JAKARTA (IndoTelko) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) pada tahun ini mengambil langkah lumayan berani dalam pengembangan layanan yakni ikut membangun infrastuktur jaringan melalui program Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Service Obligation (USO).
Proses pembangunan jaringan telekomunikasi tersebut saat ini sedang dilakukan secara bersamaan di 4 provinsi, dan diharapkan akan selesai selambatnya sebelum akhir tahun 2017 nanti. Jaringan tersebut mencakup 40 titik lokasi Base Transceiver Station (BTS) yang hampir semuanya berlokasi di daerah terpencil.
“Kami ikut program USO karena konsep yang ditawarkan pemerintah sekarang lebih bagus. Ada kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan operator. Dari sisi beban untuk membangun jaringannya tak mahal,” ungkap Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, pekan lalu.
Dicontohkannya, kolaborasi membangun jaringan tak semua diserahkan ke operator. Ada pekerjaan yang dikerjakan oleh pemerintah pusat dan daerah seperti akuisisi site, listrik, menara, dan sejumlah pekerjaan sipil lainnya. Operator pun dibebaskan menentukan pilihan daerah yang diambil untuk dibangun.
“Jadi, modal kita peralatan, transmisi dan lainnya. Dengan bebas pilih daerah kita tinggal cari yang dekat dengan transmisi tersedia,” katanya.
Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan Bin Ahmad Tajudin menambahkan, dalam ikut di proyek USO, perseroan sudah melakukan perhitungan yang matang. “Kita memang tengah agresif juga mengembangkan jaringan ke luar Jawa. Jadi, semua ini masuk dalam perhitungan. Hingga Sembilan bulan pertama 2017, pertumbuhan pendapatan XL di luar Jawa, Bali, Lombok mencapai 49%. Tahun depan alokasi belanja modal kita akan lebih besar untuk luar Jawa,” pungkasnya.
Ada pun lokasi pembangunan 40 titik jaringan telekomunikasi melalui program USO yang dilakukan oleh XL Axiata terdiri dari Provinsi Kalimantan Barat, yang meliputi Kab. Ketapang, Kab. Bengkayang, Kab. Sambas, Kab, Sanggau, Kab. Landak, dan Kab. Kayong Utara. Selanjutnya di Kalimantan Selatan, yaitu di Kab. Tabalong. Di Nusa Tenggara Barat, meliputi Kab. Sumbawa, Kab. Sumbawa Barat, dan Kab. Bima. Serta, di Sulawesi Tenggara meliputi Kab. Konawe Kepulauan.
XL Axiata melaksanakan proyek pembangunan infrastruktur jaringan melalui program USO tersebut berdasarkan penunjukkan dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Asal tahu saja, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) mengaku per Agustus 2017 telah terdapat 249 BTS 3T yang sudah on air.
BTS 3T adalah infrastruktur telekomunikasi yang disediakan di wilayah terdepan, terluar, tertinggal. (Baca: BTS 3T)
Selama ini untuk BTS 3T identik dengan Telkomsel yang melakukan pembangunan hasil kolaborasi dengan BP3TI.(id)