JAKARTA (IndoTelko) – Telkom tak sendirian lagi dari operator telekomunikasi yang bermain di layanan remitansi internasional.
Diam-diam, Indosat tengah mempersiapkan layanan pengirman uang (remitansi) melalui produk uang elektronik Dompetku.
“Kami baru saja bekerjasama dengan HomeSend untuk remitansi melalui Dompetku,” ungkap Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli, belum lama ini.
HomeSend adalah perusahaan patungan antara MasterCard, eServGlobal, dan BICS. Melalui platform Dompetku milik Indosat, pengguna dapat dengan aman mengirim dan menerima dana di seluruh jaringan mobile money terbesar di Indonesia.
HomeSend juga akan menjadi penyedia remittance internasional pertama untuk memberikan pengguna akses ke Dompetku di 24 ribu lokasi.
Layanan HomeSend memungkinkan konsumen untuk mengirim uang ke dan dari rekening ponsel, kartu pembayaran, rekening bank atau kantor kas, terlepas dari lokasi pengirim atau penerima.
Group Head Digital Business & Commercial Development Indosat Tauseef Riaz mengaku untuk remitansi domestik sudah siap dijalankan perseroan. “Kita masih butuh klarifikasi dulu dari regulator. Untuk pengiriman domestik, Dompetku sudah siap,” katanya.
Saat ini Dompetku memiliki sekitar 980 ribu pengguna terdaftar dimana ada sekitar 30 ribu transaksi per hari dilayani. Indosat terus memoles fitur-fitur yang dimiliki layanan e-money ini. Terakhir menggandeng asuransi Adira untuk perlindungan kecelakaan.
Sekadar diketahui, The International Fund of Agricultural Development (IFAD) memperkirakan bahwa 6,5 juta orang Indonesia akan mengirimkan dana untuk keluarga atau teman-teman ke rumah di 2014. Bank Dunia memperkirakan bahwa total US$ 7,5 miliar pembayaran remitansi akan dibuat Indonesia tahun ini.
Besarnya potensi tersebut menjadikan Telkom tergiur mencicipi kue remitansi. Operator pelat merah ini telah menjalankan bisnis remitansi di Hong Kong dan Taiwan. Sebentar lagi kabarnya produk Delima Telkom yang melayani remitansi akan bermain di Malaysia.
Masuknya Indosat ke pasar remitansi bisa saja mengubah peta persaingan khususnya yang digarap operator telekomunikasi mengingat secara grup usaha, Ooredoo, sudah memiliki sekitar satu juta pengguna uang elektronik. Belum lagi wilayah operasinya yang kebetulan banyak Warga Negara Indonesia di luar negeri.(id)