JAKARTA (IndoTelko) – Uang elektronik milik Indosat, Dompetku, berpeluang bergentayangan di portal-portal e-commerce papan atas tak lama lagi.
Pasalnya, induk usaha dari Indosat, Ooredoo, dalam rilis resminya beberapa hari lalu mengumumkan kerjasamanya dengan salah satu inkubator startup terbesar di dunia, Rocket Internet, untuk mengembangkan bisnis e-commerce di Asia.
Ooredoo dan Rocket Internet akan membuat perusahaan patungan dengan nama Asia Internet Holding untuk menggarap pasar Asia.
Asia Internet Holding nantinya akan beroperasi di 15 negara seperti Pakistan, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Australia. Perusahaan ini akan bermain mulai dari online retail, marketplace, hingga payment services.
Rocket Internet sendiri beroperasi di 50 negara dengan 75 portal yang dibinanya. Beberapa portal yang berhasil dibina selama ini Daraz.pk, Lamudi.com, Carmudi.com, Kaymu.com, Pricepanda.com, dan EasyTaxi.com.
Salah satu yang menjadi bidikan adalah Indonesia dimana pasar e-commerce berada di posisi nomor dua setelah Tiongkok. Ooredoo memiliki kekuatan di Indonesia melalui Indosat yang memiliki 60 juta pengguna.
Kabarnya, perusahaan patungan ini akan beroperasi di kuartal kedua tahun ini tergantung persetujuan dari masing-masing negara wilayah operasi.
“Rocket Internet memiliki beberapa portal e-commerce yang sudah beroperasi di Indonesia seperti Zalora, Food panda, dan Lazada. Kerjasama Ooredoo dengan Rocket Internet tentu akan kami optimalkan,”ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli kepada IndoTelko, kemarin.
Diungkapkannya, perseroan tengah melakukan mapping langkah yang bisa langsung dikerjakan dan akan digarap dengan Rocket Internet di Indonesia. “Salah satu yang bisa digarap tentu mobile payment dengan Dompetku. Kami ingin terus memperbesar ekosistem layanan uang elektronik ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dompetku juga tengah menjajaki menjadi alat pembayaran untuk portal besutan XL dan SK Planet, elevenia. Dompetku sudah memiliki satu juta pengguna terdaftar, tetapi yang aktif bertransaksi baru sekitar 200 ribu nomor.(id)