JAKARTA (IndoTelko) - Menyusul suksesnya gelaran perdana ajang CXO Joint Innovation Camp di Bali Juni lalu, Huawei Cloud Indonesia baru-baru ini menggelar fase keempat dari inisiatif ini. Tujuannya menjalin inovasi kolaboratif di antara para pemain kunci lintas industri di Indonesia, CXO Camp merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing industri dalam menghadapi tekanan global sembari mempertahankan momentum transformasi digital.
Perhelatan yang mengusung tema “Kolaborasi untuk Mencapai Ketahanan dan Pertumbuhan di Era yang Dinamis” ini dihadiri oleh Rainoc, Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi di Kementerian BUMN, Edwin Purwandesi, Head of Government Digital Planning & Architecture Division di Peruri, Setiaji, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan & Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan, serta para petinggi dari berbagai perusahaan internasional dan nasional terkemuka, seperti Chris Yeo, CEO DOKU, Wahyudi Gunawan, CTO ALTO Network, Andy Yin, CEO Cloudwise, Harry Wu, Vice President TalkCloud, Alvin Francis Tamie, CTO Ruang Guru, Djoko Murdjono, Managing Director di Dynargie Indonesia, Benson Qin, VP of Asia Pacific Huawei Cloud Business, dan Leon Fang, CTO Huawei Cloud Indonesia.
Para pembicara berbagi wawasan inovatif dan praktik terbaik praktis mereka seputar bagaimana perusahaan mereka memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip ketahanan, kemampuan beradaptasi, dan kolaborasi dalam perjalanan digitalisasi di sektor industri masing-masing, termasuk dalam melalui berbagai tantangan dan rintangan.
Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir, khususnya Cloud, mereka melakukan berbagai upaya dan berhasil meraih peluang bisnis di era baru kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI). Hal ini juga sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia untuk memacu transformasi digital nasional melalui penguatan dan peningkatan kolaborasi lintas bidang, infrastruktur informasi yang lebih baik, dan adopsi teknologi digital yang lebih luas.
Vice President of Asia Pacific Huawei Cloud Business, Benson Qin dalam sambutannya menggarisbawahi berbagai peluang yang dihasilkan dari transformasi ini, sembari menegaskan bahwa kesuksesan sejati dalam lanskap digital hanya bisa diraih jika para pemimpin industri dari berbagai sektor bersatu dan berkolaborasi untuk berbagi ide, menyusun strategi, belajar, dan bertumbuh bersama.
“Slogan baru dari CXO Camp, yakni ‘Kolaborasi untuk Mencapai Ketahanan dan Pertumbuhan di Era yang Dinamis', mencerminkan misi Huawei Cloud Indonesia untuk menghubungkan para pemimpin dan menciptakan solusi yang inovatif. Kami berkomitmen untuk berkontribusi pada industri nasional, memberdayakan perusahaan lokal untuk berkembang, dan memiliki tim yang berdedikasi di Indonesia untuk Indonesia,” jelasnya.
Ia pun menyoroti bahwa Huawei Cloud telah memperluas layanan ke 33 Region geografis dan 93 zona ketersediaan di seluruh dunia serta memperoleh pengakuan di beberapa Gartner Magic Quadrants. Baru-baru ini, Huawei Cloud didapuk oleh Frost & Sullivan sebagai perusahaan No. 1 dalam hal daya saing komprehensif di pasar Big Data Asia Pasifik yang tengah berkembang ini.
Menurutnya, transisi global yang sedang berlangsung menuju dunia tanpa batas menawarkan kemungkinan tak terbatas bagi mereka yang cukup gesit untuk memanfaatkannya. Ia mendorong semua pihak untuk menerima dan menjadi bagian dari perubahan secara proaktif, mengeksplorasi peluang baru, dan menciptakan nilai baru.
Sementara, Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi di Kementerian BUMN, Rainoc menegaskan, Kementerian BUMN telah menetapkan lima prioritas utama bagi BUMN, salah satunya adalah menjadi Inovator Teknologi Digital. Kementerian BUMN bekerja sama dengan FORDIGI telah berhasil memberdayakan 247.477 pegawai BUMN dengan keterampilan digital yang dibutuhkan untuk mendorong transformasi digital Indonesia.
"Inisiatif ini sejalan dengan tujuan Kementerian untuk menjadi Inovator Teknologi Digital. Dengan mengembangkan tenaga kerja yang sangat terampil, BUMN dapat meningkatkan efisiensi, mendorong inovasi, memperkuat keamanan siber, dan membuat keputusan berbasis data,” jelasnya.
Sedangkan, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan & Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan, Setiaji membagikan wawasannya tentang strategi praktis dan solusi mutakhir yang mengubah cara penyampaian layanan publik. Menurutnya, inovasi digital mendorong terciptanya sistem layanan kesehatan yang lebih efisien, mudah diakses, dan inklusif. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, pemerintah dan organisasi dapat meningkatkan ketahanan layanan, mengatasi kesenjangan, dan memastikan bahwa layanan kesehatan esensial dapat menjangkau masyarakat yang kurang terlayani dalam upaya mewujudkan layanan kesehatan masyarakat masa depan di dunia yang dinamis.
“Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan beragam budaya dan fasilitas kesehatan yang kaya. Namun, kita harus berinovasi untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan akses yang merata terhadap layanan kesehatan. Di balik setiap krisis, ada peluang untuk perubahan, dan kami bertekad memperluas jangkauan layanan kesehatan dan menerapkan solusi digital sejak awal,” katanya.
Bercerita pengalaman transformasi digital dan inovasi keuangan yang dijalankan oleh Peruri, Head of Government Digital Planning & Architecture di Peruri, Edwin Purwandesi mengatakan, teknologi cloud dan kemitraan pemerintah-swasta dapat menghasilkan efisiensi yang lebih besar, inovasi, dan keberlanjutan jangka panjang.
“Indonesia sedang berupaya meningkatkan ketahanan dan daya saing melalui transformasi digital dan inovasi kolaboratif. Dengan mengadopsi prinsip Governance 5.0, kita beralih dari model regulasi ke model kolaborasi dengan masyarakat. Sekarang adalah waktunya untuk berkolaborasi, bukan sekadar berkompetisi,” ujarnya.
Ditambahkan CTO Alto Network, Wahyudi Gunawan, melalui kolaborasi dengan Huawei Cloud, ALTO memanfaatkan arsitektur hybrid multi-cloud untuk menjadi penyedia infrastruktur pembayaran terdepan di Indonesia. "Kemitraan ini terbukti meningkatkan fleksibilitas dan ketangkasan, inovasi, serta ketersediaan layanan kami, serta memberikan jaminan keandalan,” katanya.
Begitu pula CEO Doku, Chris Yeo mengungkapkan hal yang sama terkait solusi dan teknologi Huawei Cloud. “Inklusi keuangan dapat diwujudkan melalui solusi pembayaran digital dengan memastikan aksesibilitas, keterjangkauan, kenyamanan, dan jaminan kepercayaan. Dengan menyediakan alat keuangan bagi masyarakat pedesaan dan berpenghasilan rendah, yang artinya meminimalkan biaya dibandingkan dengan perbankan tradisional sekaligus meningkatkan transparansi, kami dapat memberdayakan pengguna dan di saat yang sama membangun kepercayaan Masyarakat pada sistem keuangan formal," jelasnya.
Huawei Cloud senantiasa berkomitmen untuk menyediakan layanan komputasi awan yang andal, efisien, dan aman bagi pelanggan korporat dan perorangan di Indonesia.
Kemajuan pesat dalam teknologi digital memicu transformasi di berbagai industri. Di Indonesia, perubahan ini didorong oleh upaya kolaboratif dari Huawei Cloud dan para mitranya, yang memanfaatkan kekuatan komputasi cloud, big data, AI, dan teknologi-teknologi mutakhir lainnya untuk mendorong digitalisasi industri.
Selama CXO Camp, Huawei Cloud Indonesia juga memperkenalkan serangkaian solusi transformasi digital yang telah diluncurkan Huawei untuk memfasilitasi modernisasi perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk penawaran Infrastructure-as-a-Service, Technology-as-a-Service, dan Experience-as-a-Service dari Huawei Cloud yang dapat memberikan kapabilitas penuh kepada pelanggan dari berbagai sektor di Indonesia untuk mengakselerasi transformasi digital mereka. Sebagai sebuah platform kolaborasi, CXO Camp berkomitmen untuk memajukan penelitian dan pengembangan dengan tujuan menyediakan platform dan layanan cloud yang andal sekaligus membantu pengguna dalam adopsi, penggunaan, dan administrasi sumber daya cloud. (mas)