JAKARTA (indotelko) – PT Indosat Tbk (Indosat) menyakini aksi meremajakan sekitar 25 ribu Base Transceiver Station (BTS) hingga akhir tahun ini akan berujung pada penghematan di tahun-tahun mendatang.
“Secara logika jika menggunakan teknologi baru tentu ada penghematan. Mungkin tidak dari sisi belanja modal tetapi kuantitas yang didapat. Artinya dengan belanja modal yang nyaris sama, kami bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar,” ungkap Group Head Technology Planning Infrastructure Indosat Yune Marketatmo di Jakarta, Senin (11/2).
Dijelaskannya, peremajaan BTS yang dimiliki perseroan sudah menggunakan teknologi terbaru, bahkan siap menjajal teknologi Long Term Evolution (LTE). “Kita tinggal pasang software define radio (SDR). LTE kan hampir 70% di software,” jelasnya.
Sedangkan dari sisi penghematan lainnya dengan menggunakan BTS baru adalah lebih hemat energi, mudah dirawat, jangkauan lebih luas, dan dari sisi harga itu bisa lebih murah 25 hingga 50 persen dibanding membeli BTS dengan standar lama.
Diungkapkannya, salah satu prioritas perseroan adalah meremajakan BTS di frekuensi 900 MHz agar bisa menunjang teknologi 3G seiring telah didapatnya izin menjalankan netral teknologi di spectrum itu pada tahun lalu.
“Kita percaya menjalankan 3G di 900 MHz ini akan meningkatkan jangkauan layanan sehingga juga menaikkan pangsa pasar data perseroan nantinya. Tahun ini kita siapkan belanja modal sekitar Rp 8 triliun,” katanya.
Dikatakannya, tantangan yang dihadapi perseroan mengembangkan 3G di 900 MHz adalah ekosistem yang belum matang karena keterbatasan perangkat di konsumen dan kebiasaan konsumen yang masih mengandalkan 2G untuk akses data. “Kami sering dikeluhkan akses data susah, ketika dicek ternyata handset konsumen masih di-setting di 2G, padahal kita kan agresifnya di 3G. Edukasi ini yang harus dimasifkan,” jelasnya.
Sebelumnya, pada tahun lalu Research Analyst Credit Suisse Colin McCallum memprediksi pangsa pasar jasa data Indosat bisa meningkat jika berhasil mengoptimalkan teknologi 3G di rentang frekuensi 900 MHz.
Menurutnya, dengan mengutilisasi frekuensi 900 MHz untuk teknologgi 3G, Indosat bisa mengancam dominasi Telkomsel di area yang dikuasai oleh penguasa seluler tersebut. Saat ini Indosat menguasai pangsa pendapatan pasar 17.9%, sedangkan Telkomsel 52.8%
Indosat pun diperkirakan bisa mendapatkan penghematan dalam tiga tahun setelah 3G di 900 MHz dikomersialkan dari sisi investasi senilai satu miliar dollar AS.
“Jika melihat penghematan yang bisa kami lakukan terutama dari sisi konsumsi listrik, bisa saja angka-angka itu benar adanya,” katanya.
Sementara itu, Group Head Network Quality & Surveillance Group Network Directorate Indosat Mirza Helmi mengungkapkan, modernisasi jaringan untuk di Jabotabek, Bali, dan Nusa Tenggara diperkirakan selesai pada April 2013 dan segera bisa dikomersialkan.“Untuk daerah berikutnya kita melihat potensi pasarnya,” katanya.(ct)