telkomsel halo

Sebanyak 62% karyawan di Indonesia memilih bekerja secara hybrid

07:21:00 | 21 Nov 2023
Sebanyak 62% karyawan di Indonesia memilih bekerja secara hybrid
Survey Logitech (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Logitech hari ini merilis survei mengenai tren kerja hybrid 2023 di Indonesia. Survei ini melibatkan 500 karyawan profesional yang bertujuan untuk memahami preferensi, persepsi, tantangan, dan perilaku mereka dalam menjalani sistem kerja hybrid.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mewajibkan karyawan untuk bekerja sepenuhnya dari kantor, survei Logitech mengungkapkan bahwa 62% karyawan Indonesia lebih memilih bekerja secara hybrid. Hanya 16% karyawan yang lebih memilih bekerja dari kantor, sementara 21% lainnya lebih memilih bekerja sepenuhnya secara jarak jauh.

Dikatakan Southeast Asia 2 B2B Lead Logitech, Michael Long, sistem kerja hybrid sedang mengubah lanskap profesional, yang juga didukung dengan temuan survei Logitech bahwa adanya pergeseran model kerja saat ini, dari sistem kerja yang berawal sepenuhnya di kantor hingga hadirnya sistem kerja hybrid. "Situasi ini membuat karyawan merasakan berbagai manfaat dan juga tantangan, yang mana turut menjadikan kehadiran teknologi sebagai faktor krusial untuk memfasilitasi kolaborasi kerja yang lancar serta membentuk budaya kerja hybrid yang sukses. Oleh karena itu, para pelaku bisnis perlu beradaptasi dengan perubahan dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk berhasil dalam era kerja baru ini," ujarnya..

Dalam laporan ini juga dihadirkan tren-tren penting untuk membantu bisnis di Indonesia memahami kebutuhan dan tantangan kerja hybrid yang terus berkembang, serta memberikan tips untuk memastikan kolaborasi hybrid yang sukses.

1. Hemat biaya menjadi alasan utama karyawan lebih menyukai bekerja secara hybrid.

Menurut survei, 77% dari responden lebih memilih bekerja secara hybrid karena dapat menghemat biaya pengeluaran karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi ke kantor. Sementara itu, 70% responden berpendapat dapat menghindari perjalanan di jam sibuk yang membuat stres, dan 66% lainnya merasa memiliki jadwal kerja yang lebih fleksibel sehingga dapat membantu mereka menyelesaikan lebih banyak pekerjaan secara efisien.

2. Rapat hybrid semakin sering, muncul berbagai tantangan baru bagi karyawan.

Bekerja secara hybrid telah membuat tim kerja yang terdistribusi dari lokasi yang berbeda pada waktu tertentu, sehingga frekuensi rapat hybrid menjadi lebih sering. Bahkan, 36% dari responden mengatakan setengah dari rapat yang mereka lakukan bersifat hybrid. Namun, karyawan hybrid ternyata merasa kesulitan untuk berkolaborasi dan tetap bekerja produktif karena kurangnya peralatan dan dukungan yang memadai. Beberapa masalah utama yang dihadapi antara lain koneksi internet yang tidak stabil (81%), kualitas audio yang kurang baik (55%), dan kualitas video yang tidak memadai (41%). Tantangan-tantangan inilah yang dapat mengganggu alur kerja, mengurangi keterlibatan karyawan, dan mengurangi produktivitas kerja secara keseluruhan.

3. Karyawan hybrid memerlukan alat yang tepat untuk bekerja secara produktif, lancar, dan efisien.

Untuk mengatasi keluhan yang dihadapi karyawan hybrid, penting untuk melengkapi mereka dengan alat dan teknologi yang tepat. Para karyawan yang sering mengikuti rapat hybrid lebih memilih agar perusahaan memberikan mereka tunjangan untuk akses internet dan menyediakan teknologi kerja seperti headset dan webcam eksternal untuk meningkatkan partisipasi dalam rapat hybrid.

Sementara itu, karyawan yang bekerja dari kantor juga ingin terhubung dengan rekan kerja yang bekerja dari jarak jauh secara lancar, yang menunjukkan kebutuhan mereka akan ruang rapat modern. Survei menyoroti permintaan karyawan untuk melengkapi ruangan rapat di kantor dengan alat konferensi video, papan tulis digital, dan sistem pemesanan ruang rapat.

Bagi perusahaan, memastikan implementasi hybrid yang sukses tentunya memerlukan perangkat pendukung baik bersifat hardware dan juga software.

Ada 3 rekomendasi Logitech untuk strategi sederhana membangun tempat kerja hybrid yang cerdas dan sukses :

Beradaptasi

Bekerja secara hybrid menawarkan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan perusahaan. Karyawan mendapatkan manfaat seperti mengurangi kebutuhan untuk mobilisasi dan meningkatkan kesejahteraannya. Di sisi lain, perusahaan dapat mencapai produktivitas yang sama atau bahkan lebih besar dibandingkan dengan sistem kerja di kantor sepenuhnya. Oleh karena itu, untuk memastikannya, perusahaan dapat memulainya dengan mendengarkan karyawan mereka, bersedia untuk menyesuaikan proses yang sudah ketinggalan zaman, dan menerapkan strategi yang tepat sasaran untuk memungkinkan transisi yang mulus antar ruang kerja yang berbeda.

Lengkapi Peralatan Rapat

Ketika melakukan rapat hybrid, karyawan yang bekerja jarak jauh sering melewatkan interaksi dan merasa terabaikan karena ketiadaan kehadiran fisik dan keterbatasan audio-visual. Untuk mengatasi dan mendorong pengalaman rapat yang lebih inklusif, solusi kecerdasan buatan (AI) yang terintegrasi dengan alat konferensi video berkualitas dapat menjadi jalan keluar. Sebagai contoh, lengkapi ruang rapat dengan sebuah kamera tabletop bertenaga AI, seperti Logitech Sight, yang dapat digunakan bersama dengan kamera Rally Bar atau Rally Bar Mini untuk menangkap perspektif terbaik dari peserta rapat dan memantau percakapan saat terjadi pergerakan di dalam ruang pertemuan. Selain itu, lengkapi juga karyawan yang bekerja secara jarak jauh dengan solusi pertemuan esensial seperti headset dan webcam eksternal untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dari mana saja.

Sederhanakan Manajemen Perangkat

Penting untuk memprioritaskan aspek kesederhanaan dan kemudahan saat menggunakan teknologi baru. Sebagai contoh, pilihlah solusi konferensi video dengan fitur-fitur sederhana seperti kemudahan untuk bergabung rapat dan berkolaborasi antar tim dengan satu sentuhan. Teknologi yang sederhana dapat mendorong proses adopsi dan partisipasi pengguna yang lebih besar, serta menunjukkan lebih sedikit kompleksitas agar tim TI dapat mengelola perangkat dengan lebih efisien, serta memastikan waktu operasional secara maksimal.

GCG BUMN
Ditambahkan Michael, berkolaborasi secara hybrid dengan tetap menjaga inklusivitas dan produktivitas bukanlah hal yang mudah, tetapi teknologi konferensi video modern dapat menawarkan solusi yang cerdas untuk mengatasinya. "Selain itu, kami berharap temuan dari survei ini dapat membantu bisnis di Indonesia beradaptasi dan merangkul sistem kerja hybrid, serta melihat potensinya yang transformatif di masa mendatang," katanya. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year