KALIANDA (IndoTelko) – Berada di ujung selatan Pulau Sumatera, Propinsi Lampung merupakan pintu masuk dan gerbang utama ke Pulau Sumatera apabila di tempuh lewat darat dari pulau Jawa.
Kawasan Kabupaten Lampung Selatan adalah daerah pertama yang akan di lewati oleh para pelancong atau pun masyarakat yang hendak ke kota-kota lain di Pulau Sumatera.
Sebutan sebagai Serambi Sumatera sangat pas disematkan pada Propinsi Lampung atau tepatnya Kabupaten Lampung Selatan yang beribukota Kalianda ini. Letak geografis ini menjadi nilai lebih kawasan ini untuk lebih maju lagi. Setidaknya ribuan orang keluar masuk kawasan ini via pelabuhan Merak dan Bakauheni setiap harinya.
Wajar apabila Lampung Selatan dan Bandar Lampung menjadi dua kabupaten dan Kotamadya yang dilirik para operator seluler dalam menyediakan dan meningkatkan layanannya. Jaringan 4G menjadi prioritas bagi lima operator penyedia layanan telekomunikasi untuk menancapkan dan memaksimalkan teknologi mutakhir yang jadi nilai jualnya, Broadband via jalur 4G/LTE.
Indosat, Telkomsel, Tri, Smartfren, dan XL, kelimanya sudah menyuguhkan layanan 4G di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung. Bahkan beberapa operator sudah hadir di setiap ibukota kabupaten di propinsi yang dikenal pula sebagai Sai Bumi Ruwa Jurai alias satu bumi dua suku.
Menjangkau Perbatasan
XL dan Telkomsel. Dua operator yang konsisten dan serius menebar BTS 4G nya di kawasan yang kadang bisa jadi tidak menguntungkan secara ekonomi namun strategis secara wilayah lantaran merupakan wilayah perbatasan antar pulau.
Bahkan Telkomsel boleh dibilang lebih gila lagi. Operator plat merah dengan semboyan paling Indonesia ini justru kerap menancapkan BTS nya di wilayah perbatasan dengan negara yang jelas-jelas sama sekali tidak ada penduduk atau potensi pelanggan.
Kawasan Mamuju di perbatasan NTT dan Timor Leste misalnya. Di sini Telkomsel mempertegas komitmennya untuk melayani masyarakat dan menjaga kedaulatan RI dengan menebar sinyalnya. Dipastikan pengguna potensial layanan ini di kawasan tersebut hanyalah para TNI pejaga perbatasan. Nampaknya hal ini bukan masalah.
Menurut Alex J Sinaga, Direktur Telkom yang kala itu menjabat sebagai Direktur Telkomsel, penjaga perbatasan yang merupakan penjaga kedaulatan wilayah NKRI juga butuh akses telekomunikasi. “Penjaga keamanan itu kan punya keluarga. Mereka butuh berkomunikasi dengan keluarganya,” katanya.
Hal ini dipertegas Direktur Telkomsel Ririek Adriansyah. Menurutnya Telkomsel mempertegas komitmen untuk melayani masyarakat Indonesia dengan layanan mobile broadband yang berkualitas setara dengan kota besar. “Pembangunan secara agresif terus dilakukan dengan melebarkan jangkauan layanan 4G LTE ke berbagai wilayah hingga destinasi wisata dan perbatasan negara,” tegasnya.
Sejauh apa kekuatan jaringan telekomunikasi akses data khususnya jalur LTE/broadband di kawasan perbatasan pulau dan perbatasan wilayah NKRI yang disuguhkan para operator telekomunikasi?
Hingga tiga bulan kedepan, Tim IndoTelko berkesempatan melakukan uji kekuatan jaringan di beberapa wilayah paling luar Indonesia, hingga perbatasan negara. Propinsi Lampung khususnya Lampung Selatan menjadi titik uji pertama yang kami kujungi.
Selanjutnya wilayah Sumatera paling utara hingga Kota Sabang di Pulau Weh Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, di Titik Nol kilometer. Termasuk wilayah Atambua titik ujung perbatasan dengan Negara Timor Leste. Nantikan hasil ujinya. (sg)