JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia akan menjajal teknologi 4,5G di ajang Asian Games ke-18 mendatang.
Hal itu tersirat dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke kantor Research and Development Huawei di Hangzhou pada Minggu (4/9).
Dalam kunjungan ini, Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif.
Tiba di kantor Huawei, Presiden disambut oleh Pimpinan Huawei Technologies Sun Yafang dan jajaran pimpinan Huawei lainnya. “Tiga hal yang dibahas dalam pertemuan itu, yakni masalah Asian Games, kerjasama untuk pelatihan bidang pelatihan vokasional di R&D Huawei dan smart city,” ujar Retno dalam rilisnya, kemarin.
Untuk pembahasan tentang kerjasama Asian Games yang akan dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2018, Indonesia berharap teknologi 4.5G dapat diimplementasikan di Jakarta dan Palembang. “Untuk detilnya, Pak Rudi (menkominfo) akan membahasnya besok di Kantor Pusat Huawei di Shenzhen,” tambah Retno.
Retno juga memberikan gambaran betapa kuatnya Huawei dalam research and development (penelitian dan pengembangan) dimana dari 17 ribu pegawai yang dimiliki Huawei yang tersebar di 179 negara, 79 ribu pegawainya terkait dengan penelitian dan pengembangan. “Dari persentase pegawainya, Huawei ini sangat kuat di reseach and development-nya,” ucap Retno.
Dikatakannya, bila kita berbicara tentang G20 terkait dengan tiga pilar, yakni inovasi, revolusi industri baru dan ekonomi digital. “Dari semua tiga pilar ini ada satu roh yang memang harus kita perkuat yaitu research and development,” ujar Retno.
Untuk itulah di dalam pertemuan itu, pemerintah ingin perkuat kerjasama dengan Huawei di bidang research and development. “Agar anak-anak Indonesia yang memiliki talenta yang tinggi, dapat memiliki kesempatan dididik di R&D mereka yang tersebar di Tiongkok, Amerika dan Eropa,” ujar Retno.
Kerjasama lainnya yang akan dikembangkan dengan Huawei adalah penguatan smart city. “Karena Bandung sudah kerjasama dengan Huawei untuk Safe City,” ujar Retno.
Huawei merupakan perusahaan telepon pintar terbesar ketiga di dunia setelah Samsung dan Apple. Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Chairwoman Huawei Technologies Ms. Sun Yafang dan membahas berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan antara Indonesia dan Huawei.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kemungkinan kerja sama dengan Huawei adalah di bidang pendidikan kejuruan di Research Centers yang dimiliki Huawei baik yang ada di Tiongkok maupun di Eropa dan Amerika Serikat.
"Huawei juga sudah memiliki kerja sama dengan enam universitas besar di Indonesia untuk alih teknologi," ujar Retno.
Sekadar diketahui, dalam survei PBB tahun 2016 tentang perkembangan e-government di seluruh dunia menempatkan Indonesia pada urutan ke 116 dari 192 negara, posisi 135 sampai dengan 192 diisi sebagian besar oleh negara – negara Afrika.
Posisi ini jauh di bawah Singapura, Thailand, Brunei, Malaysia, dan Vietnam. Di Asia Tenggara, Indonesia setara dengan Kamboja dan Laos, di atas Timor Leste. Secara umum skor Indnoesia hanya 0.420 di bawah rata-rata dunia 0.49.
Artinya Indonesia hanya di atas Least Developed Countries yaitu Myanmar , Kamboja, dan Laos . Vietnam yang semula juga negara LDC sudah mampu melewati Indonesia tanpa harus mengadopsi teknologi 4G.(wn)