SABANG (IndoTelko) – Pertumbuhan ekonomi Sabang sebagai satu-satunya kota yang berada di Pulau We dan sekaligus sebagai ibukota Kotamadya Sabang terlihat dan bisa diukur dari aktifitas penyeberangan di pelabuhan lautnya. Penyeberangan dari Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh dan Pelabuhan Balohan, Sabang.
Ada dua moda transportasi yang akan mengantar para penumpang via jalur laut ini. Pertama kapal cepat yang hanya mengangkut penumpang, dan kedua kapal ferry yang bisa menampung kendaraan termasuk kendaraan roda 4. Sayangnya daya angkut kapal ferry tersebut pun terbatas. Ini salah satu penyebab pergerakan ekonomi di Sabang tidak secepat kota-kota lainnya di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Padahal kota ini pun sudah memiliki Bandar udara bernama Maimun Saleh yang juga merupakan Pangkalan Angkatan Udara Republik Indonesia. Sayangnya jadwal pesawat yang mendarat di bandara ini pun masih sangat terbatas. Belum bisa melayani penerbangan setiap hari.
Ini kesempatan kedua Tim IndoTelko berkunjung ke kota/pulau yang meliputi 2 kecamatan dan dihuni oleh penduduk sebanyak 60 ribu jiwa ini. Perjalanan pertama kami lakukan dua tahun lalu tepatnya 5 Mei 2015. Terkait angkutan massal tadi, hampir tidak ada perubahan. Paling banter jadwal penyeberangan kapal saja yang sedikit berubah.
Kapasitas angkut kapal ferry sendiri masih terbatas. Hal ini yang membuat tim Indotelko memilih menyeberang menggunakan kapal cepat. Pasalnya, membawa kendaraan via ferry membutuhkan waktu yang tidak menentu, tergantung jumlah antrian kendaraan yang hendak menyeberang.
Infrastruktur telekomunikasi
Perubahan sangat terasa bila kita membicarakan jaringan telekomunikasi. Kalau dua tahun lalu, seluruh operator seluler masih mengandalkan 3G dan 3,5G nya. Hanya Smartfren yang sudah menawarkan jaringan 4G. Sinyal yang ditangkap pun turun naik bahkan kerap hilang. Kini tidak.
Jaringan 4G kali ini bukan saja milik Smartfren, namun sudah mampu diberikan oleh Tri, Telkomsel, dan XL. Meskipun keberadaan sinyal 4G masing-masing operator tersebut kerap berbeda apabila kami berpindah tempat.
Seperti biasa, untuk memastikan keberadaan jaringan telekomunikasi khususnya 4G dan kekuatan akses datanya, kami melakukan pengukuran kekuatan download dan upload masing-masing operator. Ada lima perangkat ponsel dan 1 modem Smartfren yang kami gunakan untuk proses uji jaringan kali ini. Kelima ponsel terdiri dari iPhone 7 Plus, Huawei P9 Lite, Lenovo P2 Turbo, Sony Xperia Z3, Asus Zenfone 3, dan Modem Andromax M3Y. Sedangkan aplikasi penguji yang kami gunakan terdiri dari SpeedTest, Sensorly, dan nPerf.
Proses uji jaringan ini kami lakukan pada dua waktu yang berbeda khususnya untuk titik uji Pelabuhan Ulee Lheue. Waktu pengujian pertama adalah pada Selasa, 8 Agustus 2017 pukul 17.50 wib dan pengujian kedua di lokasi yang sama pada Rabu, 9 Agustus 2017 pukul 09.45 wib hingga kapal merapat di Pelabuhan Balohan.
Jaringan 4G
Pengukuran jaringan yang pertama di Pelabuhan Ulee Lheue menunjukkan fakta bahwa hanya Smartfren, Tri, dan Telkomsel saja yang menebar sinyal 4G nya pada pukul 17.50 wib tersebut. Angka unduh masing-masing operator ini adalah 4,64 Mbps untuk smartfren, 3,75 Mbps untuk Tri, dan 64,41 Mbps milik Telkomsel.
