BATAM (IndoTelko) – Kesempatan berkunjung ke Pulau Batam tak kami sia-siakan untuk sejenak melongok aktivitas di pasar Mangrove Batam serta kota Batam dan sekitarnya.
Hari pertama kami berada di Batam, Tim IndoTelko langsung menuju ke destinasi digital. Ini menjadi destinasi utama yang wajib kami singgahi untuk melihat satu dari tujuh destinasi percontohan yang diluncurkan kementerian pariwisata bersama generasi pesona Indonesia alias GENPI.
Destinasi wisata pasar mangrove ini berada di daerah Nongsa Batam. Tepatya di belakang makam, masuk kawasan wisata kampong terih.
Awalnya kawasan ini kurang begitu terawat sebagai destinasi wisata. Setelah mendapat sentuhan dari Generasi Pesona Indonesia (GENPI) Batam dan Penjelajah Alam Kepri (PARI), denyut sebagai kawasan destinasi wisata kembali bangkit.
“Kami di tantang oleh kemenpar untuk membuka kawasan ini jadi destinasi digital. Akan di publish minggu depannya. Kami pun kebut menyiapkan segalanya,” kata Yosse, salah satu pengurus Genpi Batam & Kepri sekaligus pengelola Pasar Mangrove ini.
Berbagai spot selfie disediakan di kawasan ini, seperti platar mangrove sepanjang 100 meter dengan hiasan payung, topi, lampion dan berbagai tulisan di kayu dengan kalimat-kalimat unik, nyeleneh dan lucu. Seperti "awas ada mantan", " Merajut cinta terlarang", "Move on" dan masih banyak lainnya.
Keindahan destinasi ini semakin lengkap dengan adanya sunset di sore hari menjelang malam. Ini alasan kami berkunjung ke kawasan ini menjelang terbenamnya matahari. Keindahan sunset yang tenggelam bak ditelan laut menjadi bonus bagi para wisatawan yang ingin bertahan hingga sore atau malam hari.
Infrastruktur
Keberadaan destinasi wisata tidak serta merta muncul begitu saja. Dukungan berbagai pihak dan ketersediaan infrastruktur menjadi kunci utama dari sebuah destinasi wisata khususnya destinasi wisata digital.
Beruntung jalan menuju destinasi Pasar Mangrove ini sudah di balut oleh cor-coran semen. Sehingga saat musim hujan pun tidak ada kendala untuk mencapai kawasan yang banyak menyediakan spor-spot selfie.
Selain infrastruktur jalan dan fasilitas pendukung kawasan wisata ini dalam bentuk fisik, dukungan jalur telekomunikasi pun mesti menjadi kebutuhan utama. Apalagi sebagai destinasi digital. Bak sayur tanpa garam apabila sebuah kawasan destinasi digital tak tercover jaringan telekomunikasi khususnya akses data. (Baca : Perlu Kolaborasi di Destinasi Digital)
Jaringan seluler
Seperti biasanya, kunjungan kami di setiap destinasi digital akan selalu dibarengi dengan pengecekan sekaligus pengujian sinyal. Pun di kawasan Pasar Mangrove ini. Hasilnya cukup memuaskan dari sisi ketersediaan sinyal. Lima ponsel dan lima operator yang kami bawa Indosat, Smartfren, Telkomsel, Tri, dan XL kelimanya sudah 4G. Indikator sinyal di 5 ponsel yang kami bawa, semuanya menunjukkan 4G.
Sayangnya, indikator-indikator sinyal kelima operator terlihat tidak begitu maksimal. Contohnya sinyal 4G milik Tri yang hanya menunjukkan 2 bar dan bahkan Telkomsel hanya 1 bar. Sementara tiga operator lainnya yakni Indosat, Smartfren, dan XL terlihat indikator sinyal yang maksimal full bar.
Sebagai informasi, ponsel yang kami gunakan dalam uji jaringan ini terdiri dari Lenovo P2 Turbo, Asus Zenfone 4 Max, Asus Zenfone 4 Max Pro, Huawei Nova 2i, iphone 7 plus, dan modem Andromax M3Y. Sedangkan mesin uji yang digunakan adalah Speed Test.
Hasil uji
Setelah memastikan semua jaringan 4G tertangkap dengan stabil, kami pun mulai melakukan uji kecepatan jaringan. Aplikasi yang kami gunakan hanya Speedtest, yang sangat simpel dan mudah serta tidak membutuhkan waktu lama dari test pertama, kedua, dan selanjutnya.
Pengujian kami lakukan pada Sabtu, 28 April 2018 pukul 18.20 Wib. Persis saat fajar mulai meninggalkan bumi mangrove di Kampung Wisata Kampong Terih ini.
Tiga operator kelas atas menunjukkan sinyal yang stabil, meski hasil pengujian berbeda-beda baik kekuatan unduh ataupun upload. Indosat misalnya, opertor ini punya kekuatan unduh maksimal 5,13 Mbps dengan kecepatan uploadnya 3,40 Mbps, dengan Ping 52ms. Memutar video youtube dan mengupload foto ke sosial media tidak ada kendala, lancar jaya.
Begitu pula kekuatan dari Telkomsel. Kecepatan unduhnya tak jauh dengan Indosat. Telkomsel punya kekuatan unduh mencapai 5,96 Mbps, upload 4,02, dan ping 42ms. Sedangkan XL berkekuatan unduh 1,36 Mbps dan upload 3,89 Mbps serta ping 29 ms. Baik Telkomsel maupun XL sama-sama baik saat digunakan untuk nonton video di youtube atau pun berselancar keluar masuk situs berita baik detik, Kompas, dan juga IndoTelko.
Sementara itu dua operator lainnya yakni Smartfren dan Tri punya kekuatan yang berbeda. Bahkan terlihat jauh berbeda. Smartfren bisa dibilang sebagai operator tercepat dan terbaik di kawasan ini. Akses internet untuk kecepatan unduhnya mencapai 11,3 Mbps dan upload 14,1 Mbps dengan ping 39ms. Pun saat modem Andromax M3Y kami sharing ke 3 perangkat lain, seperti tidak ada pengaruhnya dengan kecepatan unduhnya.
Sedangkan sinyal Tri yang hanya 2 bar, juga tetap bisa digunakan untuk mengakses internet. Kecepatan maksimal kala kami uji mendapai angka unduh 1,60 Mbps dan upload 0,51 Mbps dengan ping 28ms.
Pengelola kawasan wisata Pasar Mangrove ini berharap mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait untuk lebih memajukan destinasi digital ini. Sudah cukup dikenal lewat sosial media baik sosmed Pasar Mangrove sendiri atau pun sosmed-sosmed pengunjung yang pernah singgah serta selfie di sini.
Ketersediaan jaringan WiFi atau hotspot-hotspot internet sangat dinantikan oleh pihak pengelola untuk lebih melengkapi infrastruktur lainnya, sehingga Pasar Mangrove sebagai destinasi digital benar adanya. Ada spot selfie, pasat kuliner, keindahan alam, serta jaringan internet lewat hostpot WiFi yang bila dimungkinkan gratis. (sg)