telkomsel halo

Gurihnya pasar IoT di Indonesia

07:29:37 | 19 Jan 2023
Gurihnya pasar IoT di Indonesia
JAKARTA (IndoTelko) Teknologi Internet of Things (IoT) perlahan mulai banyak diterapkan di Indonesia. Perkembangannya telah terbukti memberikan manfaat bagi berbagai sektor, semisal sektor manufaktur, pertanian, kesehatan, dan berbagai industri lainnya. Berkat penggunaan IoT, kinerja berbagai sektor tersebut terdorong semakin positif.

Melihat ke belakang sebelum masuk ke Indonesia, kemunculan IoT pertama kali dilontarkan oleh Kevin Ashton pada saat presentasi di hadapan Procter & Gamble di tahun 1999. Kevin merupakan salah satu pendiri Auto-ID Labs, sebuah grup riset identifikasi frekuensi radio berjaringan dan teknologi penginderaan baru (Radio-Frequency Identification/RFID) di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.

Memasuki abad ke-21, IoT semakin dikenal luas karena disinggung ataupun dibahas secara mendalam melalui artikel di berbagai media massa dari dalam maupun luar negeri. Pada laporan situs IoT-Analytics yang dikeluarkan pada Mei 2022, konektivitas IoT di seluruh dunia sepanjang 2021 tumbuh sebesar 8% menjadi 12,2 miliar pengguna aktif. Namun, angka pertumbuhan tersebut tergolong lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Meski begitu, teknologi IoT tetap mendapat sentimen positif dan permintaan penggunaan solusi IoT juga terus meningkat. Menurut situs Statista, jumlah perangkat yang terkoneksi dengan IoT pada 2030 diperkirakan akan meningkat hingga tiga kali lipat. Dari 9,7 miliar perangkat pada 2020 menjadi 29 miliar perangkat pada 2030.

Perkembangan IoT
Sementara di tanah air, berdasarkan data Indonesia IoT Forum, kemungkinan ada sekitar 400 juta perangkat sensor di Indonesia yang telah terpasang IoT. Sebesar 16% di antaranya digunakan di sektor manufaktur, 15% di sektor kesehatan, 11% di sektor asuransi, 10% di sektor perbankan dan sekuritas, dan sisanya terbagi di berbagai sektor-sektor lainnya.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga menyatakan, sepanjang tahun 2021 jumlah pengguna IoT di tanah air lebih banyak dibandingkan pengguna smartphone yang terkoneksi. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan IoT semakin menjamur dan bertumbuh di Indonesia.

IoT memang menjadi teknologi yang berpotensi digunakan secara luas di masa mendatang. Laporan World Economic Forum bertajuk 'The Future of Jobs Report 2020' menyebutkan, sebanyak 9% perusahaan di seluruh dunia pada 2025 sudah memanfaatkan teknologi IoT.

PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah bertransformasi menjadi perusahaan digital telekomunikasi, juga mengambil peran dalam memasifkan penggunaan IoT di Indonesia.

Melalui produk Antares yang berada di bawah payung Leap-Telkom Digital, Telkom masuk ke dunia IoT sebagai upaya mempercepat implementasi IoT di Indonesia dengan cara mendukung ekosistem IoT. Antares adalah IoT platform yang menyediakan solusi dan konektivitas IoT berbasis Long Range Wide Area Network (LoRaWAN).

Dari sisi bisnis, pasar IoT di Indonesia juga masih sangat seksi dan memiliki banyak peluang. Menurut Tribe Leader IoT Platform & Service Telkom Ibnu Alinursafa, dalam beberapa tahun terakhir perkembangan IoT di tanah air cukup pesat, khususnya bagi sektor logistik dan smart city karena memberikan efisiensi yang lebih besar.

“Laman https://leap.digitalbisa.id/our-product/antares menjelaskan lebih lengkap mengenai berbagai informasi yang dibutuhkan terkait Antares IoT dari Leap-Telkom Digital. Ke depannya, Antares berupaya mewujudkan cita-cita untuk dapat menjadi akselerator pengembangan dan implementasi IoT di Indonesia,” kata Ibnu.

Sejauh ini dari segi konektivitas, lanjutnya, LoRaWAN milik Antares telah berada di lebih dari 700 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan dari sisi platform, Antares sebagai platform horizontal IoT terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.

“Antares juga terus melakukan iterasi dalam pengembangan solusi IoT yang berfokus pada sektor utilitas, manufaktur, logistik, pertanian, dan juga peternakan,” ujar Ibnu.

Antares
Teknologi IoT yang dibawa oleh Antares dari Leap-Telkom Digital berhasil diimplementasikan untuk Instalasi Pengelolaan Air (IPA) sehingga menjadi Smart IPA. Menerapkan sistem Smart Water Meter, perusahaan pengelola air minum yang menggunakan Antares dimudahkan dalam memantau kualitas air dengan media portal sistem informasi yang terpusat sehingga standar K3 air lebih terjaga.

Penagihan yang dilakukan perusahaan juga lebih akurat, konsisten, dan terpercaya. Pelayanan kepada pelanggan juga lebih meningkat berkat transparansi konsumsi air secara periodik sehingga mengurangi risiko keluhan dari pelanggan. Memanfaatkan aplikasi secara daring, pelanggan juga bisa lebih mandiri melakukan deteksi dini jika terjadi anomali dalam pemakaian air.

Di sektor logistik, IoT dari Antares juga telah dimanfaatkan untuk memantau kontainer secara real-time, melalui visibilitas data pergerakan setiap kontainer saat masuk ataupun keluar depo dan saat di perjalanan.

“Selain itu, teknologi IoT Antares dari Leap-Telkom Digital juga dapat digunakan sebagai fleet management system, cold chain monitoring, dan live tracking lain yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna,” tambah Ibnu.

Sedangkan dari sektor manufaktur, Antares memberikan manfaat melalui teknologi IoT yang diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengkalkulasi biaya produksi dari aspek daya konsumsi perusahaan yang menggunakan.

Teknologi IoT ini juga dapat digunakan untuk memonitoring proses pemurnian air di perusahaan serta mampu memaksimalkan pendeteksian gas yang ada di perusahaan sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan.

GCG BUMN
“Antares juga mampu membantu perusahaan untuk mengukur nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang dapat dipantau secara real-time sehingga memudahkan tim planning dan engineering mempunyai gambaran perbaikan dan continuous improvement,” tandas Ibnu.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories