JAKARTA (IndoTelko) - Digitalisasi dinilai dapat menjadi salah satu mesin untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% yang dicanangkan era pemerintahan Prabowo Gibran.
Indonesia Digital Society Forum (IDSF) sebagai wadah para ahli, praktisi, masyarakat umum, korporasi dan pemerintah dalam mengakselerasi implementasi digitalisasi di berbagai aspek, mendorong agar seluruh pihak terkait dapat berkolaborasi dalam mengoptimalkan sumber daya di sektor digital nasional.
Founder IDSF Muhammad Awaluddin mengatakan dibutuhkan orkestrasi yang matang dalam mensinergikan seluruh komponen pembangunan digital
“Berbagai dokumen strategis transformasi digital telah disusun, namun perlu adanya proses sinkronisasi yang efektif dan sinergi di antara para stakeholder,” ujar Muhammad Awaluddin dalam diskusi IndoTelko Forum belum lama ini.
Diungkapkannya, IDSF telah menyusun Research Paper Economy Digital yang berisikan masukan dan saran dalam pengembangan digitalisasi di Indonesia.
“IDSF melakukan sejumlah penelitian termasuk diskusi dengan berbagai stakeholder untuk merumuskan suatu model kerangka kerja yang dapat memperkuat orkestrasi dalam transformasi digital yang dijalankan Indonesia. Kami menyebut kerangka kerja tersebut sebagai Kerangka Kerja Transformasi Digital Indonesia IDSF Model,” ujarnya.
Di dalam kerangka kerja yang dicetuskan IDSF tersebut, kepemimpinan digital (digital leadership) memegang peranan penting dan berada di puncak sebagai orkestrator.
“Digital leadership merumuskan visi dan strategi, kebijakan dan peraturan, serta kepemilikan dan pendanaan oleh pemerintah dan publik,” jelas Muhammad Awaluddin.
Kemudian, para pemimpin digital itu harus dapat mengoptimalkan sumber daya digital (upstream) untuk menghasilkan suatu produk layanan digital (downstream) yang bermanfaat bagi masyarakat.
Adapun sumber daya digital (upstream) antara lain talenta digital; infrastruktur digital; data digital seperti big data; dan teknologi digital seperti AI, IoT, machine learning, blockchain, robotics, virtual reality dan sebagainya.
Sementara, layanan digital (downstream) mencakup layanan publik digital; ekosistem vertikal digital seperti digital ID, perpajakan dan lain-lain; kemudian ekosistem horisontal digital seperti fintech, e-logistic; serta pengelolaan kawasan pintar yakni kota, desa, area industrial dan lainnya.
Melalui Kerangka Kerja Transformasi Digital Indonesia IDSF Model, Indonesia kemudian dapat mengakselerasi ekonomi digital untuk mendorong inklusivitas finansial, pemanfaatan blockchain, AI dan big data analytics untuk pertumbuhan ekonomi, membuka 9-12 juta lapangan pekerjaan, serta bonus demografi yang dapat dioptimalkan dengan baik.
Delapan Poin
IDSF juga mengemukakan 8 poin penting dalam mengakselerasi ekonomi digital di Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi
Ke-8 poin penting itu adalah Pengembangan Infrastruktur Digital, Transformasi Digital UMKM, Peningkatan Keterampilan dan Kapasitas Tenaga Kerja, Inovasi dan Kewirausahaan Digital, Keamanan dan Privasi Digital, Akses dan Ekspansi ke Pasar Global, Digitalisasi Layanan Publik, dan Riset dan Pengembangan Teknologi.
Di dalam diskusi yang sama, Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Prabowo Subianto, Dirgayuza Setiawan mengatakan kolaborasi salah satu strategi mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dengan mendukung pembangunan AI data center.
“Kunci pertumbuhan 8% adalah kolaborasi, kebersamaan. Butuh kerja sama yang kuat swasta dan pemerintah. Semua perlu duduk bareng dengan time frame yang sedikit. Selain itu, kita harus berbicara bahasa yang sama, yakni bahasa peluang. Kita harus melihat peluang dunia yang sama dan kita perlu pahami kemampuan kita agar bisa ajak para mitra agar bisa bertumbuh bersama Indonesia,” kata Dirgayuza Setiawan.
Dirgayuza menuturkan melalui kolaborasi maka Indonesia dapat mengatasi berbagai tantangan di depan untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
“Kalau kita hanya di kecepatan (pertumbuhan ekonomi) 5-5,5% maka pesawat Indonesia dengan 300 juta penduduk ini tidak akan take off, oleh karena itu dengan memahami tantangan ini pilot kita Prabowo Subianto akan membawa terbang,” ujar Dirgayuza.
Sementara itu, Sekjen Partnership Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) Sri Safitri menuturkan teknologi menjadi salah satu enabler dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
Di tempat yang sama, CEO PT DCI Indonesia Otto Toto Sugiri mengungkapkan pengembangan data center bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah persaingan dengan Malaysia.
Adapun narasumber lainnya, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan RI Doni Ismanto Darwin menuturkan KKP siap mendukung program Prabowo-Gibran salah satunya dengan regulasi penataan infrastruktur kabel bawah laut atau subsea baik untuk telekomunikasi dan listrik.
“Salah satu fokus kami di KKP adalah penataan ruang laut bisa dioptimalkan untuk ekonomi digital, yakni dengan memanfatkan regulasi untuk membuat investasi datang. Kabel laut ini investasinya besar, per km mencapai US$40.000, belum lagi nilai ekonomi turun sebelum digelar, ketika digelar, hingga pasca digelar.” katanya.(ak)