Sedangkan dua operator lainnya yakni Indosat dan XL cuma bisa memberikan denyut sinyal HSPA dan HSDPA. Kekuatan masing-masing operator untuk daya downloadnya sebesar Indosat 1,81 Mbps dan XL di angka 3,42 Mbps.
Hasil yang berbeda kami dapatkan kala melakukan hal yang sama pada 9 Agustus pukul 09.45 wib. Cuma Smartfren dan Telkomsel saja yang sudah 4G. Kekuatan unduh Smartfren pagi itu adalah 5,36 Mbps, dan daya sedot data milik Telkomsel mencapai 26,45 Mbps.
Sementara sinyal HSDPA dan HSPA milik Indosat, Tri, dan XL memberikan kekuatan unduh masing-masing sebesar 2,56 Mbps, 7,16 Mbps untuk Tri dengan HSPA+ nya, dan 2,44 Mbps XL.
Tangkapan sinyal di tengah laut
Perjalanan dari pelabuhan Ulee Lheue menuju Balohan Sabang membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Saat separuh perjalanan kami lewati, indikator sinyal lima operator masih bisa terlihat. Bahkan khusus XL dan Telkomsel menunjukkan indikator 4G hingga 10 menit lagi kapal merapat di pelabuhan Balohan.
Menurut kapten kapal, Surya yang kami jumpai di ruang kemudi, sinyal ponsel yang ia gunakan nyaris tidak pernah blank spot kala menyeberang ke Sabang. “Sekarang sinyal ponsel saya selalu aktif sampai ke seberang,” katanya. Diakuinya, pernah sekali sinyal hilang, namun hanya dalam hitungan menit dan muncul kembali. Dikatakannya, hampir 100 persen awak kapalnya menggunakan simcard milik Telkomsel. “Ini yang populer dan sinyalnya stabil di Sabang,” tegasnya.
Fakta yang dikatakan kapten kapal tersebut terbukti dengan hasil uji jaringan selama kapal berlayar menuju Sabang. Meski hanya satu operator saja yang sinyalnya manteng terus yakni Telkomsel di indikator 3G, para penumpang cukup happy lantaran komunikasi khususnya sosmed tidak terputus. Seperti yang dikatakan Arifin, penumpang yang ikut dalam kapal yang kami tumpangi. Dikatakannya, saat ini jaringan teleponnya sama sekali tidak pernah terputus. "Saya bisa WA dan telepon walau ada di tengah laut," katanya sambil menunjukkan sinyal operator Telkomsel di ponselnya.
Tepat 5 menit saat kapal merapat di pelabuhan Balohan, kami berkesempatan lagi mengukur akses unduh data masing-masing operator. Hasilnya cukup mengejutkan. Hanya jaringan Telkomsel dan XL saja yang tertangkap indikator 4G. Indosat cuma memberikan jaringan EDGE sementara Tri dan Smartfren sama sekali tidak memberikan sinyal.
Kekuatan unduh Telkomsel dan dan XL sama-sama moncer. Masing-masing diangka 44,52 Mbps dan 28,10 Mbps. Sedangkan daya uploadnya di angka 14,48 Mbps dan 16,23 Mbps.
Secara umum hasil uji jaringan di titik uji Balohan berjalan baik. Sesuai fakta harusnya sinyal 4G yang bisa ditangkap di pintu masuk Sabang ini bukan saja milik Telkomsel dan XL, namun juga milik Smartfren. Apalagi Smartfren adalah operator pertama yang menggelar 4G di Sabang. Dugaan kami saat proses uji dilakukan di sini, kondisi jaringan Smarften sedang mengalami kendala. (sg)
Berikut video proses uji jaringan di penyeberangan Banda Aceh-Sabang :