JAKARTA (IndoTelko) - DANA dan Ant International, pemimpin pembayaran digital dan layanan keuangan yang berkantor pusat di Singapura, dengan bangga mengumumkan kembalinya program SisBerdaya pada tahun 2024, sebuah inisiatif lokal yang dirancang untuk memberdayakan perempuan pengusaha di kategori mikro dan ultra-mikro, melalui pelatihan, pendampingan, dan kompetisi. Inisiatif ini bertujuan untuk membantu pengusaha perempuan mengembangkan manajemen bisnis dan keterampilan digital mereka agar tetap kompetitif dalam ekonomi digital sekaligus mampu berinovasi dan mengembangkan bisnis mereka.
Pendaftaran program SisBerdaya telah dibuka sejak tanggal 29 Juli s/d 21 Agustus 2024. SisBerdaya menyasar dua kategori UMKM, yaitu kategori ultra mikro untuk usaha yang memiliki pendapatan bulanan 1 juta hingga 10 juta rupiah dan memiliki 0 - 3 karyawan, dan kategori mikro untuk usaha dengan pendapatan bulanan 10 juta hingga 30 juta rupiah dan karyawan berjumlah 4 - 10 orang.
Program ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, dimulai dengan pendaftaran di akhir bulan Juli dengan mengelompokkan langsung peserta ke tiga wilayah utama yaitu Indonesia Barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa di luar Jakarta Raya), Indonesia Timur (Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Ambon, Papua), dan Jakarta Raya (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Tahap berikutnya yaitu penjurian tertutup untuk menyaring peserta menjadi 195 pendaftar di September, dilanjutkan dengan pendampingan secara daring. Kemudian, peserta yang memenuhi syarat akan masuk tahapan berikutnya, berupa pendampingan dan pelatihan keterampilan selama 1 bulan, oleh pakar professional dan praktisi dari DANA, Ant International, Pemerintah, serta mitra industri yaitu Women"s World Banking dan GreatNusa by Bina Nusantara.
Dikatakan Director of Communications DANA, Olavina Harahap, kesuksesan SisBerdaya 2023 terbukti membuka wawasan, peluang, dan akses terhadap pembiayaan digital bagi peserta untuk terus mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, Program SisBerdaya tahun ini, hadir semakin inklusif. Dengan tema, ‘Giliran Pengusaha Perempuan Bisa Mendunia’, pihaknya ingin mengajak wirausahawan perempuan untuk bisa membuka perspektif baru, membangkitkan optimismenya, serta meningkatkan daya saingnya hingga ke tingkat global.
"Sesuai komitmen kami untuk mendukung perkembangan UMKM dengan asas inklusivitas dan inovatif bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali, tahun ini kami juga menambah kategori baru di dalamnya yaitu DisBerdaya atau Disabilitas Berdaya, yang difokuskan untuk UMKM perempuan penyandang disabilitas. Kami yakin kembalinya SisBerdaya mampu meningkatkan kapabilitas wirausahawan perempuan di Indonesia secara inklusif, mewujudkan kemandirian ekonomi, dan mengakselerasi ekonomi digital," ujarnya.
Sementara, Director of Public Policy and Business Development, Indonesia at Ant International, Noudhy Valdryno mengungkapkan, dengan visi dan misi yang selaras, Ant International dan DANA berkomitmen untuk meningkatkan inklusivitas ekonomi digital di Indonesia dan Asia Tenggara, khususnya pengusaha perempuan. SisBerdaya merupakan salah satu bentuk apresiasi untuk semangat kewirausahaan perempuan, serta mendukung mereka baik secara finansial maupun kapasitas bisnisnya.
"Melalui tiga aspek yaitu, akses pembiayaan, adaptasi terhadap layanan digital, dan kemampuan manajemen bisnis secara profesional, Ant International bertujuan untuk mengurangi hambatan bagi semua pemilik bisnis dan memberdayakan mereka untuk melakukan digitalisasi dan mencapai pertumbuhan, sekaligus menstimulasi perekonomian lokal. Kami optimistis SisBerdaya mampu menjadi penggerak untuk memperluas peluang bagi perempuan dan pengusaha penyandang disabilitas untuk tumbuh, dan mampu mencapai potensi penuh mereka untuk bersaing dalam skala global," katanya.
