JAKARTA (IndoTelko) - Pertumbuhan penyaluran pinjaman usaha Akseleran di dua bulan pertama tahun ini menunjukkan tren positifnya. Presentase pertumbuhan bisnis perusahaan ini sebesar 25% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan yang terjadi sejalan dengan tetap rendahya total rasio kredit macet (NPL) Akseleran secara kumulatif, yakni sebesar 0,05% terhadap total penyaluran pinjaman usaha.
Hingga akhir Februari 2023, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha kumulatif sekitar Rp7,1 triliun kepada lebih dari 4 ribu pelaku UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Terus kinclongnya bisnis Akseleran tidak terlepas dari dukungan 250 ribu lebih lender retail-nya dan puluhan institutional lender lainnya yang aktif termasuk borrower yang sebagian besar sudah pernah didanai oleh Akseleran.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan menyambut gembira dengan tren pertumbuhan Akseleran yang terus berkelanjutan. "Ini memperlihatkan bahwa pendanaan di Akseleran masih tetap baik. Hal ini bisa dilihat dari kami yang berhasil menaikkan jumlah pendanaan menjadi sekitar Rp3 triliun di tahun 2022, naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar sekitar Rp1,9 triliun," ujarnya.
Dijelaskannya, terus menanjaknya bisnis pendanaan Akseleran dapat juga dilihat dari torehan manis di bulan Januari dan Februari tahun ini yang berada di kisaran rata-rata bulanan sebesar Rp250 miliar. Apalagi, kata Ivan, di Februari 2023, Akseleran mampu mencatat kenaikan hingga 26% dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.
"Pada tahun 2022, kami mendapatkan kenaikan fasilitas loan channeling dari partner lembaga keuangan existing maupun lembaga keuangan yang baru menjadi partner Akseleran. Melihat tren positif ini, kami optimistis ke depan hingga tahun 2025 growth pendanaan Akseleran masih bisa lebih dari 70% tiap tahunnya karena funding gap UMKM di Indonesia masih besar, lebih dari Rp1.000 triliun per tahun," tambahnya.
Ia mengatakan, Akseleran tetap meningkatkan penetrasi pendanaannya hingga di luar Pulau Jawa yang saat ini sudah semakin merata di wilayah-wilayah seperti yang terbesar di Sumatra Utara, kemudian Kepulauan Riau, Bali, Riau, dan Kalimantan Barat. "Kontribusi pendanaan dari luar Pulau Jawa juga meningkat terus dan saat ini sudah menembus angka hampir 10%. Kami tetap optimistis, Akseleran dapat terus tumbuh lebih tinggi lagi," jelasnya. (mas)