JAKARTA (IndoTelko) - Industri kecantikan dan fashion di Indonesia terus mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kehadiran merek-merek lokal yang kini mampu bersaing dengan merek internasional menunjukkan geliat pertumbuhan pasar dan semakin beragamnya pilihan masyarakat. Dalam laporan Populix berjudul "Market Insights and Strategic Opportunities for Beauty and Fashion Brands in Indonesia" yang diluncurkan baru-baru ini, ditemukan bahwa lebih dari 70% responden memilih merek lokal saat membeli produk kecantikan dan fashion mereka.
Menurut Co-Founder & CMO Populix, Eileen Kamtawijoyo, survei yang dilakukan ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia menggunakan kombinasi merek lokal dan internasional untuk memenuhi kebutuhan skincare dan fashion mereka, konsumen menunjukkan preferensi kuat terhadap merek lokal. "Merek lokal dianggap memiliki kualitas yang sama baik, bahkan lebih baik, dibandingkan dengan merek-merek internasional," katanya.
Survei juga mencatat bahwa merek lokal kini semakin digemari oleh konsumen Indonesia. Hal ini terlihat dari 76% responden yang lebih memilih merek lokal untuk skincare dan 80% responden yang memilih merek lokal untuk produk fashion. Preferensi terhadap merek lokal ditemukan khususnya pada kalangan perempuan dan masyarakat kelas ekonomi bawah, sementara merek internasional diminati oleh laki-laki dan mereka yang berada pada segmen ekonomi menengah ke atas.
Sebanyak 41% responden membeli skincare secara rutin setiap bulannya, dan e-commerce menjadi pilihan utama tempat pembelian bagi 62% responden. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan konsumen yang juga mulai mempertimbangkan opsi lain seperti toko kesehatan dan kecantikan, gerai resmi di mall, serta situs web resmi untuk pembelian produk skincare di masa depan.
Sedangkan, kategori fashion, terlihat bahwa konsumen Indonesia cenderung membeli pakaian, sepatu, dan parfum setiap tiga bulan sekali atau bahkan lebih jarang. E-commerce juga menjadi tempat pembelian yang mendominasi pada kategori fashion. Menariknya, survei ini mengungkap bahwa konsumen lebih menyukai merek lokal untuk kategori pakaian dan parfum, sementara merek internasional lebih diminati untuk kategori sepatu.
Laporan ini juga menyoroti pengaruh Key Opinion Leader (KOL) dan influencer dalam industri kecantikan dan fashion. Sebanyak 59% responden merasa bahwa KOL dan influencer memengaruhi keputusan pembelian mereka, meskipun endorsement KOL tidak selalu efektif. Hal ini ditunjukkan dengan 14% responden yang memiliki kecenderungan kuat untuk membeli produk-produk yang di-endorse oleh KOL dan influencer, sementara 67% responden baru akan membeli produk yang di-endorse apabila sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka, dan sisanya menyatakan cenderung tidak terpengaruh atau membutuhkan informasi lebih lanjut dengan produk yang di-endorse oleh KOL dan influencer sebelum membelinya.
Di tengah maraknya kegiatan live commerce, atau sesi berjualan melalui live streaming, fenomena ini terbukti memiliki dampak signifikan terhadap keputusan pembelian. Setengah dari responden mengungkapkan bahwa mereka cenderung melakukan pembelian ketika ada diskon eksklusif selama sesi live streaming. Kualitas teknis, konten yang menarik, dan interaksi host dengan audiens menjadi faktor penting dalam meningkatkan keputusan pembelian melalui platform ini.
Eileen menambahkan, studi ini memperlihatkan bagaimana pertumbuhan teknologi digital memengaruhi preferensi konsumen, perilaku pembelian, dan peluang strategis bagi industri kecantikan dan fashion di Indonesia, khususnya pada kategori skincare, pakaian, sepatu, dan parfum.
"Kami berharap insights ini dapat membantu perusahaan di industri kecantikan dan fashion untuk terus mengembangkan produk dan merancang strategi marketing yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan pasar saat ini," jelasnya. (mas)