MEDAN (IndoTelko) – Dua destinasi sejarah dan religi yang ada di kota Medan ini layak kita kunjungi. Istana Maimun dan Masjid Raya Medan alias Masjid Raya Al Mashun. Kedua tempat ini berdekatan dan memiliki cerita masing-masing namun saling terkait.
Tak jauh dari pintu gerbang utama Istana Maimun terdapat masjid Raya Medan. Bahkan konon ada terowongan yang tembus dari istana hingga ke masjid. Sayangnya Tim IndoTelko Group belum berkesempatan melongok lorong penghubung tersebut.
Istana Maimun merupakan istana dan tempat tinggal raja-raja Deli Serdang yang hingga kini masih ada keluarga dan keturunannya. Di bagian belakang istana terdapat rumah-rumah yang dihuni para keluarga istana.
Banyak wisatawan berkunjung ke istana ini. Keingintahuan sejarah akan kerajaan di Sumatera Utara khususnya Medan ini sangat besar, termasuk wisatawan mancanegara misalkan saja Malaysia.
Tiket masuk ke istana ini sebesar Rp. 5 ribu. Sayangnya tak banyak yang bisa dilihat dan menjadi saksi sejarah kebesaran Istana Maimun ini termasuk yang menyangkut kehidupan sang raja-raja dari generasi ke generasi.
Hanya takhta raja, tempat tidur putri, dan berbagai foto-foto raja dari generasi ke generasi. Boleh dibilang, sejarah yang sangat membekas dan nampak jelas hanyalah bangunan istana berwarna kuning yang berdiri megah.
Saat ini Kesultanan Deli dipimpin oleh Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamanjiji Perkasa Alam atau Tuanku Aji. Pemuda kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 17 Agustus 1997 ini merupakan Sultan Deli ke-14 yang memerintah sejak 22 Juli 2005.
Mengingat Sultan ini belum akil baligh menurut ajaran Islam, tampuk kepemimpinan sementara di pegang oleh paman ayahnya, Tengku Hamdy Osman Delikhan Al Haj gelar Tengku Raja Muda Deli.
Tuanku Aji adalah Sultan Deli termuda dalam sejarah. Sebelumnya yang menyandang sultan termuda adalah Ma'moen Al Rasyid (1873-1924) yang diangkat saat berusia 15 tahun.
MASJID Raya Medan atau Masjid Raya Al Mashun di bangun di era Kesultanan Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam. Beliau memulai pembangunan masjid ini pada 21 Agustus 1906 dan secara keseluruhan pembangunannya rampung pada tanggal 10 September 1909. Hal ini ditandai dengan digunakan masjid ini untuk pelaksanaan sholat Jum’at .
Menurut data dalam sejarah, keseluruhan pembangunan masjid ini menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun masjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun.
Keseluruhan biaya pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, meski menurut sejarahnya, Tjong A Fie, tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa yang sezaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyid turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.
Akses Broadband
Sebagai destinasi wisata, selayaknya para operator menyuguhkan layanan maksimal di dua kawasan ini. Apalagi letak kedua destinasi wisata ini adalah di tengah-tengah kota Medan.
Sangat memuaskan kondisi jaringan di kawasan ini. Lima operator Indosat, Smartfren, Telkomsel, Tri, dan Smartfren sudah menyuguhkan layanan 4G. Kelimanya menunjukkan indikator sinyal 4G di layar ponsel.
Rasa penasaran kami untuk menguji kekuatan jaringan kelimanya membuat kami bergegas mempersiapkan “senjata” uji. Proses uji di kawasan ini kami lakukan pada Selasa, 15 Agustus 2017 pukul 11.00 Wib hingga 13.30 wib.
Seperti biasa, ponsel yang kami gunakan antara lain iPhone 7 Plus, Huawei P9 Lite, Lenovo P2 Turbo, Sony Xperia Z3, Asus Zenfone 3, dan Modem Andromax M3Y. Sedangkan aplikasi penguji yang kami gunakan terdiri dari SpeedTest, Sensorly, dan nPerf.
Kekuatan jaringan paling stabil dan kencang terlihat di layar ponsel Telkomsel. Operator ini punya kekuatan unduh mencapai angka 37,27 Mbps dan daya uploadnya di kisaran 29,62 Mbps.
Kecepatan unduh kedua adalah milik Tri. Boleh jadi kedigdayaan Tri ini lantaran jumlah pelanggan yang masih jauh di bawah tiga besar operator yakni Telkomsel, Indosat, dan XL. Daya unduh Tri mencapai angka 29,64 Mbps dan 13,26 Mbps
Sementara jaringan XL punya kecepatan di posisi ketiga dengan angka unduh super cepatnya di angka 21,00 Mbps dan daya uploadnya 11,12 Mbps. Saat digunakan untuk berselancar dan menonton video di Youtube, tidak ada kendala berarti. Berjalan lancar dan tanpa ada bufering.
Indosat berada di posisi tercepat keempat. Daya unduh broadband Indosat ada di angka 13,81 Mbps dan upload pada angka 2,80 Mbps.
Di posisi kelima adalah Smartfren. Operator yang sempat berjaya dengan jaringan CDMA nya ini punya kekuatan unduh sebesar 7,54 Mbps dan daya upload pada angka 7,51.
Kesimpulan dari kondisi jaringan seluruh operator di kawasan ini, bahwasannya kelima operator sudah cukup maksimal dalam menebar jaringan broadband nya di sini. Hampir tidak ada kendala jaringan sama sekali saat proses uji coba kekuatan jaringan milik kelimanya.(sg)
Ini Video keindahan Istana Maimun dan Masjid Raya Medan sekaligus hasil ukur kekuatan jaringannya :