JAKARTA (IndoTelko) – Digital tourism akan menjadi salah satu senjata andalan bagi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mencapai target kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 265 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2017 mendatang.
Menpar Airef Yahya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepariwisataan ke-IV dengan tema “Indonesia Incorporated, Meraih Target 15 Juta Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan 265 Juta Perjalanan Wisatawan Nusantara Tahun 2017” menyatakan selain digital tourism, isu homestay, dan konektivitas udara adalah salah satu penunjang yang akan membantu merealisasikan target-target kementriannya pada 2017 mendatang.
Pria yang akrab disapa AY itu menegaskan, kunci keberhasilan pembangunan kepariwisataan nasional tidak lepas dari peran serta semua pemangku kepentingan (stakeholder); kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah dan media sebagai kekuatan pentahelix.
“Kerjasama semua unsur pariwisata ini sebagai Indonesia Incorporated menjadi kekuatan kita untuk mewujudkan target 2017 hingga 2019 mendatang,” kata AY seperti dikutip dari laman Kemenpar (6/12).
Dikatakannya, pemerintah dalam program pembangunan lima tahun ke depan fokus pada sektor; infrastruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata. Penetapan kelima sektor ini dengan pertimbangan signifikansi perannya dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang terhadap pembangunan nasional.
Dari lima sektor tersebut pariwisata ditetapkan sebagai leading sector karena dalam jangka pendek, menengah, dan panjang pertumbuhannya positif.
Menurut data Badan Pariwisata Dunia (UNWTO) dan WTTC 2015, sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 9,8% Produk Domestik Bruto (PDB) global, kontribusi terhadap total ekspor dunia sebesar US$ 7,58 triliun dan foreign exchange earning sektor Pariwisata tumbuh 25,1%, dan pariwisata membuka lapangan kerja yang luas; 1 dari 11 lapangan kerja ada di sektor pariwisata.
Dibandingkan dengan sektor lain, pembangunan pariwisata merupakan yang paling mudah menciptakan lapangan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor), mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth), dan melestarikan lingkungan hidup (pro-environment). Dalam konteks ini, pariwisata memiliki prinsip “Semakin dilestarikan, Semakin Mensejahterakan”.
Prospek cerah pariwisata dunia tersebut menjadi acuan dalam menetapkan target pariwisata nasional ke depan. Presiden telah menetapkan target pariwisata dalam lima tahun ke depan atau 2019 harus naik dua kali lipat, yakni; memberikan kontribusi pada PDB nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, jumlah kunjungan wisman 20 juta dan pergerakan wisnus 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.
Go Digital
Menpar menegaskan untuk meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan go digital menjadi strategi yang harus dilakukan khususnya untuk merebut pasar global sebagai pasar utama.
“Kondisi pasar sudah berubah. Wisatawan melakukan perjalanan (traveler); mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi (look), kemudian memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online (pay). Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital. Dengan kata lain kini wisman melakukan search and share menggunakan media digital,” katanya.
Sementara itu, untuk implementasi program pembangunan 100.000 homestay sebagai program pembangunan ‘desa wisata’ di 10 destinasi wisata prioritas (Danau Toba-Sumatera Utara; Tanjung Kelayang-Bangka Belitung; Tanjung Lesung-Banten; Kepulauan Seribu-DKI Jakarta; Candi Borobudur-Jawa Tengah; Bromo Tengger Semeru-Jawa Timur; Mandalika-Lombok NTB; Labuan Bajo-Flores NTT; Wakatobi-Sulawesi Tenggara; dan Morotai – Maluku) akan dimulai tahun 2017.
Untuk implementasi program pembangunan konektivitas udara, Menpar Arief Yahya mengatakan ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh berbagai perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016, untuk target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat.
Sedangkan untuk target 20 juta wisman pada 2019 perlu total tambahan 10,5 juta seat pesawat. Tambahan 4 juta seat untuk mendukung pencapaian target 15 juta wisman perlu dilakukan upaya antara lain; kecukupan slot bandara tertentu, kecukupan air service agreement (ketersediaan air traffic right) serta menambah direct flight regular berjadwal maupun charter dari pasar potensial.
Siap Dukung
Pada kesempatan sama Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengaku siap mendukung program dari Kemenpar. “Kita siap mendukung. Kami punya motto jika sky is the limit, then create the city name Angkasa Pura II. Bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II tengah ditambah kapasitasnya dan menjadi more digital sesuai dengan kebutuhan traveler kekinian,” kata Awal dalam pesan singkatnya.
Awal menambahkan tak hanya di sisi bandara, angkutan pemadu moda pun yang melayani salah satu Bandaranya, yakni Soekarno-Hatta, sudah terkoneksi dengan WiFi.
“Kami telah melakukan penandatanganan Service Level Agreement/Service Level Guarantee (SLA/SLG) dengan Perum Damri dan 4 PO swasta lainnya. Hal ini merupakan salah satu upaya peningkatan pelayanan moda transportasi darat yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta,” katannya.
Kerjasama Angkasa Pura II dan Kemenpar
Dijelaskannya, Service Quality mencakup beberapa variabel pelayanan seperti keramahan petugas, keamanan dan keselamatan serta kenyamanan. Sementara untuk Service Delivery adalah ketersediaan armada dan ketepatan waktu, dimana tujuannya adalah untuk memberikan standarisasi pelayananan kepada pengguna jasa moda transportasi di bandara
“Tahun ini kami menyiapkan 30 unit bus baru yang merupakan tahap pertama untuk peremajaan bus yang sebelumnya. Sampai akhir tahun 2017 nanti akan dilakukan peremajaan sebanyak 100 unit bus di Bandara Soekarno Hatta ini”, kata Direktur Keselamatan dan Pelayanan Perum Damri, Gede Pasek Swardika.
Kerjasama Angkasa Pura II dan Damri
Bus tersebut dilengkapi berbagai fasilitas seperti wifi, TV, Audio-Video dan GPS. Selain itu untuk mendukung Program Bus Berkeselamatan, didalamnya juga dilengkapi fasilitas pemadam kebakaran, palu pemecah kaca, perlengkapan P3K dan perlengkapan penunjangan keselamatan lainnya.(id)