Inisiatif program SisBerdaya juga mendapat dukungan Dewan Nasional Keuangan Inklusi (DNKI), sebagai implementasi keuangan inklusif untuk segmen target kelompok perempuan. Dukungan ini dituangkan dalam Penandatanganan Komunike Bersama antara DANA, DNKI, dan mitra kolaborator program SisBerdaya, diantaranya Ant International, Women’s World Banking, GreatNusa by Bina Nusantara, Perempuan Tangguh Indonesia, dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Deputi I Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Perekonomian RI sekaligus Ketua Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Ferry Irawan menyampaikan, perempuan pemilik UMKM khususnya menghadapi hambatan gender, kesulitan akses layanan keuangan formal, serta rendahnya literasi dan inklusi keuangan. 11,9 persen pelaku usaha UMKM belum terinklusi dalam layanan keuangan formal, dengan sebagian besar menggunakan modal sendiri. Upaya kolaboratif antar pemangku kepentingan untuk pertumbuhan ekonomi sangat penting guna mendorong perekonomian secara makro. Tentu, salah satunya melalui program SisBerdaya yang diinisiasi oleh DANA.
"Semoga kerjasama ini dapat terus menghasilkan UMKM unggulan yang mampu bersaing tidak hanya secara nasional tetapi juga global. Kami juga mewakili pemerintah, berkomitmen untuk terus mendukung program peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta pemberdayaan UMKM terutama bagi kelompok perempuan dan penyandang disabilitas, dan berharap program ini dapat terimplementasi dengan baik, sukses dan berdampak yang mendukung tujuan pembangunan nasional yaitu peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang menopang stabilitas sistem keuangan guna mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur," jelasnya.
Sedangkan, Deputi Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen (DUPK Bank Indonesia), Irene Heniwati mengatakan, Bank Indonesia melakukan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif dengan mengacu pada 3 pilar yaitu Pemberdayaan Ekonomi, Perluasan Akses dan Literasi Keuangan, serta Harmonisasi Kebijakan. Pada pilar Pemberdayaan Ekonomi Bank Indonesia mendorong pemberdayaan perempuan melalui pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif berbasis Kelompok Subsisten. Program tersebut sebagian besar menyasar kelompok usaha perempuan pada segmen ultra mikro dan mikro.
"Pada pilar Perluasan Akses dan Literasi Keuangan, Bank Indonesia meningkatkan akselerasi digital pada layanan keuangan digital melalui perluasan QRIS, edukasi layanan keuangan digital (DFS) dan perlindungan konsumen. Tentunya, seluruh program dan kebijakan senantiasa disinergikan dengan berbagai pihak, diantaranya DNKI. Melalui program SisBerdaya, DANA telah menginisiasi suatu program yang berkelanjutan dan inklusif untuk perempuan dan penyandang disabilitas yang dapat mendukung pencapaian literasi dan keuangan inklusif ke depannya," katanya.
Direktur Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi mengatakan, pihaknya akan terus bekerjasama dengan mitra strategis seperti DANA dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. "Kami juga akan terus berkolaborasi dalam meningkatkan kapasitas bisnis UMKM melalui akses pembiayaan serta pelatihan-pelatihan yang bisa dimanfaatkan langsung guna memberdayakan UMKM teman-teman disabilitas," ujarnya.
Tahun ini DANA membuka program turunan bertajuk DisBerdaya (Pemberdayaan Disabilitas) yang menyasar khusus bagi perempuan pengusaha penyandang disabilitas, yang berada di bawah naungan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Program DisBerdaya ini akan berjalan paralel dengan SisBerdaya dengan fokus pada peserta yang telah dikurasi oleh PTI dan HWDI. Sebanyak 50 UMKM terpilih nantinya akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan hingga menjadi 5 UMKM pemenang dari program tersebut.
Guna mencapai visi tahun ini, program SisBerdaya dan DisBerdaya akan memfasilitasi peserta dengan serangkaian kurikulum pelatihan dan pendampingan yang lebih mendalam. Misalnya, peserta akan diberikan pelatihan pengelolaan keuangan, manfaat pembayaran digital, kanvas model bisnis, manajemen sumber daya manusia dan dasar-dasar hukum, dan masih banyak lagi.
Program SisBerdaya dan DisBerdaya diharapkan dapat berperan serta dalam menjamin inklusivitas dan kesetaraan kesempatan bagi seluruh peserta, dalam meningkatkan kapasitas usahanya di masa depan. (mas)