usaha, pelaku usaha harus memanfaatkan data yang sudah didapatkan dari proses bisnis yang sudah berjalan. Dari data ini maka akan diketahui bagaimana kondisi suatu bisnis beserta faktor-faktor pendukung lainnya secara mendalam. Dengan memiliki data yang semakin lengkap dan komprehensif, maka kecerdasan buatan pun akan mampu menyesuaikan dengan situasi yang terjadi pada suatu bisnis. Sebagai contoh, apabila suatu bisnis ingin meningkatkan consumer engagement, maka perusahaan harus memastikan memiliki data lengkap konsumen terkait kebiasaan bertransaksi sampai produk favoritnya sehingga AI mampu membaca algoritma yang dapat dipersonalisasikan berdasarkan preferensi konsumen.
Memiliki tim yang disiapkan fungsinya secara khusus pada pengembangan serta penerapan AI akan sangat membantu proses pengaplikasian di lapangan. Teknologi AI memiliki ruang untuk improvisasi yang luas terutama untuk kebutuhan pertumbuhan bisnis. Pada praktiknya penyedia jasa teknologi akan membantu dengan memberikan layanan konsultasi dalam membenahi suatu masalah sampai dengan kesempatan untuk mengembangkan kapabilitas AI itu sendiri. Dengan memiliki sumber daya yang fokus akan memudahkan suatu bisnis untuk melakukan evaluasi serta pengembangan artificial intelligence terhadap kondisi usahanya.
“Teknologi kecerdasan artifisial memiliki keunggulan untuk dapat beradaptasi secara khusus terhadap setiap permasalahan yang dihadapi pelaku usaha. AI memiliki ruang tumbuh yang fleksibel dimana teknologi ini akan mengikuti perkembangan bisnis berdasarkan skala dan kondisi usaha,” tutup Irzan.(wn)